Bab 5

103 18 6
                                    

Vote and Coment

Happy Reading*

Nickolas meneguk wine yang telah disiapkan oleh Mian sebelumnya. Masih duduk angkuh menyilangkan kaki kanan, melipat tangan di dada serta menyungging senyum miring penuh arti. Sangat misterius. Tatapan kegilaannya itu menjelaskan akan masih ada lagi permainan untuk mangsanya itu.

Pria bermanik honey memiringkan kepalanya ketika, Baim menatapnya sebelah mata yang masih berfungsi baik dengan bercucuran air mata penyesalan. Sayang air matanya malah akan menjawab semua permainan yang akan ia terima dari Nickolas lagi.

"Baim? Kau menangis? Apa kau sangat terharu karena menerima perlakuan manis ku ini? Ah... simpan saja air mata mu itu. Aku masih ingin bermain lagi."
Nickolas menyentuh dagunya menggunakan jari telunjuknya seakan sedang berpikir keras.
"Apa lagi ya permainan paling fantastis?"
Dia menjentikkan jarinya.
"Aha.. aku tau. Apa kau suka listrik Baim? Tentu saja. Karena setahu ku di rumah mu penuh dengan kabel listrik. Kalau boleh tau untuk apa benda itu, hem? Apa karena kau suka bermain listrik? Yah mungkin saja. Baiklah. Josh apa kau sudah memotong kabel listrik yang masih berfungsi itu?"

"Iya Boss."

"Hem bagus. Kalau begitu, Mian tolong kau masukkan Baim ke dalam bak yang sudah terisi air itu. Dan Josh tolong kau letakkan kabel itu ke dalam bak air. Tapi, jangan dulu kau hidupkan listrik nya. Aku takut Baim akan kesetrum listrik nanti."

Mian melaksanakan perintah dari bossnya itu. Pria bertubuh kekar dan postur tubuh tinggi dengan rahang kokoh itu segera memasukkan tubuh lemah Baim ke dalam bak air ukuran besar setelah melepaskan dulu tubuh Baim dari ikatan rantai digantungan besi tadi. Di dalamnya sudah diletakkan kabel listrik yang terhubung langsung dengan aliran listrik. Ukuran arus listrik yang sudah disediakan oleh Josh adalah 10 miliampere sangat cukup untuk menyiksa tubuh Baim. Apalagi tubuhnya sudah sangat lemah dan tidak berdaya, pasti akan sangat mematikan bagi Baim. Ukurannya dipilih oleh Nickolas. Ia tahu jelas ukuran arus listrik mematikan manusia. Gila. Yah kata itu sangat pantas untuk menggambarkan kegilaan dan liarnya seorang Nickolas Lewis.

Kedua kaki dan tangan Baim dirantai erat. Rantai itu kemudian di paku di dinding dengan kuat agar tubuh Baim tidak terlepas dari bak air.

Smirk terukir kembali, sangat jelas di bibir tipis pria berambut hitam kecokalatan itu. Sangat buas layaknya singa sang raja rimba, yang siap memangsa. Ini adalah permainan terakhir dari Nickolas untuk Baim. Dan setelah itu Game Over.

"Bagaimana Josh apa semuanya sudah siap? Aku sudah tidak sabar mendengar suara nyaring nan merdu dari teman lama ku ini. Bukan begitu Baim? Ah.. satu lagi Baim, untuk usaha mu itu, aku sudah menyeselesaikannya bersama Mian. Jadi, hasil bocoran mu itu sangatlah tidak berguna bagi mereka. Aku sangat puas dengan penghianatan mu. Karena apa? Karena dengan begitu, aku bisa tau siapa yang setia dan siapa yang penghianat. Dan dengan aksi mu itu, kau juga tau bagaimana penyiksaan akhirat mu sekarang. Apa kau sudah tenang sekarang? Apa kau menyesal? Sayang sekali Baim, terlambat. Josh lakukan!"

Josh menghidupkan listrik yang tersambung langsung arus listriknya dengan kabel listrik di dalam bak air tersebut. Baim hanya bisa menghela napas berat dan pilu. Akhiratnya sudah tiba. Ia hanya bisa menangis pilu dirinya sendiri. Ah.. mungkin kebodohannya sendiri, karena memilih berhianat pada tuannya. Sekarang ia malah harus menerima penyiksaan hukuman menebus kesalahannya. Tangisan penyesalan sudah terlambat untuk nya sekarang.

WHO ARE YOU? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang