31. Terbiasa

1.3K 201 42
                                    

"Miawww!!"

(Namakamu), gadis itu kini tengah mengelus lembut bulu Moci. Guratan senyum terus menerus terlukis di bibirnya yang berwarna merah muda itu. Dirinya kini sedang duduk di ruang tengah dengan Moci di pangkuannya.

"Moci. Moci jangan pernah ninggalin (Namakamu) ya," Ucap (Namakamu) tersenyum.

"Moci harus janji kalo Moci pasti bakal sama (Namakamu) terus."

"Sayang? Kamu lagi apa?" Tanya Misya datang bersama makanan junk food di kedua tangannya.

"Mama bawa apa?" Tanya (Namakamu) dengan mata yang berbinar.

"Ini kamu makan dulu ya. Maaf mama gak masak," Ucap Misya mengelus pucuk kepala putrinya.

"Gak apa-apa Ma. (Namakamu) suka ini kok!" Ucapnya seraya memakan kentang goreng yang dibawa Misya tadi.

Misya menatap (Namakamu) yang sedang makan dengan lahapnya, "Oh iya tadi Salsha nelepon Mama nanyain kamu, katanya handphone kamu gak aktif? Kenapa?"

(Namakamu) memberhentikan kegiatan memakan makanannya. Memang gadis itu sengaja mematikan ponselnya karena ia tidak mau diganggu oleh siapapun apalagi Iqbaal.

"Oh iya (Namakamu) lupa charger Ma. Habis ini (Namakamu) charger kok!" Alibi (Namakamu).

"Kamu malam ini jadi?"

(Namakamu) tersenyum tipis, "Jadi Ma."

"Sama siapa berangkat? Iqbaal?"

"Mmm diantara Iqbaal sama kak Ari sih Ma," Kekeh (Namakamu).

"Mama nanti sore mau ketemu temen, jadi kamu kunci aja ya pintunya. Mama bawa kunci cadangan kok!" (Namakamu) hanya mengangguk.

Ting Nong

Suara bel pintu rumah membuat interaksi antara ibu dan anak itu terhenti.

"Ada tamu, Mama buka dulu ya?" Ucap Misya kemudian berdiri namun dengan cepat (Namakamu) memegang sebelah tangannya.

"Gak usah Ma. Biar (Namakamu) aja yang buka." Misya tersenyum kemudian duduk kembali sedangkan (Namakamu), gadis itu berdiri dan berjalan menuju pintu utama dengan Moci di tangannya.

Cklek

"Syilla?" Syilla tersenyum seraya memeluk singkat tubuh (Namakamu).

"Ayo masuk!" Ajak (Namakamu) kemudian kedua gadis itu berjalan memasuki rumah (Namakamu) dan duduk di sofa ruang tamu.

"Tumben Lo kesini Syil?" (Namakamu) terkekeh.

"Iya gue kangen sumpah sama rumah ini. Terus juga gue khawatir sama keadaan Lo," Ucap Syilla mengelus pundak (Namakamu).

"Gue gapapa kok Syil, tenang aja."

"Lo gak bisa bohongin gue (Nam) meskipun Lo nunjukin ekspresi bahagia tapi mata Lo gabisa boong," Ucap Syilla.

"Ngobrolnya di kamar gue yuk!" Ucap (Namakamu) melepas Moci yang berada di tangannya kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya diikuti Syilla dibelakangnya.

"Tadi kucing Lo (Nam)?"

(Namakamu) mengangguk seraya tersenyum, "Iya kucing kesayangan gue."

"Lo cuman punya 1?"

(Namakamu) menggeleng, "Nggak, gue punya 1 lagi tapi itu berdua sama Iqbaal, di rumah Iqbaal." Syilla hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Kedua gadis itu duduk di atas kasur milik (Namakamu). Kemudian keduanya memulai pembicaraan.

My Migu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang