Mau minta satu kata buat gambarin cerita ini boleh?
***
Nayeon memasak banyak bekal hari ini. Ia rencananya akan makan bersama anak-anak di kelasnya yang berjumlah tiga belas itu. Gajinya sebagai guru TK lumayan untuk kehidupannya sehari-hari, di tambah uang tabungannya. Nayeon juga bekerja di sebuah cabang perusahaan besar yang ada di desa itu.
Itu adalah perusahaan milik keluarganya. Perusahaan itu berjalan lancar. Nayeon memutuskan untuk menarik aset milik keluarganya dan berhasil. Ia menarik semua aset keluarganya. Ia menjadikan perusahaan cabang itu menjadi perusahaan pusat.
Ia juga yang akan menjalankan perusahaan itu sendirian. Mengingat Nayeon pernah di belajar bisnis walau sebentar. Untungnya ada Taeyong, sekertaris kepercayaan sang ayah dan juga beberapa anak buah lainnya yang merupakan orang-orang kepercayaan ayah Nayeon.
Taeyong itu menurut Nayeon Sempurna. Ia tampan dan ahli dalam segala hal. Namun sayangnya pria itu sudah memiliki istri, ya Nayeon juga tidak tertarik pada pria itu.
Nayeon pun akhirnya selesai memasak. Ia memasukkan empat belas bekal makan dan empat belas minuman botol untuk anak di kelasnya nanti.
Nayeon sudah membeli rumah yang ia sewa. Ia juga membeli rumah di sebelahnya lebih tepatnya Jisoo agar Jisoo tidak begitu harus memikirkan uang sewa.
Nayeon sengaja tidak ingin pindah ke rumah yang lebih besar, karena baginya rumah itu sudah cukup.
Nayeon melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Ia membangun sebuah garasi dan mengambil sebuah mobil. Lebih tepatnya mobil miliknya dulu, dan juga beberapa mobil milik ayahnya.
Ya, Nayeon akan hidup dengan layak sekarang. Mungkin dulu ia lemah, tapi sekarang Nayeon akan berusaha menjadi lebih baik lagi.
Nayeon pun melajukan mobilnya membelah jalan desa yang tidak ada macet-macetnya dan berhenti di sebuah TK.
Gadis itu langsung masuk ke dalam gedung TK itu dengan senyuman.
***
Jungwoo menatap anak-anak yang bermain basket di depannya. Ia benar-benar malas bergerak. Remaja itu memilih untuk duduk di rerumputan yang berada di pinggir lapangan.
"Jungwoo."
Jungwoo yang merasa di panggil menoleh. Eunjung, ya gadis itu duduk di sebelah Jungwoo sambil memberikan minuman kaleng untuk Jungwoo.
"Gue lebih tua btw," ujar Jungwoo sambil memutar bola matanya malas dan menerima minuman kaleng dari Eunjung.
Eunjung pun menyengir. "Hehe ya maap. Lupa gue," balas Eunjung.
Jungwoo pun mengangguk dan meminum minuman di dalam kaleng yang diberikan oleh Eunjung.
"Kak, gue ngerasa kasian sama Joowoon," ujar Eunjung tiba-tiba.
Jungwoo menoleh pada Eunjung. "Maksud lo?" tanya Jungwoo bingung.
Eunjung menghembuskan napasnya pelan. "Gimana ya kak, Joowoon kayak sendiri sekarang. Appa lo sibuk kerja, kak Jungyeon mulai persiapan ujian sama turnamen, kakak juga kayak pergi ninggalin dia sendirian. Gue tau Joowoon juga salah di sini, tapi gue ngerasa kasihan sama dia. Apalagi dia belum bisa hidup mandiri," ujar Eunjung.
Iya, Joowoon terkadang kesepian di rumah itu. Joowoon juga murung akhir-akhir ini, membuat Eunjung kasihan padanya.
"Nanti gue urusin Joowoon, lo nggak usah khawatir," balas Jungwoo.
Eunjung mengangguk. Kedua remaja itu pun menghabiskan waktu istirahat dengan mengobrol.
***
Nayeon tersenyum saat anak-anak di kelasnya menyukai bekalnya. Mereka memutuskan untuk makan bersama di dalam kelas.
"Eomma, masakan eomma enak," puji Joshua.
Mingyu yang berada di sebelah Joshua mengernyit heran. "Eomma? Mingyu juga mau panggil eomma," ujar Mingyu.
"Scoups jugaaa."
"Dino jugaa."
Nayeon tersenyum mendengar sahutan demi sahutan yang terdengar di ruang kelas.
"Iya. Semua boleh panggil Bu guru dengan panggilan eomma," ujar Nayeon.
Terdengar sorakan senang dari anak kelas Nayeon. Nayeon pun melanjutkan acara makannya.
"Eomma, Woozi boleh makan dekat eomma?" tanya anak laki-laki bernama Jihoon, namun ia lebih suka di panggil Woozi.
Nayeon mengangguk mendengar pertanyaan Woozi. Nayeon diam-diam tersenyum melihat Woozi. Woozi itu mirip dengan sepupunya, Suga. Nayeon heran, kenapa anak-anak muridnya mirip dengan teman-temannya dulu bahkan anaknya.
Huh, tapi Nayeon rasa, ia lebih senang di sana. Bersama anak-anak TK yang polos dan lucu.
***
Jungkook duduk di ruangannya sendirian. Ia memijat pelipisnya pelan. Sesekali lelaki itu menutup matanya.
Ia menatap foto yang dipajang di atas meja kerjanya. Foto pernikahannya dengan Nayeon.
Tanpa sadar air mata mengalir dari mata Jungkook.
"Nggak ada guna lo nyesel sekarang."
Jungkook menoleh. Ia dapat melihat Suga yang bersender di pintu ruangannya.
"Di saat Nayeon di sudutkan, lo diem aja. Bahkan anak-anak lo ikut nyudutin Nayeon. Gue ngerasa apa yang sepupu gue rasain, nggak enak di sudutkan oleh anak sendiri," ujar Suga.
Jungkook menoleh pada foto di mejanya. "Gue tau gue bodoh, gue nggak bisa ngedidik anak gue dengan baik," balas Jungkook.
"Satu-satunya anak yang bisa diandalkan cuman Jungwoo, tapi setiap Jungwoo mau menangin Nayeon lo, Joowoon dan Jungyeon seakan berusaha ngehadang rencana Jungwoo," balas Suga kesal mengingat perilaku kedua keponakannya.
Jungkook menyesal pernah membentak anaknya itu. Jungkook juga tidak begitu dekat dengan Jungwoo, anak itu lebih suka diam dan dekat pada sang ibu di banding dirinya.
Jungkook awalnya terkejut mendengar omongan-omongan pedas dari mulut Jungwoo. Namun, mengingat Jungwoo sangatlah dekat dengan Suga, Jungkook jadi tidak begitu terkejut lagi mendengar omongan savage dari sang anak.
Ya, pria itu sangat menyesal.
***
Nayeon sudah bersiap akan pulang. Namun langkahnya terhenti saat melihat Wonwoo, murid kelasnya yang duduk sendirian di post satpam.
Nayeon pun mendekat ke arah Wonwoo yang duduk sendirian.
"Wonwoo, kamu nggak pulang?" tanya Nayeon pada anak laki-laki itu.
Wonwoo menoleh ke Nayeon. Ia memberi sebuah lipatan kertas pada Nayeon dan sebuah bunga di atasnya.
"Untuk eomma?" tanya Nayeon.
Wonwoo pun mengangguk. Nayeon pun mengambil kertas itu dan menyimpannya di dalam tasnya.
"Mau pulang bersama eomma?" tanya Nayeon lagi dan Wonwoo pun mengangguk.
Mereka pun langsung berjalan ke arah mobil Nayeon yang terparkir.
***
Jungwoo membuka pintu utama keluarga Jeon. Ia dapat melihat Joowoon yang menonton TV sendirian di ruang tengah.
Jungwoo pun mendekat ke arah Joowoon dan duduk di sebelah adiknya itu.
"Mana kak Jungyeon?" tanya Jungwoo.
"Kata kak Jungyeon mau kerja kelompok. Nanti sekitar pukul delapan baru pulang," jawab Joowoon.
Jungwoo pun mengangguk. "Udah makan?" tanya Jungwoo lagi.
Joowoon pun menggelengkan kepalanya. Jungwoo langsung berdiri dan pergi ke dapur. Sayangnya tidak ada bahan makanan di kulkas.
"Mau ikut beli makanan nggak?" tanya Jungwoo yang masih berada di dapur.
"Mau," balas Joowoon.
Joowoon langsung pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap ke supermarket. Jungwoo bersender di kulkas. Ia merasa keluarganya sangat kacau setelah Nayeon pergi.
Bahkan makanan saja tidak ada yang beres. Huh, asalkan waktu bisa diputar kembali.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
You're not my mom
Fanfiction(squel ff 'cupu couple' maybe) Ini kisah Nayeon dan Jungkook, pasangan cupu Couple yang dulu sangat viral di sekolah mereka. Ini adalah kisah lain dari kisah romantis yang mereka jalani sebelumnya. Kisah seorang ibu yang tetap menyayangi anaknya wal...