|15|

108 20 0
                                    

Pertemuan kita seperti persamaan matematika, hukum agama, dan takdir dari semesta.

Bermula dari hari dimana semesta di ciptakan sampai abad yang tidak terbatas.

Dari kehidupan sebelumnya dan sampai kehidupan selanjutnya.

Jantung ku yang dari awal berdetak dan tangan yang ku gunakan untuk meraihmu.

Kita berdua memang sangat berbeda, tetapi kita telah dipersatukan oleh takdir.

Jangan pernah menyesalinya, karena
kita akan selalu bersama selama-lamanya.
.
.
.
-Euphoria-

Author POV.

Jimin dan Eunso telah sampai di depan rumah Eunso sehabis bersenang-senang bersama.

Dan tepat malam ini, mereka memutuskan untuk mengubah hubungan persahabatan mereka menjadi suatu hal yang lebih terikat.

"Gomawo Jimin-ah." Ucap Eunso sambil menunduk.

"Nee, sama-sama............"

Jimin lebih mendekat ke arah Eunso.

"Chagiya." Tambah Jimin lagi yang membuat Eunso mengangkat kepalanya yang menunduk itu.

Mata Eunso kembali bertemu mata Jimin. Eunso masih canggung dengan kata itu, ia belum terbiasa.

Belum lagi jarak mereka yang sangat dekat, membuat Eunso tidak bisa berkata apa-apa.

"Senangnya kali ini aku sungguh-sungguh bisa memanggilmu seperti itu dan kau tidak menolaknya." Ucap Jimin tersenyum dan keduanya masih bertatapan.

"Yaa kau ini, beraninya kau memanggilku seperti itu." Oceh Eunso entah dia sadar atau tidak.

Jimin yang mendengarnya pura-pura bingung dan meledek Eunso.

"Wae? Bukankah kita sudah resmi berpacaran hari ini? Dan malam ini adalah hari pertama kita."

"Atau, apakah kau lupa? Apa aku harus mengingatkanmu apa yang terjadi beberapa jam yang lalu di Sungai Han."

"Hajimaa." Eunso kembali menunduk tidak bisa menahan malunya.

Jimin yang melihat itu tersenyum merasa puas bisa meledek Eunso nya itu.

"Hahaha gwiyeowo."

"Sekarang kau masuk, ini sudah malam."

"Ahh dan mulai besok, kau akan ku jemput untuk berangkat sekolah bersama."

"Wae? Aku sudah terbiasa naik bus." Tanya Eunso bingung.

"Hanya ingin saja. Memangnya tidak boleh kalau aku ingin pergi sekolah bersama pacar ku sendiri."

"Bukan begitu, kau kan susah sekali bangun pagi. Yang ada aku bisa terlambat karena mu."

"Tenang saja. Untuk mu, mulai besok aku akan membiasakan bangun pagi."

"Molla, seterah mu saja."

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang