....
Ada hal apa yang membuat bapak-bapak sekalian datang kemari?"
"Kami ingin menemukan suatu benda, yang sepertinya ada kaitannya dengan bapak" salah satu polisi yang lebih tinggi berkata padaku.
"Kami menemukan ini" salah satu polisi menyerahkan sebuah bungkus plastik transparan berisi cincin emas yang mirip dengan cincin milik Risa, Cincin pernikahanku dengannya.
Sebenarnya aku cukup terkejut dengan ini, namun aku harus menanggapi ini dengan tenang. "Bagaimana benda itu ada di tangan polisi?" Aku menjawab setenang mungkin, meski hatiku sedang berkecamuk tak karuan. Apa yang terjadi dengan Risa?
"Kami menemukan cincin ini di mayat perempuan hamil korban pembunuhan tanpa sidik jari yang kami temukan di tepi tol bandara. Kemungkinan mayat itu direndam dalam air panas untuk menghilangkan jejak. Namun kami menemukan cincin ini di jari manis korban dan menemukan sidik jari. Setelah kami selidiki sidik jari dan DNA yang ada di cincin itu. Kami menemukan data terkait sidik jari itu dan cincin itu. Semua data itu mengarah pada Nyonya Risa Puji Lestari, Istri dari anda, Pak Tubagus Eko Mahendra yang menikah pada tanggal 17 September 2020" polisi bertubuh tinggi itu berkata padaku sambil menunjukkan Hologram yang berisi data-data yang dia sebutkan tadi. Foto saat pernikahanku, saat aku menyematkan cincin itu, buku nikah, kartu keluarga, kartu tanda penduduk, dan masih banyak lagi.
"Benar, itu milik istri saya. Maksud bapak bagaimana? Cincin itu ditemukan dari mayat perempuan hamil??"
"Benar pak, kami menemukan mayat istri bapak di tepi tol Bandara Soekarno Hatta tepat di sisi jalan yang mengarah ke Jakarta"
Aku merasa seperti disambar petir di sore hari seperti ini. Istriku tewas dibunuh bersama anak yang ada dikandungnya.
"Apakah pihak kepolisian sudah.
menemukan penyebab tewasnya?""Berdasarkan hasil Otopsi, kami menemukan racun di tubuh istri anda. Dan kami menyimpulkan bahwa istri anda tewas diracun"
"Apakah pembunuhnya sudah ditemukan?"
"Kami masih melakukan pencarian terhadap pelaku pembunuhan"
"Baik pak, jika ditemukan. Saya harap pihak kepolisian berlaku seadil-adilnya kepada pelaku, adili dengan hukum yang berlaku, saya juga menyerahkan jasad istri saya kepada keluarga istri saya. Tolong hubungi nomor ini pak, ini nomor keluarga istri saya. Dan tolong bilang kepada mereka kalau saya juga mengalami kecelakaan parah sehingga tidak bisa mengurus jasad istri saya"
"Baik pak, terima kasih untuk kerjasamanya. Kami pamit undur diri" aku hanya bisa membalas dengan senyuman lemah dan anggukan kecil, dua polisi itu paham dan segera meninggalkan ruangan.
"Saya turut berduka cita atas wafatnya istrimu" Narendra yang ada di ranjang sebelahku tiba-tibaberkata dengan nada mengasihani. Dia sepertinya masih memiliki hati juga untuk turut prihatin.
"Terima kasih" aku hanya mengangguk lemah dan tersenyum, lalu berusaha memejamkan mataku untuk melupakan kejadian ini sementara waktu.
Meski aku tidak mencintai Risa sepenuhnya, dia tetaplah istriku.
•••
Hera POV"Ella, mama nanti hari Rabu tanggal 5 mau ke Pondok Dayung untuk menghadiri acara dari Angkatan laut, kamu mau ikut atau tidak?" Aku berbicara pada Ella yang sedang menonton TV di ruang keluarga sambil menyantap cemilan paginya, sale pisang dari mas Sena.
"Dari Angkatan laut ya? Terdengar menarik, acara apa ma?"
"Hari Armada, kau pasti tau kan"
"Tentu saja dong! Aku mau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Herabagus
Romansa[ON GOING] [UPDATE SETIAP KAMIS DAN MINGGU] [WARNING 18++] "Ku tunggu lulusmu dek" Bagus berkata sambil mengamit tangan Hera Kalimat janji sederhana yang akan terus membekas dalam hati seorang Hera. Namun, sayang seribu sayang. Janji itu tak pernah...