35. Setega itu?

1.3K 219 50
                                    

(Namakamu) memijat pangkal hidungnya. Kepalanya kini terasa berat seperti dipenuhi oleh berjuta-juta beban pikiran. Gadis itu menghela nafas, sepertinya ia akan sakit.

Duduk diatas kasur seraya melihat isi dari kotak hitam yang ia terima beberapa menit lalu adalah kegiatan yang sedang gadis itu lakukan. Ia melihat beberapa foto orang terdekatnya dengan wajah yang dicoret oleh goresan tinta merah. Foto-foto itu diantaranya adalah foto Misya, Ziar, Salsha, Ari, Syilla, Aldi, dan Bastian.

Kalo Lo gamau liat mereka nyusul kucing-kucing Lo itu, putusin Iqbaal dan tinggalin dia! Jangan pernah Lo muncul di hidupnya lagi!!! Karena Iqbaal selamanya akan milik gue!

Begitulah isi pesan yang terdapat dalam kotak hitam itu. (Namakamu) mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Ia harus memastikan bahwa orang-orang terdekatnya itu masih bernafas di dunia ini. Ia takut, ancaman itu terjadi. Terlebih kini kucing-kucingnya yang mati akibat peneror itu.

"Halo Pa?"

"....."

"Papa baik-baik aja kan?"

"...."

"Oh yaudah papa baik-baik ya di luar kota. Jangan lupa jaga kesehatan bye!!"

"......"

Pip.

(Namakamu) menghela nafas panjang, kemudian ia beralih ke nomor kontak selanjutnya dan ia menanyakan perihal yang sama seperti yang ia tanyakan kepada papanya.

Kak Ari
(Nam) Lo kenapa sih tiba-tiba nanya gue baik atau enggak? Lo kenapa (Nam)?

(Namakamu) mendengus sebal, selalu aja sahabat kecilnya itu khawatir berlebihan. Kalau ia bilang ada yang menerornya pasti lelaki itu akan mencari pelakunya sampai dapat dan merenggut nyawa peneror itu. Maka dari itu, lebih baik (Namakamu) tidak memberi tahu lelaki itu.

Kak Ari
(Nam) kok gak di bales sih? Gue otw!

(Namakamu) menyimpan ponselnya di atas nakas. Sudah pasti kalo Ari khawatir, pasti ia akan menghampiri (Namakamu) dan (Namakamu) tidak bisa melarang sahabatnya itu.

Gadis berbaju berwarna baby pink itu berjalan menuju balkon dan meletakkan tangannya diatas pagar pembatas balkon.

(Namakamu) sibuk mengedarkan pandangannya sebelum tatapannya terkunci pada lelaki di sebrang balkonnya itu. Terlihat Iqbaal yang sedang menatapnya dengan ekspresi yang sulit di artikan.

Seketika kata 'putus' terlintas di pikiran gadis itu. Apa iya, (Namakamu) harus merelakan lelaki yang dicintainya itu untuk orang lain? Apa (Namakamu) sanggup melihat Iqbaal tertawa karena orang lain?

"(NAMAKAMU)!!!"

Tatapan antara kedua sejoli itu terputus karena suara melengking yang berasal dari bawah sana. Iqbaal dan (Namakamu) sama-sama melihat ke bawah. Terlihat kini seorang lelaki yang tengah melambai-lambaikan tangannya pada (Namakamu).

"Bukain pintu!!!" Teriak Ari. (Namakamu) hanya mengacungkan kedua jempol nya. Ia menatap Iqbaal sekilas kemudian berjalan menuju pintu utama.

'Cklek'

"(Nam) Lo gak apa-apa kan?!" Tanya Ari memegang kedua pipi (Namakamu) yang sekarang mulai mengecil.

(Namakamu) memegang tangan Ari seraya tersenyum, "Gue gak apa-apa kak! Lo aja lebay hih!!"

"Tapi badan Lo agak anget, kenapa? Kantung mata Lo item lagi."

"Gue gak apa-apa kok kak!" Ari langsung memeluk (Namakamu). Dan (Namakamu) hanya membalas pelukan sahabatnya itu.

My Migu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang