Bab - 4 Wasiat II

9 2 0
                                    

Happy Reang.

***

Sementara itu Jasmine sedang berada di sebuah mobil yang membawanya ke Depok.

"Pak, sebenarnya ada apa?" Tanya Jasmine penasaran.

"Duh mbak bapak juga tak tau" Jawab pak Karno supir keluarganya.

Jasmine terus merapalkan doa agar tak ada yang aneh-aneh. Ia cukup kaget setelah dari toilet ia langsung didatangi Pak Karno dan meminta ia ke Depok, kata Pak Karno ada kejadian penting.

Untungnya Jasmine sempat berpamitan sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran.

Selama perjalanan ia hanya diam dan parahnya ponselnya tertinggal di ruangan rapat, ia lupa meminta kembali ponselnya yang dipegang Rian.

***

Sesampainya di rumah Jasmine tak menemukan keluarganga tapi ia sudah di seret untuk di dandani dan tanpa lama ia kembali masuk ke dalam mobil yang membawanya entah ke mana.

Jasmine menatap bingung ke arah villa besar di depannya.

"Pak Karno kita di mana?" Tanya Jasmine bingung dan agak takut.

Dipikirannya terbayang kalau ia akan dijual atau diapakan.

"Ini di pinggiran Depok" Jawab Pak Karno.

"Ayo mbak keluarga Mbak sudah menunggu" Ucap Pak Karno.

Jasmine segera melangkah memasuki Villa besar itu dan saat sampai pintu ia sudah didambut oleh pelayan yang akan mengantarnya ke sebuah ruangan.

Pelayan tadi memberi tahukan bahwa ia sudah sampai pada orang yanh di balik pintuk besar di depannya.

Tak lama pelayan itu membuka pintu dan terpapang di dalam ruangan itu ada beberapa orang duduk dengan hawa yang terasa tegang.

"Perkenalkan ini anak bungsu saya Jasmine Wicaksono. Ayo Jasmine beri salam" Ucap ayah Jasmine, Bisa.

Sementara Jasmine masih kaget, tapi ia tetap menyapa.

"Halo saya Jasmine" Ucap Jasmine.

Sementara kedua orang yang sepertinya suami istri asing di matanya hanya menatap datar Jasmine. Sementara Ibunya dan Jihane Menatap dengan tatapan ancaman.

"Duduklah" Titah Bima.

Setelah duduk di sisi Bima Jasmine.

"Jadi ini Puterimu yang akan kau korbankan?" Tanya Tajam sang Pria yang terlihat seperti Keturunan orang Barat alias Bule.

Korban?

"Saya sudah katakan kalau wasiat itu harus dilaksanakan" Tegas Bima.

Pria itu memijit kepalanya, sementara wanita yang terlihat warga negara asing juga menatap keluarganya tajam.

"Sungguh kalian tak tau malu, meninta kami menyangupi wasiat itu sementara di dalam wasiat itu tertulis kalau tidak memungkinan maka perjanjian batal" Ucap sang wanita.

"Tidak memungkinkan? tapi bukankah kita bisa melaksanakannya" Balas Sinta.

Kedua orang itu berdecih, sementara Jasmine semakin bingung.

"Tunggu, sebenarnya ada apa ini?" Tanya Jasmine memecah ketegangan di sana.

"Hahah, sepertinya aku benar. Anak bungsumu hanya tumbal di sini" Sindir Pria itu.

Jasmine semakin binggung, tapi ia menerima sebuah surat wasiat dari tangan sang wanita.

Dengan hati-hati Jasmine membacanya.

Love My Hot GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang