Bagus POV
"Mas!"
Aku sontak menoleh ke arah sumber suara, aku melihat dari kejauhan sesosok wanita yang memakai dress selutut berwarna putih dengan Rambut sebahu melambaikan tangan kepadaku. Aku langsung berlari mendekatinya untuk melihat siapa dia.
Saat jarak antara aku dan perempuan itu sudah sekitar 5 meter, aku baru bisa mengenali wanita itu. Itu Hera, dia terlihat kecewa saat aku mulai mendekat. Lalu dia kembali tersenyum lebar dan matanya kembali berbinar-binar.
Brukk
Aku merasa seperti ada yang mendorongku dari belakang yang membuatku jatuh terjerembab, tapi tak sakit. Lalu aku mendengar tawa riang Hera, aku segera mendongakkan kepalaku untuk melihat apa yang terjadi.
Aku terkejut ketika melihat Hera memeluk seorang laki-laki yang memakai Jaket Hitam dan berbadan tinggi besar. Aku melihat Hera menunjuk kearah ku yang membuat pria yang dipeluk Hera itu menoleh ke arahku. Namun sebelum aku bisa melihat jelas wajah pria itu, aku seperti ditarik kedalam lubang yang entah muncul darimana. Aku ingin berteriak tapi aku tak bisa, suaraku seperti meninggalkanku sendirian didalam kegelapan."Bagai air dan api" aku mendengar sebuah suara di dalam kegelapan.
"Kita bisa saling menghancurkan" lanjut suara itu lagi.
"Dan itulah yang terjadi sekarang" suara itu seperti mengucapkan bait-bait puisi, aku memutuskan untuk mendengarkannya dengan seksama.
"kita saling berlawanan" suara itu melanjutkan
"Kau suka senja, Aku suka Malam" aku merasa suara ini Familiar.
"Kau suka kedamaian, aku suka kekacauan" aku berusaha mengingat-ingat suara siapa ini.
"Laut dan daratan
Kita tidak ditakdirkan bersatu
Namun untuk melengkapkan"Suara itu terhenti, lalu munculah bunga Mawar yang bercahaya di kegelapan, lalu aku melihat ada api yang muncul di atas kelopak mawar, diikuti munculnya aliran Air yang berputar mengelilingi sang mawar, lalu aku mendengar suara itu kembali melancarkan bait-bait puisi.
"Tapi kau sudah terlanjur memantik api kebencian diatas mawar isyarat perdamaian.
Api kebencian yang mustahil dipadamkan.
Kedamaian antara kita hanyalah angan.
Kau sudah memancing kebencian dan keributan serta kekacauan.
Tiada yang mampu memadamkan,
Apalagi yang mampu mematikan sang mawar yang terbakar kebencian.
Api yang berkobar akan terus membara hingga titik darah penghabisan"Lalu mulai muncul bercak-bercak warna Ungu dan Hijau seperti Galaksi, beserta taburan bintang-bintang yang berkilauan. Aku baru melihat kalau Mawar itu menancap di sejumput tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Herabagus
Romance[ON GOING] [UPDATE SETIAP KAMIS DAN MINGGU] [WARNING 18++] "Ku tunggu lulusmu dek" Bagus berkata sambil mengamit tangan Hera Kalimat janji sederhana yang akan terus membekas dalam hati seorang Hera. Namun, sayang seribu sayang. Janji itu tak pernah...