Part 2 [Will]

63 10 0
                                    

ELLA'S POV

Hari ini aku akan pergi ke Indonesia untuk pertama kalinya, ya ke Jakarta lebih tepatnya. Kota kelahiran ibu asuhku, Hera. Aku tak menyangka kalau akhirnya aku ke Jakarta juga. Aku sangat senang dengan ini! Aku akan bersekolah disana, dan hidup disana. Aku harap bisa mendapatkan teman seperti teman-teman mama Hera yang sering diceritakannya. Aku harap aku juga bisa bertemu dengan teman-teman mama Hera yang ada di Indonesia sana.

Mama Hera adalah mama asuh yang baik sekali. Dia menyayangiku seperti halnya anak kandungnya sendiri. Dia memutuskan untuk mengadopsiku setelah mengetahui bahwa keluarga ibuku yang ada di disini menolakku.
Aku sudah mengenalnya selama 7 tahun, dia sangat baik sekali! Tidak seperti teman-teman mama Irma yang lain. Hera adalah teman Mama yang paling baik dan paling tulus menyayangiku. Padahal aku sering bertingkah, tapi dia memaklumiku dan tidak marah kepadaku.

Pertama kali aku bertemu dengannya itu saat dia datang ke rumahku untuk mengerjakan proyek tugas akhir kuliah bersama dengan mama dan papa, Tepat 7 tahun yang lalu. Saat itu aku baru berumur 6 tahun. Dan saat pertama kali melihatnya, aku merasa dia adalah orang baik dan menyenangkan. Dan ternyata memang benar, dan dia juga seorang pekerja keras yang pantang menyerah. Dia seorang penulis, sastrawati, dan seniwati yang hebat. Dia sudah memiliki 2 buku Antologi puisi berbahasa Indonesia dan 1 buku novel, serta karya-karyanya yang sering diikutsertakan di pameran-pameran lukisan bergengsi di Belanda. Aku sangat mengaguminya! Namun, dibalik sifat ramah dan pekerja keras. Dia seringkali kulihat melamun sambil melihat lukisan Siluet laki-laki dengan bunga mawar yang terbakar di tengah-tengahnya. Laki laki itu mengenakan Mahkota bunga Edelweiss dan dasar lukisannya adalah suasana senja. Itu adalah lukisan mama Hera yang tidak pernah dipublikasikan ke khalayak. Dia memilih untuk menyimpan nya sendiri dan tidak dijual ke siapapun. Aku tidak tahu kenapa. Sepertinya Lukisan itu menyimpan kenangan di masa lalunya. Setiap aku menanyakan tentang lukisan itu, dia hanya tersenyum tipis lalu berkata "Nanti akan ku ceritakan" namun dia belum pernah menceritakan itu sampai sekarang.

"Halo nak" seseorang menepuk bahu sebelah kiri ku. Aku segera menoleh untuk melihat siapa yang memanggilku.
Dan ternyata itu adalah Willem, teman kuliah Hera yang menyukainya. Dia sepertinya mengenaliku.

"Halo Will!", Aku balas menyapanya sambil tersenyum.

"Apa Kabarmu Ella? Dan kabar Hera juga tentunya".

"Kabar baik, dan begitu juga kabarnya. Dia sangat baik" aku menatap mata Biru elektrik milik Will. Aku masih melihat pengharapannya untuk Hera. Dia masih mencintai Hera meski sudah ditolak berkali kali dengan alasan belum siap untuk mencintai dan dicintai. Aku tak mengerti kenapa Mama Hera menolak Will, padahal Will baik, tampan, dan seorang pekerja keras juga. Dia adalah Youtuber terkenal dan juga seorang seniman seperti mama Hera. Dia adalah partner Hera di dunia seni.

"Syukurlah, aku senang mendengarnya, omong-omong Hera kemana? Kenapa kau sendirian saja disini?"

"Sedang membeli Hotdog, aku lebih suka duduk disini daripada ikut mengantri dengannya, nah itu dia" aku menunjuk pada wanita yang memakai blus putih yang ditutupi dengan jaket hijau dan celana bahan berwarna hitam dan memakai sepatu boot cokelat yang manambah manis penampilannya walaupun terlihat kerepotan membawa tas dan 2 hotdog di tangannya

...........
HERA'S POV

10 menit berlalu dan hotdogku sudah siap jadi aku memutuskan untuk segera kembali ke tempat Ella menungguku. Untungnya dia masih ada disana. Namun aku melihat seseorang yang sedang mengobrol dengannya. Siapa dia?

BERSAMBUNG.....

Sampai jumpa di kamis depan yaa
author bakal rajin update kok

Tot Ziens!
See you later!

Jangan lupa Vote kalo kamu suka dengan cerita ini.😁✌🏼

HerabagusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang