45. One Day

1.2K 189 13
                                    

(Namakamu) kini sedang merapikan barang-barang yang berada di kamarnya. Ia mengemas barang-barangnya untuk di masukkan ke dalam koper. Sebenarnya ia akan menepati janjinya untuk menghabiskan waktu bersama Iqbaal hari ini. Tetapi ini masih pagi dan ia akan pergi sekitar jam 9 jadilah ia menggunakan waktu luangnya untuk mengemas barang-barangnya.

'Tling'

Suara notifikasi ponsel mengalihkan perhatian gadis itu. (Namakamu) beranjak mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Ia melihat notifikasi pesan muncul di layar lockscreennya.

Kak Ari
(Nam) jadi kan hari ini nemenin gue ke toko buku?

(Namakamu) menepuk jidatnya. Bagaimana ini? Ia sudah berjanji kepada Ari tetapi ia juga sudah berjanji kepada Iqbaal.

Kak Ari

|(Nam) jadi kan hari ini nemenin gue ke toko buku?

|Maaf kak. Gue gak bisa sorry ya

|Oh Lo ada acara ya? Yaudah gapapa

|Sori sekali lagi kak

(Namakamu) mematikan ponselnya. Sebenarnya ia tidak enak dengan sahabat kecilnya itu, tapi bagaimana lagi? (Namakamu) harus memilih pergi bersama Iqbaal, karena ini hari terakhirnya bersama Iqbaal.

(Namakamu) kembali mengemas barang-barangnya. 2 hari lagi, kamar ini akan menjadi sebuah kenangan dalam benaknya. Ia menatap seluruh penjuru kamarnya. Balkon, tempat paling mengesankan untuk (Namakamu). Mengapa? Kalian pasti tahu jawabannya.

(Namakamu) mengambil dua gelang dengan motif yang sama yang tergeletak di atas nakas. Kemudian ia meletakkan gelang itu di sebuah kotak kecil.

"Aku bakal jaga gelang ini Baal," Gumam (Namakamu).

(Namakamu) menatap balkon kamar Iqbaal. Mengapa setiap ia melihat semua yang berkaitan dengan Iqbaal, rasa kecewanya selalu muncul tiba-tiba. Apa ia terlalu sakit hati sampai ia seperti ini?

Bayang-bayang Iqbaal yang menyakitinya terus menghantui pikirannya. Tapi, ia juga tidak bisa bohong. Ia sangat mencintai pria itu.

"(Nam)!!" (Namakamu) dengan cepat menghapus air matanya. Ia menutup kotak itu kemudian menyimpannya di atas kasur. Gadis itu beranjak jalan untuk membuka pintu kamarnya.

"Kenapa Ma?"

"Iqbaal ada diluar tuh."

(Namakamu) melirik jam dinding. Ternyata ini sudah menunjukkan pukul 9. "Iya Ma, (Namakamu) ke bawah. Sekalian juga ya Ma, (Namakamu) ijin pergi sama Iqbaal."

"Sampe malem?" Tanya Misya.

"Gatau Ma. Gapapa kan?" Misya hanya mengangguk seraya mengelus rambut putrinya.

"Nanti mama mau ngomong sama kamu."

"Kenapa nggak sekarang Ma?"

"Nanti aja, waktu kamu udah pulang. Ya?" (Namakamu) mengangguk.

Gadis itu beranjak masuk ke dalam kamarnya kemudian segera merapikan kembali pakaiannya. Ia tidak akan membawa ponsel, karena permintaan lelaki itu. Katanya, agar tidak ada yang menganggu acara keduanya hari ini.

My Migu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang