Rindu

340 21 0
                                    


"Si Deska mana sih Jir!? Bentar lagi pelajaran Pak Herman loh" Tanya Ara pada Kayla dan Gebby.

"Gue aja baru abis dari kantin, Kenapa lo nanya sama gue!?"Balas Kayla ngotot membuat Ara bersiap siap ingin mengumpati Kayla.

"Udah woi! Berisik banget lo pada" Bentak Reno lalu kembali menelungkupkan kepalanya pada meja.

"Lo kenapa sih Ren? Lo sakit?" Tanya Zahra cemas melihat Reno yang tampak pucat.

"Cie! Neng Zahra khawatir sama Bang Reno!" Sorak Dani diiringi sorakan seisi kelas.

"Ck! Udah gausah bacot! Ren lo mau ke uks gak? Biar gue yang izinin lo sama Pak Herman"Ucap Zahra, Reno tersenyum lalu mengangguk.

"Zah" Panggil Reno membuat Zahra kembali menoleh pada Reno, "Apa?" Tanya Zahra.

"Lo yang jagain gue di uks ya?" Pinta Reno, Zahra tersenyum lalu mengangguk.

Setelah Zahra dan Reno pergi ke uks, Seisi kelas nampak sedang melongo menatap kepergian mereka berdua.

"Bener ya kata sinetron, Benci bisa jadi cinta"Gumam Rio.

"Si Aldo apa kabarnya ye?" Ucap Dani.

"Not Fine sih kalo kata gue" Saut Ara dan Kayla.

"EKHM!"

Para murid menoleh menatap Pak Herman yang sudah berada didepan kelas.

"Buset! Tuh guru kapan masuknye!?" Gerutu Rio.

"Jangan jangan bener kata anak anak, Pak Herman itu jelmaan dedemit!"Saut Dani.Istigfar nak..

"Herman deh gue, Masa murid sebanyak ini gak bisa liat dia dateng"Celetuk Azka yang dihadiahi tatapan tajam oleh pak Herman.

"Kamu gak sopan ya!? Gak pernah duduk dibangku tk ya kamu!?" Bentak Pak Herman pada Azka.

"Emang gak pernah pak! Saya kan langsung Sd!" Saut Azka.

"Wah selain jelmaan dedemit,Pak Herman juga dukun, Lo catet Dan! Abis itu tempel dimading" Ucap Rio diacungi jempol oleh Dani.

*****

Zahra menatap sendu kearah laki laki yang sedang terbaring lemas dibrangkar uks.

"Lo mau apa lagi hm?" Zahra bersuara lembut, Membuat detak jantung Reno berdetak tak karuan.

"Mau lo"Jawab Reno,Zahra terkekeh "Gausah bercanda"

"Gue gak bercanda"Saut Reno yang membuat senyum Zahra luntur seketika.

Detak jantungnya menggila melihat tatapan dalam Reno.

"Maksut lo apa?" Tanya Zahra, Reno menggeleng lalu mengacak pucuk kepala Zahra.

"Akan ada saatnya gue akan bilang semuanya ke elo" Jawab Reno dengan tatapan yang sulit diartikan.

*****

"Udah jam istirahat, Latihannya sampe sini aja" Ucap Deska lalu diangguki oleh Arga.

"Gue minta maaf" Deska bersuara rendah namun masih terdengar oleh Arga.

"Untuk?"Tanya Arga, "Menganggu milik lo, Gue sadar itu tandanya sama aja gue mengganggu kebahagiaan lo"Jawab Deska, Meskipun tak mengurangi wajah datarnya.

"It's okey. Boleh gue minta sesuatu?"

"Apa?"

"Kembali jadi Deska yang dulu gue kenal"

*****

"Mang oji! Ara pesen Nasi goreng empat! Yang punya Ara pedes pake banget ya Mang!" Ucap Ara.

"Okey okey" Ucap Mang Oji sambil mengacungkan jempolnya.

"Abis ini paling Diare lagi"Ucap Deska,Ara hanya menyengir menanggapi ucapan Deska.

"Gue pusing sama pelajaran Pak Herman"Jawab Ara sambil memijit pelipisnya.

"Emang kalo pusing obatnya cabe?" Ledek Kayla.

"Diem lo! Gue lagi laper jadi gak ada tenaga balesin ledekkan lo" Sewot Ara.

"Dih sewot"Gerutu Kayla,Ara hanya meliriknya tajam.

"Sumpah,Gue bosen loh liat mereka berdua.Sweet sih tapi kalo diliat lama lama ga kuat gue" Ucap Ara.

Deska menaikkan alisnya lalu mengikuti arah pandangan Ara.

"Arga sama Tasya maksut lo?"Tanya Deska, Ara mengangguk.

"Iya! Apalagi Tasyakan Bucin banget sama Arga, Yaiyalah ya dari kelas 10 dia naksir sama Arga, Tapi Arga malah jadian sama lo"Ucap Ara, Deska hanya mengangguk mengerti.

"Eh Tamara apa kabarnya?" Tanya Gebby.

"Wah iya tuh, Dia kan pergi pas dicampakin sama Arga, Masih hidup gak ya?" Gumam Kayla membuat Deska menoyor Kayla.

"Lo kalo ngomong gak dipikirin dulu ya! Masa gara gara cuma dicampakkin sampe bunuh diri! Otak lo udah terkontaminasi sama yang namanya sinetron!" Cerocos Deska.

"Eh jangan salah! Lo tau gak? Kak Becca hampir bunuh diri dari lantai empat sekolah kita gara gara Vano nolak dia!"Bela Kayla.

"Itu berarti otak dia udah sama kaya lo! Sering nonton sinetron bucin sih! Sekali kali nonton drakor biar bucin lo berkelas! Ga kaya Ara" Ucap Deska yang membuat Ara menatapnya tajam.

"wah sembarangan lo! Bucin gue tuh berkelas tau! Apa lagi gue mantannya Shaw mendes!" Balas Ara dengan bangga. Pede sekali mbaknya..

"Dih, Shaw aja gatau lo hidup"Saut Gebby, Gini gini juga Gebby penggemar beratnya!

"Lo pada iri ya sama gue? Gak suka banget liat gue bahagia"Jawab Ara dramatis.

"Emang!" Saut Kayla santai, Ara hanya mengumpati sahabatnya tersebut.

*****

Deska menatap kosong kearah pemandangan rumahnya, Dia memang sedang berada dibalkon kamarnya.

Deska menghela nafas, Entah akhir akhir ini hari harinya seolah tidak berwarna.

Tepatnya setelah Arga benar benar memilih Tasya sebagai pilihannya, Dan Deska harus menghargai keputusan itu.

Deska baru merasakan, Betapa besar efek seorang Arga dikehidupannya.

Rindu? Bahkan jika ada kata yang lebih dari Rindu,Deska akan menggunakannya untuk mendeskripsikan perasaannya saat ini.

Deska merasa seolah sebagian dari dirinya mati rasa, Lebay memang,tapi itulah kenyataannya.

Deska tau, Menangis tidak akan membuat Arga kembali dengannya.

Takdir tetap takdir, Mau sekuat apapun kamu menentangnya, tidak akan merubah jalan takdir.

Bersambung...

Jangan lupa Vote dan komen ya! ✨☺

Maaf kalo ada typo

Jangan Siders!!


Break [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang