- Jungwoo dan Eunjung

858 108 20
                                    

Maaf baru up:( kemarin sibuk banget.

Happy reading ~

***

Saat ini Nayeon berdiri di depan sekolahnya dulu, sekolah yang mempunyai banyak kenangan bagi Nayeon. Tempa di mana ia dulu bersekolah dan bertemu Jungkook.

Bel pulang pun berbunyi, beberapa anak terlihat wara-wiri keluar dari gedung sekolah besar itu, termasuk Jungyeon yang akan berjalan ke arah parkiran.

"Jungyeon!" panggil Nayeon sambil tersenyum.

Jungyeon pun berjalan mendekat ke arah sang eomma dnegan wajah datar, berbeda saat ia bertemu Riora.

"Kenapa?" tanya Jungyeon dingin.

"Ayo kita ke makam nenek," ajak Nayeon.

Jungyeon pun mengangkat sebelah alisnya. "Nggak. Nanti gue sama appa, Riora eomma, Jungwoo sama Joowoon ," balas Jungyeon.

Jungyeon pun kembali berjalan ke parkiran. Nayeon dapat melihat mobil Jungyeon keluar dari area perkarangan sekolah meninggalkan ia sendirian.

Nayeon pun memutuskan untuk naik bis, namun semua mobil menghentikan langkahnya. Kaca mobil itu terbuka dan menampilkan Jungwoo yang menyetir. Ya, sekali lagi, Jungyeon dan Jungwoo selalu membawa mobil masing-masing sementara Joowoon di antar oleh Jungkook karena arah sekolah Joowoon dan kantor Jungkook searah dan arah sekolah Jungyeon Jungwoo tidak searah.

Sebenarnya bisa saja Jungyeon satu mobil dengan Jungwoo, tapi kakak adik itu memaksa untuk membawa mobil sendiri-sendiri.

"Ngapain di sini?" tanya Jungwoo heran.

"Eomma mau ajak kamu ke makam nenek dan kakek kamu. Tapi Jungyeon bilang dia akan berangkat bersama kalian dan Riora," jelas Nayeon kecewa.

"Masuk," ajak Jungwoo.

Nayeon pun langsung masuk ke mobil Jungwoo. Ia duduk di sebelah Jungwoo.

"Udah beli bunga untuk ke makam?" tanya Jungwoo yang mulai fokus menyetir.

"Belum. Rencana eomma mau beli sekalian ke sana," jelas Nayeon.

Jungwoo pun mengangguk. " Udah makan?" tanya Jungwoo lagi.

Nayeon menggelengkan kepalanya. "Belum."

Jungwoo mengangguk. Jungwoo melajukan mobilnya ke arah sebuah restoran.

Nayeon dan Jungwoo turun dan masuk ke restoran itu. Mereka duduk di dekat jendela dan seorang pelayan pun datang.

Jungwoo dan Nayeon langsung melihat daftar makanan. Nayeon tau jika Jungwoo mengajaknya makan. Jungwoo itu tipe cowok yang tidak banyak omong dan lebih memilih untuk melakukan sesuatu.

Jungwoo memang pendiam, entah keturunan dari mana. Jungwoo dari kecil juga banyak diam dibanding anak lainnya. Jika dulu sebelum Riora datang, Joowoon dan Jungyeon selalu menunjukkan rasa sayangnya pada Nayeon dengan perkataan dan tindakan. Berbeda dengan Jungwoo, remaja itu memilih untuk bertindak saja. Walau Jungwoo tidak pernah mengungkapkan rasa sayangnya, namun Nayeon tau bahwa Jungwoo itu sayang padanya.

"Eomma pesan yang ini," ujar Nayeon sambil menunjuk salah satu gambar makanan termurah di restoran itu.

Jungwoo pun melirik sebentar lalu menunjuk sebuah menu seafood yang lumayan mahal. "Menu ini dua. Minumannya kopi americano sama jus mangga," ujar Jungwoo.

Jungwoo mengambil buku menu dark Nayeon dan memberikannya pada pelayan. Pelayan itu pun pergi meninggalkan pasangan anak ibu itu. Sebenarnya, menu yang dipesan oleh Jungwoo adalah makanan kesukaan Nayeon. Nayeon mau saja memesannya tadi, tapi melihat harganya membuat Nayeon tidak enak pada sang anak.

"Jungwoo, tadi eomma nggak pesan yang kamu tunjuk loh," ujar Nayeon.

Jungwoo menoleh pada Nayeon. "Terus? Kenapa? Itu makanan kesukaan eomma kan?" tanya Jungwoo.

"Iya. Tapi harganya mahal," balas Nayeon tidak enak.

Jungwoo menghembuskan napasnya pasrah. "Jadi kenapa? Jungwoo juga bayar makanan kita pakai uang Jungwoo sendiri. Bukan uang appa," balas Jungwoo.

Ya, benar. Jungwoo punya usaha sendiri. Sedari kecil ia menabung dan akhirnya, pada saat Jungwoo kelas 6 SD, Jungwoo membangun sebuah usaha cafe kopi karena Jungwoo sangat menyukai kopi. Ia bahkan meracik kopinya sendiri. Untungnya usaha Jungwoo membawa hasil yang sangat memuaskan. Jungwoo mendapat pujian dari banyak orang karena kepandaiannya. Ya, Jungwoo memang lebih jenius di banding Jungyeon dan Joowoon. Jungwoo bahkan pernah ditawarkan untuk loncat kelas (apa sih namanya gw nggak tau:( ) tapi Jungwoo menolak dengan alasan ingin menikmati masa sekolahnya.

Jungyeon dan Joowoon juga pintar sebenarnya. Jungyeon mengikuti otak sang ayah dan Joowoon mengikuti otak sang ibu sementara Jungwoo mengikuti otak Nayeon dan Jungkook yang bisa dikatakan jenius. Mungkin karena itulah Jungwoo sangat pintar.

Saat kenaikan kelas dua SMP, Jungwoo memulai membuka cabang untuk cafe kopinya. Dan seperti sebelumnya, usahanya membawakan hasil yang sangat memuaskan. Makanya sampai saat ini Jungwoo jajan dan membeli mobil memakai uangnya sendiri.

Memang benar, Jungwoo adalah emas bagi Nayeon.

***

Nayeon dan Jungwoo sudah sampai di depan malam nyonya Im dan tuan Im. Jungwoo dan Nayeon pun langsung membersihkan makam.

Setelah selesai, mereka berdoa sebentar dan Nayeon sibuk mengelus batu makam kedua orang tuanya.

"Eomma, Jungwoo ke sungai itu dulu ya," ujar Jungwoo sambil menunjuk sebuah sungai yang terletak tidak jauh dari makam.

Nayeon pun mengangguk. Jungwoo pun pergi ke sungai itu dan duduk di bangku pinggir sungai. Sejujurnya Jungwoo sedih, ia sangat ingin memiliki keluarga seperti Jinyoung, sangat. Tapi keluarganya jauh dari kata damai.

"Jungwoo?"

Jungwoo yang merasa dipanggil pun menoleh.

"Eunjung kan? Nak om Jinyoung?" tanya Jungwoo.

Gadis berlesung pipi itu mengangguk dak tersenyum. Eunjung pun duduk di sebelah Jungwoo.

"Ngapain ke sini?" tanya Eunjung.

"Nggak papa. Nemenin eomma aja," balas Jungwoo.

"Eomma Nayeon hebat ya. Dia masih tahan walau kak Jungyeon dan Joowoon bahkan om Jungkook suka jahat sama eomma Nayeon," ujar Eunjung.

Jungwoo pun menatap kesal ke arah gadis itu. "Gitu-gitu dia appa, kakak sama adek gue btw," ujar Jungwoo kesal.

Eunjung menyengir. "Hehe ya maap. Btw, eomma Nayeon bilang dia bangga punya Jungwoo. Jungwoo jangan tinggalin eomma Nayeon ya, eomma Nayeon udah percaya banget sama Jungwoo," ujar Eunjung.

Jungwoo pun mengangguk. " Iya. Btw, lo kelas berapa?" tanya Jungwoo.

"Sepuluh. Lo sendiri?" tanya Eunjung.

"Gue satu tahun lebih tau dari lo. Lo seumuran sama Joowoon," balas Jungwoo.

Eunjung melotot terkejut. "Hah?! Maap kak Jungwoo. Gue nggak tau kalo lo lebih tua dari gue," ujar Eunjung.

"Nggak papa. Gue duluan ya," ujar Jungwoo dan dibalas anggukan Eunjung.

Jungwoo pun berjalan mendekat ke arah Nayeon yang sepertinya sudah selesai bersedih dengan makam kedua orang tuanya.

***

You're not my momTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang