Hola readers!
Author mohon maaf atas keterlambatan jam updatenya yaa.
Author pastikan kedepannya akan lebih tepat waktu.
Happy reading!•••
Aku melihat ruang tamu sepi, sepertinya ibu, bapak, dan yang lain sudah tidur.
Kriett
Dag dug dag dug
Terdengar suara Pintu kamar terbuka dan langkah kaki yang terburu-buru dari atas dan juga aku melihat ibu terburu-buru menuruni tangga, disusul oleh bapak dan Mbak Reni yang tampak sama tergesa-gesa nya.
"Andien!" Ibu berlari dari tangga ke ruang tamu untuk sambil memekikkan namaku dan ibu lalu memelukku dengan Erat.
"Ibu kangen ama kamu, akhirnya kamu pulang juga" seru ibu sambil berurai air mata
"Sama Andien juga kangen ama ibu" air mataku juga ikut jatuh saat memeluk ibu.
Aku lalu mencium tangan ibu dan beralih ke bapak, aku tak lupa untuk mencium tangan bapak sebelum memeluknya."Andien Andien, bapak kira kamu engga balik balik lagi kesini" seru bapak sambil terisak.
"Engga lah pak, aku pasti balik kok. Ya kali aku engga balik ke sini" sahutku sambil tersenyum, lalu bapak melepaskan pelukannya.
Aku bersalaman dan cipika-cipiki dengan mbak Reni, setelah itu memeluknya. Ia terlihat sangat antusias dengan kedatanganku.
"Ya Ampun Andien, akhirnya Mbak ketemu lagi Ama kamu! Kangen tau!" Seru mbak Reni sambil terisak.
Ella maju dan mencium tangan Ibu, Bapak, dan Mbak Reni.
"Ini yang namanya Ella ya, Hallo Ella! Akhirnya nenek bisa ketemu kamu" ibuku terlihat senang sekali dengan Ella, dia langsung memeluk Ella dan menganggap Ella sebagai cucu nya.
"Wah, cantik ya. Akhirnya kakek juga bisa ketemu kamu. Tinggi juga ya kamu, Ndien kamu bisa-bisa nanti kesaing lho tingginya ama Ella" bapak berkelakar saat bertemu dengan Ella.
"Iya lah pak, pastinya. Nanti malah bisa-bisa sepantaran ama bapak, atau mas Sena" jawabku sambil tertawa kecil, Ella hanya tersenyum saja di sebelahku sambil wajahnya merona karena malu.
"Yaudah, kamu bersih-bersih, ganti baju trus makan. Ibu tau kalian pasti laper, itu ibu udah masakin kwetiaw kesukaan kamu. Nanti dimakan ya. Dit, bawain koper Ella ama Andien ke kamarnya yak" perintah ibu.
"Oke siap bu!" Aku segera mengajak Ella ke kamar untuk mandi dan ganti baju.
"Senangnya bisa kembali pulang" batinku bahagia.
•••
Bagus pov
Hari ini adalah hari kedua aku dirawat di RSAL Dr Mintohardjo, selesai sarapan, minum obat, dan mengecek kondisi. Aku diberitahu dokter kalau besok adalah hari terakhir aku dirawat, berarti lusa aku baru bisa pulang.
Aku melanjutkan kegiatan membaca buku Antologi puisi yang dibelikan Tristan kemarin, untung saja ada buku-buku yang menyelamatkan aku dari suasana canggung dan mencekam karena bersebelahan ranjang dengan Narenda-Kakak Hera yang lumayan menyeramkan, karena aku pernah melakukan kesalahan yang bisa dibilang gawat-
Ya memang keputusanku untuk meninggalkan Hera adalah keputusan yang sangat aku sesalkan, entah kenapa aku tidak memperhitungkan perihal kakak-kakak Hera yang tidak akan langsung menerima bahwa adiknya disakiti oleh orang yang mereka percayai bisa memberikan kebahagiaan untuk adiknya. Bayangkan jika dibogem oleh salah satu Tjakrabirawa Junior Bersaudara, yaitu Narendra yang memiliki nama lengkap Narendra Angkasa Tjakrabirawa yang merupakan Atlit Pencak Silat Nasional dan juga Bintara Angkatan Laut yang sudah terkenal prestasinya, dan aku juga pernah di bogem juga oleh Tjakrabirawa Junior Bersaudara yang lain, yaitu Bimasena, yang merupakan Paskhas dan juga atlit taekwondo , dia adalah kakak sulung Hera. Dan aku juga pernah di bogem juga oleh salah satu anggota Brimob yang merupakan kakak Hera yang paling dekat dengan Hera, yaitu Aditya. Mereka bertiga mendaratkan Bogem di wajahku karena alasan yang sama, yaitu menyakiti hati adiknya-untung saja tidak di waktu yang bersamaan-Sepertinya aku salah berurusan dengan kakak-kakak Hera yang lumayan protektif dengan Hera-adik bungsu yang merupakan anak perempuan satu-satunya-
KAMU SEDANG MEMBACA
Herabagus
Romance[ON GOING] [UPDATE SETIAP KAMIS DAN MINGGU] [WARNING 18++] "Ku tunggu lulusmu dek" Bagus berkata sambil mengamit tangan Hera Kalimat janji sederhana yang akan terus membekas dalam hati seorang Hera. Namun, sayang seribu sayang. Janji itu tak pernah...