- sebuah kebahagiaan

847 105 21
                                    

Tidak terasa dua Minggu berlalu secara cepat. Jungkook sudah berada di bandara dengan membawa koper bersama Riora,Eunha dan Jinyoung.

Jungkook tersenyum saat melihat anak-anak serta istrinya tersenyum menunggunya di dekat mobil.

Riora yang melihat Jungkook berjalan menjauh menatap tak suka pada keluarga Jeon. Riora pun langsung pergi ke arah keluarga Jeon, namun dengan cepat Eunha menahannya.

Riora dapat melihat Eunjung yang memeluk Jinyoung serta Eunha yang menatapnya tajam. Dari arah belakang, terlihat beberapa orang mendekat.

"Antar Riora pulang. Jangan sampai ia mendekati keluarga Jeon yang sedang berbahagia itu. Kalau dia tidak mau, seret saja," pinta Eunha pada dua orang yang sudah berada di belakang Riora.

Riora menatap tidak percaya pada Eunha yang menjauh bersama suami serta anaknya. Dengan terpaksa gadis itu pulang bersama bodyguard milik keluarga Park di banding ia harus di seret terlebih dahulu.

Di sisi lain Jungkook memeluk Joowoon erat. Anak bungsunya itu sangat merindukannya.

"Ayo appa, kita pulang," ajak Jungyeon yang di balas anggukkan kepala Jungkook.

Jungyeon dan Jungwoo langsung memasukkan koper Jungkook ke bagasi. Mereka pun langsung masuk ke mobil setelah menaruh koper sang ayah.

Jungyeon duduk di depan menyetir, Jungwoo duduk di sebelah Jungyeon. Di belakang ada Nayeon, Joowoon dan Jungkook. Joowoon tidak henti-hentinya bercerita pada Jungkook tentang kesehariannya saat Jungkook berada di Busan.

Sesekali Jungkook tertawa melihat putra bungsunya itu. Jungkook pun menoleh pada Nayeon yang terlihat menoleh ke keluar.

"Bagaimana jika kita makan dulu appa?" saran Jungyeon.

Jungkook pun menoleh ke depan. "Boleh. Ke restoran milik keluarga kita saja."

Nayeon pun melirik Jungkook sebentar. Keluarga kita, apa Nayeon termasuk ke dalam keluarga yang Jungkook maksud? Huh, kau sangat berharap Jeon Nayeon.

***

Tidak terasa malam tiba. Keluarga Jeon sibuk menonton di ruang tengah. Jungwoo dan Jungyeon tetap duduk di karpet sementara di sofa ada Jungkook, Joowoon dan Nayeon. Joowoon terlihat menyender pada bahu Nayeon.

"Nayeon."
"Jungkook."

Pasangan suami istri itu saling menoleh saat memanggil secara bersamaan. Ketiga anaknya pun ikut menoleh ke pasangan Jeon itu.

"Eomma dan appa kalau mau berbicara jangan di sini, kita mau fokus nonton," ujar mulut kurang ajar milik Jungwoo.

Jungkook pun mengangguk. "Ada yang ingin aku bicarakan," ujar Jungkook.

Jungkook pun berdiri dan berjalan menjauh disusul Nayeon di belakangnya. Tanpa mereka sadari, ketiga putra keluarga Jeon itu saling tersenyum dan langsung berlari kecil ke arah dapur.

Nayeon dan Jungkook pun berhenti di balkon rumah. Jungkook pun mengusap tengkuknya canggung sementara Nayeon hanya menunduk gugup.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Nayeon sambil menatap Jungkook.

Jungkook pun menghentikan acara mengelus tengkuknya dan berdiri tegap.

"Berbalik lah," pinta Jungkook.

Nayeon menatap Jungkook. "Hah?"

Jungkook pun langsung memutar balik Nayeon. Ia mengambil sesuatu dari kantung bajunya. Sebuah kalung, yang ia beli di Busan. Kepala keluarga Jeon itu langsung memasang kalung itu di leher Nayeon dan memeluk istrinya itu dari belakang dengan erat.

You're not my momTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang