Ai***

44 7 1
                                    

🍂🍁🍂

"Kamura-kun ...." Natsu menahan tangannya yang gemetar. Sudah tiga kali ia mencoba menelpon Kamura, namun tidak diangkat sama sekali, dan yang keempat ini baru ia mengangkatnya.

"Ada apa?" Terdengar suara yang sangat dingin.

"Kamu marah?" Natsu menggigit bibirnya, detak jantungnya kembali tak karuan. Lama Natsu menunggu jawaban dari Kamura yang terdiam. "Tidak!" jawabnya dengan suara yang lebih dingin.

Natsu menelan ludahnya, "jika kau marah aku..."

"Sudah kubilang tidak!" Potongnya cepat, Natsu mulai merasakan ketegangan pada tubuhnya.

"Kamura-kun, semalam kau kemana?" Kamura masih diam di seberang, Natsu melanjutkan, "semalaman aku memikirkanmu, aku merasa tidak enakkan denganmu."

"Jadi kau baru mengatakannya sekarang?" Natsu tersentak dengan jawaban Kamura yang begitu memukul dirinya.

"Kamura aku ...."

"Semalam aku menunggumu kembali menemuiku sampai jam setengah satu malam, dan kau tidak juga kembali. Oichi ...." terdengar suara yang amat sangat kecewa disana, Natsu mengatupkan mulutnya tak percaya.

"Aku kira kau pulang, kau menghilang begitu saja."

"Terserah kau saja." terdengar helaan napas yang begitu jelas dari Kamura.

Natsu menarik nafas panjang, mengatur detak jantungnya, "aku ingin mengajakmu ke Festival Tsukimi malam hari ini, aku ingin melunasi janjiku yang terbuang semalam."

Natsu menunggu jawaban dari Kamura yang diam begitu lama. Detak jantungnya semakin tak karuan, ia merasakan firasat-firasat yang buruk.

"Kamura-kun ...," panggil Natsu lagi pelan.

"Maaf, aku tidak bisa." Jawabnya, lalu memutus sambungan telepon. Natsu hanya terdiam mematung setelahnya, detak jantungnya mulai melemah dan terasa berhenti.

Untuk pertama kalinya Natsu mendengar suara Kamura yang begitu dingin. Kamura yang biasanya tersenyum, Kamura yang biasanya bersukap konyol kepadanya, sekarang rasanya begitu berjarak darinya.

Tanpa terasa air matanya yang hangat jatuh begitu saja, menghangatkan pipinya yang dingin karena angin musim gugur yang begitu membekukan.

Trtttt ... trttt ....

Suara ponselnya berbunyi lagi, dengan lemas Natsu mengangkatnya.

"Moshi-Moshi ... oh, Nishimura-kun ... Tsukimi? Malam ini? ... ehemm ... baiklah ... Konichiwa." Lalu sambungan telponnya terputus.

Entah mengapa tidak seperti biasanya, Natsu tidak bersemangat mengengkat telpon dari Nishimura tadi. Padahal pada akhirnya Nishimuralah yang mengajaknya ke Festival Menatap Bulan malam ini.

Nishimura mengajaknya pergi ke festival itu, festival yeng pertama kali mempertemukan mereka berdua dan yang pertama kali membuat Natsu merasakan getaran dalam dirinya.

Kembang api meledak di dalam hatinya, kupu-kupu berterbangan, salju mencair. Tapi entah mengapa air matanya justru mengalir lebih deras.

🍂🍁🍂

"Nishimura-kun!" Nastu melambaikan tangan dari kejauhan, malam ini memang terlihat tak banyak orang-orang yang melakukan Festival Tsukimi. Dan setelah sembilan tahun lamanya akhirnya Natsu dapat merayakannya lagi bersama orang itu, pria yang memotret bulan yang sama. Pria yang sekarang juga sedang melambaikan tangan ke arahnya, yang tubuhnya tertimpa sinar rembulan yang sama, dan juga tersenyum kepadanya.

Yuki [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang