part 10 [berusaha menata kembali yang pernah terlepaskan dan hampir terlupakan]

30 5 0
                                    

Hera POV

Ella yang tadinya sangat mengantuk malah tidak bisa tidur sepanjang perjalanan, dia banyak menghabiskan waktunya untuk melihat kearah Jendela mobil, dia sepertinya sangat senang sekali tiba di Jakarta.

Ella yang tadinya sangat mengantuk malah tidak bisa tidur sepanjang perjalanan, dia banyak menghabiskan waktunya untuk melihat kearah Jendela mobil, dia sepertinya sangat senang sekali tiba di Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Barang-barang kamu baru sampe kemaren, untung aja pas-pasan aku lagi dirumah"

"Oh oke makasih lho, mungkin besok aku mulai beres-beres deh"

"Syukurlah kalau besok, gue kira lu mau sekarang juga beresinnya"

"Ya engga lah, capek tau"

"Ya berarti kamu malam ini nginep di rumah bapak ya"

"Iya pastinya, kangen aku dah lama ga ketemu"

"Kangennya Ama Ibu bapak doang nih? Ama mas-masnya engga?"

"Ya kangen juga lah, kabar ibu, bapak, Ama mas Sena dan mas Naren gimana? Sehat-sehat aja kan?"

"Syukurlah ibu, bapak, Ama Mas Sena baik-baik aja. Malah kemaren mas Sena baru aja dikaruniai anak pertamanya. Nanti kita jenguk bareng-bareng ya. Mas belom sempet jenguk nih dari kemarin"

"Waahhh....Asyiik dapet ponakan! Akhirnya aku punya keponakan juga, iya nanti bareng-bareng aja yuk jengukinnya. Oh iya Mas Naren gimana kabarnya?"

"Kemarin mas Naren kecelakaan motor, sempet kritis. Tapi sekarang katanya udah mendingan, udah engga di ICU lagi. Udah pindah dia ke ruang rawat inap"

"Syukurlah, besok jengukin yuk"

"Ayo Ayo aja mas mah, abis itu kita jenguk keponakan baru kita"

"Iya nanti setelah mas pulang kerja ya, besok mas masih cuti. Jadinya bisa deh jenguk mas Naren"

"Oke deh siip, ga sabar aku mau ketemu mereka-mereka"

"Oh iya Istrinya mas Naren, Mba Reni. Ama Sekala lagi nginep di rumah. Pas banget tuh kamu Dateng eh lagi pada kumpul"

"Mestakung berarti"

"Apa tuh?"

"Semesta mendukung"

"Ah iya iya, udah lama ga denger lu ngomong gitu, jadinya lupa deh artinya apaan"

"Lha kan kalo di pesan gua sering ngomong tauu"

"Itu kan ngetik, ini ngomong langsung"

"Oiya yak"

"Elu gimana sih" dia meraup wajahku sambil fokus menyetir.

Kakakku yang satu ini memang kelewat menyebalkan. Tapi dia kakak yang paling dekat denganku, dibanding dengan Mas Sena dan Mas Naren, Mas Adit lah yang paling mengerti aku. Karena usia yang tidak terlalu jauh, hanya berbeda setahun dengan Aditya. Sedangkan kalau dengan Mas Sena beda 5 tahun dan dengan mas Naren itu beda 3 tahun.

HerabagusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang