Hera POV
Hari ini adalah hari dimana aku akan berangkat ke Pondok dayung, menginap semalam disana untuk mempersiapkan defille pasukan BKR. Om Dion memberitahu kalau harus berkumpul di halte Beos yang ada di sebelah stasiun Kota jam 3 sore, karena rumahku agak jauh dari sana. Jadi aku memutuskan untuk berangkat 40 menit sebelum jam 3. Aku memutuskan untuk naik angkutan umum saja, aku malas menggunakan kendaraan pribadiku, sebenarnya sih aku bingung akan memarkirkan mobil itu dimana nanti. Karena om Dion bilang kalau nanti akan dijemput oleh pihak Kopaska. Jadinya, aku memutuskan untuk naik kendaraan umum saja. Ella juga tidak mempermasalahkan itu, dia malah senang.
•••
Tristan POV
Sudah H-1 Hari Armada, komandanku memperintahkan aku dan kawanku, Rio Ashadi, untuk menjemput rombongan yang kata komandanku sih tamu yang akan ikut defille juga. Bukan anak-anak Pramuka Saka Bahari. Tamu ini berasal dari Komunitas Pereka Ulang sejarah. Katanya sih mereka akan baris berbaris sebagai BKR Laut, wah itu pasti akan terlihat sangat keren! BKR Laut kan ibarat seperti Moyangnya TNI Angkatan Laut! Aku tidak sabar untuk bertemu mereka.
Di penjemputan yang menggunakan 1 truk Kopaska, Aku mendapat bagian Kondektur atau yang mengarahkan, sedangkan Rio yang menyetir. Ya bagus deh, setidaknya aku dapat bagian yang akan menyambut mereka duluan karena aku turun lebih dulu, sebenarnya tidak jauh beda sih. Semoga saja aku menemukan sesuatu yang menarik saat bertemu mereka, ilmu baru maksudnya. Jadi, aku segera naik ke truk, yaitu di sebelah Rio."Omong-omong berape ye jumlah rombongan ye?"
"Hmm...katanya sih sekitar 30 orang" Rio menyahut sambil fokus menyetir.
"Muat ga tuh?"
"Muat muat aja"
"Bagus deh, eh iye kita ngejemput mereka itu di Halte Beos kan?"
"Iya Tris, eh iye, katanye sih di rombongan itu ada cewek juga"
"Cewek? Berapa orang?"
"Sekitar 4 orang sih katanya, eh 4 atau 3 ya. Lupa gua"
"Ah elu mah suka gitu"
"Ga terlalu ngurusin juga sih gua, moga aja ada yang cakep. Lumayan kan buat cuci mata atau buat gandengan baru"
"Heh busett dahh..lu kan Udeh punya cewek cuy, gila lu mau cari gandengan baru"
"Bercanda elahh...buat lu aje deh kalo ada yang cakep, kasian elu masih ae ngejombs"
"Ah sialan lu ah, kebiasaan dah"
"Awkwkwkwk...biarin aje, demen gua kalo bikin lu kesel"
"Emang bener-bener tampol-able ya lu"
"Halah, eh kita dah sampe nih. Tuh rombongannye, lu turun duluan gih Sono"
"Oke oke"
Aku segera turun dari truk dan segera menuju ke arah rombongan yang sudah menunggu, aku segera mengarahkan mereka semua untuk menaikkan barang-barang terlebih dahulu.
"Mas, ini sudah semuanya mas?" Aku bertanya ke salah satu dari mereka yang memakai jaket hijau.
"Belum mas, masih ada 1 orang lagi yang masih di jalan"
"Ohh oke oke" aku memainkan ponselku sembari menunggu 1 orang itu.
"Hera, coba tolong hubungin Vania her!" Aku mendengar salah satu dari mereka memanggil nama salah seorang perempuan yang terdengar familiar, aku langsung mengalihkan pandanganku dari ponsel.
"Oke siap om Errol" aku menoleh ke sumber suara yang terdengar ceria itu
Aku melihat perempuan yang sama seperti yang kulihat waktu menjenguk Bagus, namun kali ini rona wajahnya terlihat sangat ceria dan tidak seserius saat pertama kali bertemu di RSAL kemarin. Dia tidak mengenakan dress putih, tapi mengenakan Celana kargo panjang berwarna hitam, jaket hijau dan dalaman kaos berwarna putih, dia juga memakai topi baseball warna hitam dan kacamata bulat berbingkai tipis yang entah kenapa membuatnya terlihat sempurna, dia memancarkan aura kharismatik yang kuat sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Herabagus
Romance[ON GOING] [UPDATE SETIAP KAMIS DAN MINGGU] [WARNING 18++] "Ku tunggu lulusmu dek" Bagus berkata sambil mengamit tangan Hera Kalimat janji sederhana yang akan terus membekas dalam hati seorang Hera. Namun, sayang seribu sayang. Janji itu tak pernah...