Eunso masih tidak percaya dengan apa yang di dengarnya tadi.
Kata yang keluar dari mulut Jimin benar-benar membuatnya terdiam mematung.
"Apa yang kau bilang barusan?" Tanya Eunso sekuat mungkin mencoba memastikan kata yang ia dengar tadi.
"Iya. Aku sudah tidak mencintaimu lagi."
Seperti sebuah hantaman keras di hati nya, penuturan Jimin sangat jelas dan melekat di hati Eunso.
Air mata Eunso jatuh saat itu juga, runtuh sudah upaya pertahanan Eunso untuk menahan tangisnya itu.
"Kenapa kau tega padaku Jimin? Kenapa kau seperti ini padaku? Aku telah menahan ego ku melihat kau dengan Yoona, aku telah mencoba memperbaiki hubungan kita saat aku meminta break padamu, tapi kenapa kau seperti ini padaku?"
"Aku sudah mengatakan padamu alasanya, dan lebih baik sekarang kita akhiri hubungan kita sampai disini."
Jimin menarik tangan Yoona untuk mengikuti nya pergi dari sana meninggalkan Eunso seorang diri.
Eunso sudah tidak bisa lagi menahan keseimbangan nya untuk berdiri.
Dia jatuh terduduk dengan air mata yang masih setia mengalir deras dari pelupuk mata nya.
Peristiwa ini adalah sebuah peristiwa yang tidak pernah ia duga akan terjadi.
Jimin yang sangat mencintai, menyayangi dan memanjakan nya kini telah memilih pergi dari hidupnya.
Saat Eunso telah mengenal apa itu cinta terlebih cinta pertama, ia sangat senang saat mengetahui kalau cinta pertama nya ialah Jimin.
Seseorang yang telah mengenal dia lebih dalam dibanding orang lain.
Seseorang yang diyakini akan selalu bersama nya sampai kapan pun.
Seseorang yang ia deskripsikan sebagai arti dari kebahagiaan.
Seseorang yang sudah menjadi bagian dari hidupnya yang terdalam.
Tetapi kini, seorang Park Jimin ialah pribadi yang menjadi alasan kesedihan, kehancuran, dan kesalahan terbesar bagi Jung Eunso.
Eunso merasa sangat sedih dan hancur setelah kepergian Jimin.
Rasanya layaknya seperti merencanakan kebahagiaan untuk hidup kita sendiri.
Awalnya, kita merencanakan dan memilih kebahagiaan itu karena kita anggap kebahagiaan yang kita pilih itu tepat dan memenuhi atau sesuai dengan ekspetasi dan standar keinginan kebahagiaan kita.
Dan ternyata memang benar, kebahagiaan yang kita pilih berjalan sangat indah sekali dan kita sangat bahagia akan hal itu.
Tetapi entah mengapa, kebahagiaan yang kita pilih dan kita anggap indah itu kini tidak lagi menjadi arti dari kebahagiaan untuk kita. Melainkan sebaliknya, berubah menjadi kesedihan yang teramat menyakitkan bagi hidup kita.
Dan kita merasa sangat sedih akan hal itu. Bukan karena kita merasa menyesal karena salah pilih dalam memilih kebahagiaan.
Melainkan sedih karena awalnya kebahagiaan tepat yang kita pilih itu dulu terasa sangat indah sampai-sampai tidak ingin kita mengubahnya lagi. Tetapi kini, kebahagiaan itu telah sirna dan tergantikan dengan kesedihan dan rasa sakit yang sulit untuk dihapuskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
Fanfiction• You are the cause of my euphoria - Jimin • You are sunlight rising again in my life - Taehyung • Just take my hand and never let go of it - Eunso Just read and hopefully you guys enjoy it, abisnya bingung mau bikin sinopsis kaya gimana lag...