37. Kejanggalan (?)

1.4K 227 23
                                    

'Cklek'

Suara decitan pintu membuat gadis yang tengah melamun kini tersadar. Ia melebarkan senyumannya ketika seorang wanita paruh baya datang dengan nampan di kedua tangannya.

"Sayang. Makan dulu yuk," Ucap Misya seraya berjalan ke arah (Namakamu) dan duduk di tepi ranjang.

"Ma maaf--"

"Ssttt iya Mama ngerti kok. Kamu tadi siang kabur gara-gara Iqbaal? Iya?" (Namakamu) hanya mengangguk ragu.

"Asal jangan di ulangi lagi. Mama gak mau anak Mama satu-satunya ini sakit," Ucap Misya mengelus rambut gadis itu kemudian beralih ke kedua pipinya.

"Mama udah tau semuanya. Tentang kamu yang di teror, berantem sama Iqbaal. Mama udah tau semuanya nak." Tiba-tiba wajah (Namakamu) menegang. Ia takut akibat kejadian ini Misya akan benci kepada lelaki itu.

"Tapi mama gak benci Iqbaal kan?"

Misya menggeleng seraya tersenyum, "Dalam sebuah hubungan itu pasti ada ujiannya (Nam). Tapi kamu harus tau, bukan berpisah jalannya. Inget, sebuah masalah harus diselesaikan dengan kepala yang dingin dan kepercayaan harus dijaga satu sama lain." Misya menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulut anak gadisnya itu. Sedangkan gadis itu hanya menerima suapan itu dan menyimak obrolan Misya penuh minat.

"Tadi siapa yang nganterin aku kesini Ma?" Tanya (Namakamu) ketika ia teringat bahwa dirinya tidak sadarkan diri sewaktu ia bertengkar dengan Iqbaal di taman.

"Ari."

"Kak Ari?" Seketika wajah (Namakamu) berubah menjadi muram. Ia mengambil ponselnya di nakas dan segera mengirim pesan kepada lelaki itu.

"Bentar ya Ma," Ucap (Namakamu) yang diangguki Misya.

Kak Ari

|Kak?

|Iya (Nam)? Kenapa? Lo belom tidur jam segini? Ini udah tengah malem lho

|Belom kak hehe. Btw makasih ya udah anterin gue ke rumah

|Iya (Nam). Lo lain kali jangan maksain gitu ya, gue khawatir sama Lo

|Mm iya kak. Eh tadi Iqbaal ikut nganterin gue juga ke rumah kan waktu gue pingsan?"

(Namakamu) tersenyum melihat pesan dari Ari. Ia menunggu jawaban lelaki itu. Ia yakin Iqbaal juga pasti ikut mengantarnya ke rumah apalagi kan rumah mereka berdekatan.

|Sori (Nam), gue harus bilang ini. Iqbaal tadi waktu liat Lo pingsan, dia langsung pergi aja sama Zidny

|Oh gitu ya? Okey deh makasih!

|Siap. Good night!

|Good night too!

|Eh (Nam) gimana jawaban Lo? Lo mau kan jadi pacar gue?

(Namakamu) mematikan ponselnya ketika Ari menanyakan perihal jawabannya terhadap pernyataan perasaan Ari siang tadi. Gadis itu menghela nafas kasar, mana mungkin ia bisa menerima Ari dalam keadaan seperti ini? Itu sangat tidak mungkin bagi (Namakamu).

"Kenapa sayang?" Lamunan (Namakamu) tersadar ketika sebuah suara menginterupsi Indra pendengarannya.

"Eh nggak Ma." Misya hanya tersenyum mendengar respon anaknya.

My Migu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang