|47|

38 14 9
                                    

Saat ini, Eunso masih berada di rumah sakit menemani Taehyung yang baru saja selesai terapi berjalan nya.

Saat ini waktunya makan malam dan Eunso kini sedang menyiapkan makan malam untuk Taehyung.

"Sudah siap, sekarang kau makanlah!" Eunso memberikan Taehyung bubur yang baru saja di belinya.

"Aku tidak mau."

"Ya, Kim Taehyung. Jangan seperti anak kecil, cepat makanlah!"

"Tidak mau, aku bosan kenapa makanan nya selalu saja bubur."

"Baiklah, ini hari terakhir kau makan bubur, besok aku yang akan memasakkan makanan untukmu."

"Janji?" Taehyung menyodorkan jari kelingking nya dan di balas oleh Eunso. "Janji."

"Sekarang kau makanlah bubur ini dulu, palli!"

"Suapi." Taehyung menyengir memperlihatkan boxy smile nya yang menawan itu.

"Aishh."

Eunso akhirnya mengalah dan memilih menyuapi Taehyung yang sangat manja pada dirinya.

"Taehyung boleh aku bertanya?"

"Tentang apa?"

"Tentang kecelakaan itu."

Taehyung berhenti mengunyah makanan nya kemudian mengambil air minum dan meneguk nya.

"Tidak usah dibahas, yang penting kau baik-baik saja."

"Tapi aku perlu tahu cerita lengkap nya dan aku ingin mendengarnya langsung dari mulutmu."

Taehyung menghela nafas nya.

"Tolong, ceritakan padaku. Please!" Eunso mengeluarkan aegyo nya.

Biasanya, dulu waktu dia masih bersama dengan Jimin, Jimin selalu luluh dengan aegyo yang Eunso lakukan.

Tetapi kini, dia tidak bisa lagi memperlihatkan aegyo nya pada Jimin. Karena mulai saat ini, Taehyung yang akan selalu ada di sisinya.

"Baiklah, kau selalu bisa meluluhkan ku Jung Eunso."

Eunso tersenyum lebar saat permintaan nya dituruti oleh Taehyung.

"Berhenti senyum seperti itu."

"Waeyo?" Tanya Eunso bingung.

"Nanti aku tidak fokus bercerita karena terpesona dengan senyum manis mu itu."

"Aigo, sudah berapa gadis yang kau gombali Kim Taehyung?"

"Aniya, kau satu-satu nya."

"Arraseo-arraseo, cepatlah ceritakan."

Taehyung pun mulai bercerita kronologi bagaimana dia dapat menyelamatkan Eunso dari kecelakaan itu.

"Saat itu, aku sedang dalam perjalanan pulang dari Daegu dan disitu aku menyetir dalam keadaan mengantuk. Lalu aku memutuskan untuk berhenti di coffee shop dan kemudian, aku melihat mu sedang memesan caffe latte yang kuyakini pasti kau sedang bersama dengan Jimin saat itu. Saat aku ingin menyapa mu, kau telah keluar lebih dulu dari sana. Aku menunggu pesanan ku tiba lalu berlari menyusul mu. Saat kau hendak menyebrang jalan, kulihat ada sebuah mobil yang tampak mencurigakan, dan benar saja, mobil itu ternyata memang berniat untuk menabrak mu. Aku melihat Jimin yang berlari sambil meneriaki mu, dan disitu aku semakin yakin kalau kau sedang dalam bahaya. Aku yakin Jimin pasti tahu kalau kau sedang dalam bahaya, itu sebabnya dia berlari kencang. Tetapi aku tahu, sekencang apapun dia berlari, dia tidak akan keburu untuk menyelamatkan mu. Kemudian disitu aku berlari dan mendorong mu menyingkir dari sana."

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang