❄❄❄
"Selama satu minggu ini aku selalu menunggumu." Laki-laki itu menatap Natsu dalam, Natsu hanya dapat menundukkan wajahnya.
"Maaf, aku lupa." Pelan Natsu membalas. Laki-laki itu diam menatapnya.
Natsu menelan ludah, hari setelah Nishimura mengatakan hal itu kepadanya, membuat Natsu me-non aktifkan hal-hal yang justru harus dikerjakannya. Ia tidak buat PR, lupa janjinya dengan Yori tentang masalah rajutan, lupa membawa barang-barang Matsu.
Bahkan pada hari yang sama waktu itu, Natsu seharusnya menemui Kamura di taman belakang pada jam makan siang, namun dengan mudahnya Natsu melupakan hal yang seharusnya ia lakukan padahal masalahnya dengan Kamura belum terselesaikan.
Yang ada di pikirannya saat itu hanyalah Nishimura dan Karin.
Di tambah lagi, esoknya, saat Kamura kembali mengirimkan surat di loker atau secara langsung, Natsu hanya membacanya dan melupakannya. Begitu pula keesokan harinya dan berlanjut sampai sekarang.
"Kau bahkan tidak membaca surat di lokermu." Tampak raut kecewa di mata pria itu.
"Aku baca, tapi aku lupa isinya." Natsu cepat menanggapi. Pria itu terdiam lama lalu tersenyum. "tidak apa-apa kok," ia menepuk-nepuk pundak Natsu pelan, "Matsu sudah menceritakan semuanya, Oichi-chan dan Nishimura-san bertengkar lagi ya?"
"Kamura-kun ...." Natsu menatap Pria di hadapannya dengan tatapan tak percaya. Dia bukan tak percaya kalau Kamura tahu masalahnya, melainkan Natsu merasa tak percaya dengan Kamura yang begitu mudahnya memaafkan kesalahannya.
Kamura kembali tersenyum, "setidaknya kamu bisa cerita, aku siap selalu siap mendengarkanmu bercerita." Terlihat garis halus di pinggiran matanya saat tersenyum. Seketika dada Natsu terasa kembali tenang.
"Aku minta maaf, seharusnya hari itu aku menyelesaikan permasalahan kita, tapi ...."
"Sudahlah Oichi-chan," Kamura menghembuskan napas pelan sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana, menatap ke arah langit. "Kita tidak punya masalah sama sekali, kamu satu-satunya teman yang aku punya dan aku tidak ingin memperparah masalah kita."
Natsu terdiam, memerhatikan siluet tubuh Kamura dari samping.
"Kenapa diam?" Kamura menoleh, seketika Natsu menjadi salah tingkah, "Oichi-chan, senyum dong! Kita berteman lagi kan?"
Natsu berusaha mencerna perkataan Kamura barusan, dengan wajah yang memerah Natsu mengangguk pelan, Kamura tertawa kacil sambil mengacak-acak rambut Natsu.
"Oichi ...." panggilnya pelan.
"Hmm?"
"Kirimkan aku surat lagi dong! Kayak yang waktu itu!" Natsu terkesiap, dia baru teringat kalau dia pernah memberikan surat loker yang sama pada Kamura.
"Oh, itu ...," Natsu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "tapi Kamura, boleh aku bertanya satu hal?"
"Tanyakan saja!"
"Kenapa Kamu begitu mudah memaafkan? Maksudnya Kamura tadi langsung saja memaafkanku padahal ...." Natsu menatap Kamura tak yakin. Pria itu hanya tersenyum.
"Kau mau mendengar alasannya?" Tanyanya, Natsu menganggukkan kepala. Kamura terkekeh, "alasannya ... lusa Bu Yoshida minta tugas menulis puisi dikumpulkan, kau tahu kan aku mungkin mahir menghitung, tapi kalau menyusun kata-kata aku sangat payah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuki [TAMAT]
Teen FictionSetelah delapan tahun dihabiskan hanya untuk mengejar Nishimura Kaito, Natsu baru menyadari bahwa tindakannya tak lebih dari seorang gadis yang anarkis. Pertama, dia pikir dia akan mendapatkan cowok itu meski harus mengejar hingga ke Kyoto. Kedua, d...