Part 3 [basa basi]

55 9 0
                                    

"Ella, aku kembali"

"Akhirnya kau kembali lagi, oh iya ma apakah kau mengenalnya? Namanya Wil" Ella memperkenalkan teman ngobrol yang disampingnya, aku agak merasa familiar dengan sosok yang disebelahnya, Mata Biru yang usil rambut pirang dan jaket hitam khasnya. Ah aku kenal dia. Jan Willem Van Buuren, teman kuliahku di Universitas Leiden yang paling usil.

"Hai Will! Lama tidak berjumpa! Bagaimana kabarmu?" Aku segera bersalaman dengannya dan menyapanya dengan ramah

"Kabar baik! bagaimana denganmu?"

"Tentu saja, luar biasa baik. Kau tampaknya makin sukses saja ku lihat lihat. Bagaimana kabar launching buku novel baru mu? Lancarkan?"

"Terima kasih Will, tentu saja sangat baik. Bagaimana dengan channel YouTube mu Will?"

"Syukurlah, puji tuhan. Banyak orang yang menyukai konten yang kusajikan, subribernya bertambah terus setiap harinya!"

"Wow itu luar biasa Will, sukses terus ya!"

"terima kasih Her. Kau juga!Omong omong anaknya Irma sudah mulai tumbuh menjadi gadis yang cantik, seperti Irma"

"Iya Will, benar. Dia semakin hari semakin mirip Irma, namun dengan bola mata biru seperti Mark. Namun sorot mata dan senyumnya benar-benar seperti Irma. Aku seperti merasakan kehadiran Irma tiap kali menatapnya" Aku tersenyum sambil menatap ke arah Ella sembari mengingat kembali tentang sahabat karibku yang sudah lama tiada, Irma. Yang merupakan ibunya Ella.

"Kau benar Her, ah aku jadi rindu Irma. Semoga dia bahagia melihat anaknya bahagia diasuh olehmu"

"Aku juga Will. Oh iya, kau mau kemana?"

"Aku ingin ke Jakarta, biasa...menengok Bisnisku yang ada disana dan juga liburan, kau juga kah?"

"Tentu saja! Aku sekalian pindah kesana. Oh iya jika kau tak sibuk, datanglah ke seminar sastra yang akan kuhadiri, di Aula Perpustakaan Nasional tanggal 20 Desember nanti"

"Jadi kau akan tinggal disana. Jika aku tak berhalangan hadir aku akan datang, kuusahakan aku akan datang" Wil terlihat senang dengan ajakanku walaupun ada rasa sedih di dalam hatinya karena mendengar ku akan pindah.

Pemberitahuan tentang pesawatku yang akan berangkat sudah tertera di boarding flight. Aku harus segera bersiap-siap.

"Will sepertinya pesawatku sudah tiba, aku harus segera kesana. Sampai jumpa!".

"Itu juga pesawatku, aku akan memanggil Adikku dulu. Sampai jumpa di Jakarta Hera!" Dia melambaikan tangan denganku dan aku segera bergegas ke pesawat.

Sesampainya di pesawat dan sudah mendapat bangku penumpang yang sesuai dengan tiketku. Aku segera menaruh tas tas dan barang-barang milikku dan Ella ke bagasi diatas tempat dudukku. Aku hanya membiarkan tas tangan ku tetap di tanganku untuk berjaga jaga. Setelah memasang sabuk pengaman agar tetap aman selama pesawat lepas landas. Aku juga mengaktifkan mode pesawat agar perjalananku tetap aman dan mengeluarkan buku sketsaku hanya sekedar untuk mengisi waktu kosong.

"Mama gambar apa?" Ella bertanya padaku dengan rasa ingin tahu.

"Hanya menggambar bunga mawar saja" aku berkata apa adanya.

"Kenapa mama suka sekali menggambar bunga Mawar?".

"Karena Bunga Mawar itu cantik, dan bunga favoritku".

"Cantik dan kuat, seperti mama Hera!" Ella berkata dengan riang.

"Terima kasih Ella" aku hanya tersenyum tipis, lalu kembali meneruskan aktivitas ku.

"Ma, aku mau bertanya boleh tidak?" Ella menggenggam tanganku.

"Tanya apa?" Aku menghentikan aktivitas ku sementara.

"Sebenarnya aku sangat penasaran sekali dengan lukisan yang ada di kamar mama Hera".

"Sebenarnya aku sangat penasaran sekali dengan lukisan yang ada di kamar mama Hera"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar by : @ey.pril_ (Instagram)


Aku agak terkejut saat Ella bertanya lukisanku tentang dia, mungkin saat ini sudah saatnya aku tidak menyembunyikan kisah dibalik lukisan itu dari Ella, aku menutup buku sketsaku dan menghela nafasku untung menenangkan hatiku.

"Ella, apa yang ingin kau ketahui dari lukisan itu?".

"semuanya, tentang makna dan kisah dibalik lukisan itu. Lukisan itu sangat unik, Aku tak bisa membaca makna dari lukisan itu karena itu sangat berbeda dari lukisan yang biasa Mama buat" Sorot matanya menyiratkan rasa ingin tahu yang amat besar, sinar matanya persis seperti Irma saat bertanya tentang sesuatu hal kepadaku.

"Makna dari lukisan itu adalah Aku yang terbakar rasa sakit dan kecewa oleh seseorang, namun tetap berdiri tegak dan tumbuh keatas, dan siluet pria itu adalah siluet orang yang membakar mawar"

"Apa maksudnya itu dia yang pernah mengecewakan mama?" Ella menebak-nebak

"Yups! Betul sekali!"

"Maukah mama menceritakan kisah tentang mama dan dia? Sepertinya kisahnya menarik"

"Kisah tentang aku dan dia itu sangat panjang Ella, apa kau mau mendengarkannya sampai habis?"

"Tentu saja Ma! Aku sangat suka dengan cerita" Ella terlihat sangat antusias dengan kisah dibalik lukisan itu. Aku menarik nafas dan menghembuskannya pelan-pelan untuk menenangkan hatiku, berusaha untuk menceritakan kisah itu tanpa air mata yang menetes.

"Baik Ella, dengarkan cerita mama baik-baik" aku menceritakan kisah itu dari awal sekali. Kisah tentang aku dan dia yang tak pernah kulupakan hingga saat ini, meski 7 tahun sudah berlalu.

BERSAMBUNG.....

Sampai jumpa di kamis depan yaa
author bakal rajin update kok

Tot Ziens!
See you later!

Jangan lupa Vote kalo kamu suka dengan cerita ini.😁✌🏼

HerabagusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang