29

3.5K 421 26
                                    

Brak!

(Namakamu) membanting belanjaannya ke lantai, gadis itu memejamkan matanya erat dan meletakkan kedua tangan dipinggang. Dirinya memutuskan pulang, tidak kembali kekantor laki laki itu. Gadis itu memijat pangkal hidungnya, sedikit pusing

Cklek.

"Tolong jangan ada yang ganggu gue hari ini chess, gue gak mau siapapun nemuin gue sekarang" Perintah (namakamu)

"Baik teh" Ucap chessie mengambil chargernya dan keluar dari kamar yang hawanya sedikit panas

Ketika pintu tertutup, gadis ini menjatuhkan badannya ke kasur dan menikmati bagaimana enaknya tidur tanpa harus memikirkan apapun. Oh ya, Mikha. (Namakamu) sempat berpapasan dengan Perempuan yang meminta nomor WhatsApp tadi dikasir toko iqbaal

"Ih hidup gue ribet banget sih" Guman (namakamu) kesal

"Teh, si temen teteh datang nih" Ucap chessie tiba tiba masuk membuat (namakamu) membalikkan badannya

"Siapa?" Tanya (namakamu)

"Aa devan, bio, deon, sama.. "

BRAK!

"SUSAH BANGET NEMUIN LO BANGKE!"

Inilah kata kata utama yang keluar dari mulut sahabat sahabat sialannya, devano. (Namakamu) hanya diam dan menatap ke 4 pria itu dengan sendu, devano terdiam menatap tatapan gadis itu. Pria bertexudo rapi itu langsung melangkah dan duduk di lantai, meletakkan kedua tangannya diatas lutut gadis itu

"Lo kenapa?" Tanya devano lembut

"Ada yang nyakitin (namakamu)?" Tanya bio ke chessie yang diam menatap (namakamu) yang hanya diam

"Chess tolong tinggalkan kita" Ucap Deon membuat gadis blasteran itu mengangguk patuh dan menutup pintu kamar itu dengan cepat

Tap!

Tap!

Tap!

(Namakamu) memejamkan matanya saat bio menariknya untuk berdiri, dan mendekapnya erat. Yang lain hanya diam dan menatap gadis itu dengan pandangan yang sulit diartikan, ada apa dengan (namakamu)

"Gue gagal jagain lo ya" Guman bio membuat (namakamu) menggigit bibirnya dalam

Jangan kalian lupakan. Bio adalah pria yang dari dulu ada disampingnya, status bio kini masih 1 minggu menikah dengan baby. Teman dekat (namakamu) dulu, entahlah. Bio sudah seperti abangnya

"Bentar gue mau ambil air" Ucap Deon berjalan keluar kamar dengan ponsel yang menempel di telinganya

"Lo kenapa? Cerita sama gue. Cerita sama kita" Ucap bio lagi dan mengusap punggung gadis itu

"Gue mau balik, hiks!"

Cukup sudah.

Bio mengepalkan tangan nya dibalik punggung gadis itu, ari yang melihat kepalan tangan itu hanya bisa diam. Devan? Sama. Kepalan tangan nya sangat sempurna disisi badannya, kok bisa bisanya gadis itu menangis. Dulu, gadis itu tidak pernah selemah ini

"Gue takut dicap perempuan perusak hubungan orang. Dan posisi nya antar model dengan bos" Lirih (namakamu) membuat bio paham sekarang

"Iqbaal lagi?" Tanya devan dingin

"Gue samperin sekarang juga dia" Ucap devan dingin

Bruk!

"Jangan, please Dev please"

(Namakamu) keluar dari pelukan bio dan langsung memeluk laki laki yang tengah diliputi emosi itu. (Namakamu) menangis dipunggung tegap itu, entahlah. (Namakamu) tak ingin laki laki itu di apa apakan oleh sahabatnya

You Understand?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang