"Aku mau kalian kembali."
Iqbaal dan Zidny saling menatap terkejut satu sama lain. Keduanya menggeleng-gelengkan kepalanya secara bersamaan.
"(Nam), aku sayang sama kamu. Maafin aku kalo aku gak kasih tau kamu. Maafin aku, mungkin cara aku ini emang salah," Ucap Iqbaal.
"(Nam), kalau pun Lo mau gue sama Iqbaal balikan, gue gak bisa gue harus ikut bokap ke Amerika. Jadi gue mohon maafin gue dan maafin Iqbaal, (Nam)."
"Terima Iqbaal lagi. Gue mohon," Ucap Zidny menatap (Namakamu) penuh harap.
(Namakamu) menepis kasar air matanya, "Gue maafin kalian berdua."
Seketika wajah Iqbaal dan Zidny berubah menjadi ceria. Apalagi Iqbaal, lelaki itu kini terlihat seperti tak ada beban sama sekali. Senyuman sumringahnya muncul tanpa aba-aba.
"Jadi kamu mau kan baikan sama aku terus ngelanjutin hubungan kita?" Tanya Iqbaal. Kini kepercayaan dirinya sangat tinggi apalagi ketika melihat (Namakamu) tersenyum manis.
"Iya Lo mau kan (Nam)? Gue mohon."
"Maaf gue gak bisa," Ucap (Namakamu) tanpa memudarkan senyuman manisnya. Raut wajah kedua orang di hadapannya kini berubah menjadi muram seperti semula.
"Kenapa (Nam)? Kenapa? Kamu kan udah maafin aku," Ucap Iqbaal.
"Aku maafin kamu bukan berarti aku mau lanjut hubungan sama kamu."
"Ohiya aku lupa kita satu sama lain belum ngambil keputusan buat hubungan kita kan? Aku mau mulai detik ini kita putus."
Iqbaal terkejut. Ia menggenggam erat kedua tangan kekasihnya. "(Nam) aku mohon aku mau pacaran lagi sama kamu. Aku gak mau putus sama kamu."
"Apa kamu gak sayang lagi sama aku?" Tanya Iqbaal kecewa.
Zidny mengelus pundak Iqbaal bermaksud memberi lelaki itu kekuatan.
(Namakamu) tersenyum tipis, "Aku sayang kok sama kamu."
"Terus kenapa kita gak lanjut hubungan kita aja? Kenapa kamu lebih milih mengakhiri hubungan kita?" (Namakamu) tidak menjawab. Gadis itu lebih memilih mendengarkan ocehan Iqbaal. Mungkin, ini yang terakhir kali ia bisa mendengar ocehan lelaki di hadapannya.
"Cantik. Aku mohon. Aku gak bisa kalo kita putus."
"Aku harus ngapain supaya kamu narik kata-kata kamu tadi?"
Zidny menatap iba Iqbaal yang terus memohon agar (Namakamu) mau melanjutkan hubungannya kembali.
"(Namakamu). Aku cuman sayang sama kamu. Aku sama Zee itu cuma sahabatan. Kamu kan tau kenapa aku ngelakuin ini semua."
"(Nam)."
"(Namakamu)."
Iqbaal mengangkat kedua tangannya untuk menghapus air mata yang meluncur di kedua pipi gadis itu. (Namakamu) memang sedari tadi tak pernah melunturkan senyumannya namun apakah air mata juga harus terus jatuh seiring senyuman itu terus mengembang?
"Aku mohon."
"(Nam) jawab. Aku gak bisa diginiin." Iqbaal menggenggam kedua tangan (Namakamu) seraya menatap ke bawah.
"Cantik. Aku gak tau harus ngomong apalagi sama kamu. Aku.."
"Aku capek (Nam). Aku mau kamu kembali."
"(Nam). Jawab aku, kamu mau kan?"
"(Namakamu) Can--"
"Aku gak bisa Baal." Iqbaal mendongakkan kepalanya. Ia melihat senyuman gadis itu kini telah pudar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Migu [Completed]
FanfictionMigu. Satu kata yang berhasil (Namakamu) buat hanya untuk seseorang yang menurutnya pantas memiliki gelar tersebut. Migu bukanlah hanya sekedar kata tetapi mempunyai arti yang sangat dalam. Terlihat aneh namun makna sebenarnya terdapat pada diri Iqb...