41. Must be like this?

1.3K 220 24
                                    

"SYIL JANGAN SYIL!"

"LO MENDING BUNUH GUE! JANGAN BUNUH DIA!" Teriak iqbaal seraya menangis hebat. Zidny memeluk lengan Iqbaal.

"Baal udah Baal. Kalo kita deketin dia, (Namakamu) bisa mati," Lirih Zidny. Kini gadis itupun ikut menangis.

"MAKSUD LO APAAN?! GUE GAK BISA BIARIN (NAMAKAMU) MATI DI TANGAN DIA!" Iqbaal berusaha memberontak dari pelukan Zidny. Namun sebuah suara memberhentikan pergerakannya.

"Baal,,,"

Iqbaal menatap (Namakamu) yang kini sudah terlihat sangat pucat.

"Aku mohon kamu pergi dari sini sekarang. Demi aku."

"NGGAK (NAMAKAMU)!!"

"Zee gue mohon bawa dia pergi dari sini," Lirih (Namakamu).

"KAMU APA-APAAN SIH HAH? KAMU MAU NYAKITIN AKU?" Bentak Iqbaal seraya terisak.

(Namakamu) menggeleng dengan air mata yang jatuh mengenai pipinya, "Iqbaal. Dengerin aku ya, kamu pergi dari sini udah itu kamu bilang sama mama aku mau di makamkan deket makam Oma. Aku mohon."

"ARRGHH BANGSAT!"

"Baal gue harus bawa Lo pergi. Ini demi (Namakamu)," Ucap Zidny.

"LO JANGAN DENGERIN OMONGAN DIA! LO JANGAN NGIKUT NYERAH DONG ZEE LO HARUS BANTU GUE NOLONG DIA!!" Ucap Iqbaal frustasi.

"Migu. Aku mohon."

"Udah dramanya?" Tanya Syilla. Syilla menidurkan (Namakamu) kemudian mendekatkan pisau itu ke leher (Namakamu).

"ANJING SYILLA!!" Teriak Iqbaal.

"Say good bye (Namakamu) Can--"

'brukk'

'dor'

Suara pistol berbunyi di udara bersamaan dengan Syilla yang tersungkur akibat dorongan keras dari Iqbaal. Iya, Iqbaal nekat lari terus dorong Syilla sampai dia jatuh. Dan bersamaan dengan itu, polisi datang dengan pistol di tangannya.

"(Namakamu)!" Iqbaal menghampiri gadis itu. Buliran air mata terus turun seiring dengan (Namakamu) yang juga meringis seraya memegang lengan atasnya.

"Iqbaal," Lirih (Namakamu).

"(Namakamu) jangan pergi," Iqbaal memeluk (Namakamu) sedangkan (Namakamu) hanya tersenyum tipis.

"Aku gak akan pergi kok Baal," Ucap (Namakamu) dengan air mata yang tanpa lelahnya meluncur. Iqbaal membawa (Namakamu) berdiri. Ia menggendong (Namakamu) kemudian membawa gadis itu menuju tempat Zidny berdiri.

"Bawa dia Pak," Ucap Zidny menginterupsi polisi itu. Polisi itu kemudian menangkap Syilla yang sekarang tengah menatap Iqbaal, Zidny, (Namakamu) dengan tatapan dendam.

Berbicara tentang polisi itu, memang tadi sebelum Iqbaal dan Zidny mendapat kabar bahwa (Namakamu) diculik ia menelpon polisi agar penculik itu segera di tangkap saat ia menemukannya. Dan soal Iqbaal menemukan lokasi dimana (Namakamu) diculik, ia sebenarnya tidak sengaja mendengar suara (Namakamu) dari ruangan itu. Alhasil waktu itu Iqbaal membawa Zidny untuk menolong (Namakamu).

"Zee ayo kita ke rum--"

"Baal, aku gak mau ke rumah sakit. Ini cuma luka dikit."

"Tapi (Nam) it--"

"Aku mohon. Aku laper mending kita ke cafe aja," Ucap (Namakamu) ketika ia teringat suatu hal. Iqbaal melirik Zidny kemudian ia mengangguk.

"Tapi turunin aku dulu," Ucap (Namakamu). Iqbaal menurunkan gadis itu. Ketiganya berjalan menuju cafe terdekat.

My Migu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang