Season 2 Part 9

1.6K 315 56
                                    

Tap!

Tap!

Tap!

Cklek!

(Namakamu) tersenyum dan membuka kedua tangan nya saat fero berlari kearahnya, ya anak laki lakinya begitu merindukan bundanya. Disana Galih masih berdiri menatap interaksi antara ibu dan anak, dan tanpa sadar. Laki laki itu tersenyum

"Halo om ganteng" Ucap fero yang kini berada diambang pintu sambil berada dipelukan (namakamu) yang menatap Galih

"Gak masuk?" Tanya (namakamu)

"Iya masuk bentar lagi, boleh gendong anak kamu?" Tanya Galih pelan

"Boleh"

Bukan (namakamu) yang menjawab, tapi fero sendiri yang merentangkan tangannya. Galih mendekat dan menggendong anak itu, fero memang tampan, Galih akui itu. (Namakamu) menghela nafas dan memilih melepas sepatunya dan duduk dikursi yang ada di Koridor apartemen mereka, ya disetiap pintu memiliki satu kursi didepannya

"Bunda cape banget ya" Ucap fero lembut, (namakamu) menggelengkan kepalanya

"Nggak, bunda gak capek" Ucap (namakamu) membuat fero tersenyum sambil merangkul leher Galih dengan nyaman

"Om, nanti pas pulang ke Indonesia. Om ikut? Temenin bunda keacara ayah ya" Ucap fero membuat (namakamu) terdiam, ah dirinya hampir lupa tapi kembali teringat lagi

"Acara apa tuh" Ucap Galih menepikan rambut di kening fero

"Acara.. "

"Fero masuk ya sayang, bunda mau bicara sama om galih" Ucap (namakamu) kembali berdiri dan tersenyum hangat ke fero yang menatapnya

"Acara nikahan papa" Bisik fero dan turun dari pelukan Galih

Tau apa reaksi laki laki itu? Galih tak bisa tidak menatap (namakamu) yang kini tersenyum menatap fero yang masuk kedalam apartemen mereka. Chessie yang paham pun ikut masuk mengejar fero yang berlari kecil

"Itu beban kamu?"

⛄⛄⛄⛄⛄

"Iya dia nikah lagi"

Galih menyesapi kopi yang ada ditangan nya, pandangannya lurus ke papan iklan yang tak jauh dari mereka. Sama seperti (namakamu) yang kini memegang gelas kopi dengan kedua tangan dengan pandangan lurus kedepan. Mereka ada dibalkon apartemen Galih, (namakamu) tak ingin membicarakan itu dibalkon apartemen nya karna fero sangat sensitif bila itu dibahas. Kecuali fero sendiri yang membahas itu

"Dan lo ikhlas?" Tanya Galih menatap (namakamu) dari samping

"Munafik banget gue bilang ikhlas" Ucap (namakamu) tenang

"Gue tau lo gak akan pernah ikhlas bila dipaksakan akan hal itu, tapi coba ikhlas perlahan biar lo gak ada sifat dendam. Dan merusak rumah tangga yang akan lo ciptain kedepan" Ucap Galih

"Lo gak ngerti posisi gue Galih" Ucap (namakamu) lirih

"Posisi dengan keyakinan rumah tangga lo akan berhasil. Orang tua lo yang pertama gak Yakin dan lo sendiri yang berusaha akan itu semua, lo belum pernah nikah, lo belum ngerasain Posisi lo terjepit milih waktu kerjaan lo dengan keluarga lo yang akan hancur. Dimana posisi ingin banget bicara dan ngeluarin semuanya tapi tertahan karna orang yang lo sayang. Lo gak tau rasanya punya anak yang sangat lo sayang dan setelah usia dia.. Hiks!"

Ucapan itu terputus saat wanita itu menangis, galih merasa bersalah sekarang, laki laki itu menghela nafas dan meraih badan yang lebih pendek darinya itu untuk masuk kedalam dekapannya. (Namakamu) menangis

You Understand?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang