Sesak

351 23 0
                                    


Deska menatap langit yang mulai menghitam, Deska memang sedang berada didepan gerbang sekolahnya, menunggu Rakha menjemputnya.

Pemandangan tidak mengenakan hadir didepan Deska,Arga dan Tasya tampak sedang tertawa sambil terkadang Arga mencubit pipi Tasya gemas.

Deska tersenyum, Bagaimana pun dulu dirinya pernah ada diposisi Tasya, Dibahagiakan oleh seorang Arga Aldevaro Gefara.

Deska sadar, Mereka telah usai, itu berarti Deska tidak berhak menganggu kebahagian Arga sekarang.

Pahit memang, Tapi ini kenyataan yang harus Deska dapat, Kehidupan Deska tidak akan berhenti hanya karena Arga pergi dari hidupnya.

Walaupun begitu, Kenangan manis yang pernah ia jalani dengan Arga, Semua akan tertata rapih dalam hati dan pikirannya.

Setidaknya jangan sedih karena kita berpisah, tapi bersyukur karena kita pernah ada.

*****

"Bucyn banget sih lo berdua! Kemana mana harus berdua terus!" gerutu Kayla yang jengah melihat kedekatan Gesta dan Ara.

"Suka suka gue lah! Masalah buat lo!" Balas Ara sambil mengibaskan rambutnya.

"Udah, Berisik lo berdua. Lagi ditempat umum! Gausah malu maluin" Saut Deska ketus.

"Halah biasanya juga lo yang malu maluin" Sambar Ara. Jujur ya mba?

"Eh Des, Lo jadi tuh? bales dendam sama sinenek lampir?" Tanya Kayla sambil menyebut Tasya dengan sebutan 'nenek lampir'.

"Engga"Jawab Deska singkat membuat Gesta menaikkan alisnya, "Kenapa?" Tanya Gesta yang padahal mendukung Arga dan Deska kembali bersatu.

Deska tersenyum simpul, "Ga ada alasan buat gue ngerusak kebahagian Arga lagi"

Gebby ikut tersenyum lalu mengusap punggung Deska, memberikan semangat untuk sahabatnya ini.

"Gue tau lo bisa,Melepas lebih baik daripada lo harus bikin Arga benci sama lo karena udah ngerusak kebahagiaan dia" Ucap Gebby.

"Hidup lo masih panjang Des, Semuanya masih bisa berubah, Kalo emang Arga ditakdirkan buat lo, Semua orang gak akan bisa misahin lo" Kayla bersuara Lembut.

"Kalo emang Arga bukan buat lo nantinya, Lo harus tetep bahagia ya"Saut Ara, Deska mengangguk dengan mata berkaca kaca, Setidaknya Deska mempunyai para sahabat yang kapanpun akan selalu menjadi penyemangat sekaligus pelindungnya.

Gesta ikut tersenyum melihat keempat sahabat ini, Dan kali ini Gesta mencoba untuk ikhlas seperti Deska, Hanya tuhan yang tau,Akan seperti apa akhir takdir mereka.

*****

Deska memperhatikan kalender dikamarnya dengan cemas, seminggu lagi ia akan tampil untuk mengisi acara perpisahan sekolahnya, tapi ia belum sama sekali latihan.

"Mana tampilnya sama mantan lagi" Gerutu Deska sambil memberengut.

"Kenapa harus Arga sih? Perasaan most wanted gak dia doang" Celoteh Deska.

Deska membuka handphonenya, membuka galeri lalu menatap foto dirinya dan Arga yang belum ia hapus sampai sekarang.

Deska terkekeh melihat foto dirinya dan Arga yang sedang berada dipasar malam, Tampak Arga memasang wajah juteknya karena Deska mengambil es krimnya.

Deska menggeser foto selanjutnya, lagi lagi dirinya terkekeh melihat foto dirinya dengan Arga sedang tertawa pecah, Deska ingat dengan jelas itu pertama kalinya Arga mengombalinya,Deska juga inget, Yang fotoin foto ini adalah Daffa.

Tanpa disadari air mata Deska jatuh membasahi layar handphone, Lama kelamaan tangisnya menjadi pecah.

Membayang semua ini hanya masa lalu yang ia jalani dengan Arga, Dunianya dulu.

*****

Arga menatap layar handphonenya dengan senyum mengembang.

Foto dirinya dengan Tasya terpampang jelas dilayar handphonenya.

Arga akui, Dirinya sudah mulai menyukai gadis ini.

Tasya memang tak sesempurna Deska, Tapi entah kenapa dari sekian banyak mainan Arga, hanya Tasya yang berhasil menarik perhatiannya.

Detik kemudian dirinya dikagetkan dengan ketiga sahabatnya yang datang kekamarnya.

"Ck! Ketok dulu kalo mau masuk"Gerutu Arga.

"Halah kaya sama siapa aja sih Ga! Rumah lo kan juga rumah kita"Ucap Daffa santai. Songong ya?

"Lagi ngeliatin foto lo sama Tasya?" Tanya Gesta sambil menatap foto dilayar handphone Arga.

Arga mengangguk singkat, "Pertahanin, Jangan sampe Lo lepasin begitu aja, dan akhirnya lo bakal nyesel lagi nanti" Ucap Gesta.

Arga tersenyum lalu kembali mengangguk.

*****

Arga berjalan santai melewati koridor sekolahnya, Langkahnya terhenti saat mendengar suara orang yang amat ia kenal.

Ia melirik ruangan musik disamping kanannya, pintu sedikit terbuka membuat dirinya bisa melihat siapa yang sedang bernyanyi.

Tebakan Arga benar, Deska sedang bernyanyi dengan gitar ysng dipangku-nya.

Tatapannya berubah sendu ketika mendengar lagu yang dinyanyikan oleh Deska.

Oh, it hurts the most 'cause I don't know the cause
Maybe I shouldn't have cried when you left and told me not to wait
Oh, it kills the most to say that I still care
Now I'm left tryna rewind the times you held and kissed me back
I wonder if you're thinkin' "Is she alright all alone?"
I wonder if you tried to call, but couldn't find your phone
Have I ever crossed your thoughts because your name's all over mine
A moment in time,don't watch me cry
A moment in time, don't watch me cry
I'm not crying 'cause you left me on my own
I'm not crying 'cause you left me with no warning
I'm just crying 'cause I can't escape what could've been
Are you aware when you set me free?
All I can do is let my heart bleed

Arga melihat tangis Deska pecah dan Deska pun menghentikan nyanyiannya, Arga memberanikan diri untuk memasuki ruangannya, Membuat Deska terkejut dan menatapnya kaku.

"Lo---" Ucapan Deska terpotong,"Yuk latihan!  Seminggu lagi kita tampil" Ucap Arga sambil tersenyum.

Bersambung...

Gimana?
Kurang nyesek ya?
Kebetulan Ira moodnya lagi galau galauan:(

Maap kalo ada typo><

Jangan lupa vote dan komen ya! ☺✨

Break [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang