homesick

96 16 22
                                    

Persiapan untuk camping sudah 60% rampung. Barang yang diperlukan sebenarnya mudah didapat, tapi senior-senior itu meminta untuk seluruh peserta camping (satu angkatan) menggunakan brand yang sama pada setiap barangnya, atau setidaknya barang tersebut sama persis. Hal itu membuat aku pergi pagi pulang malam seperti seorang wanita karir. Pagi ke kampus, siangnya mengerjakan tugas kampus dan tugas-tugas dari organisasi, dan ketika malam, aku sibuk ngubek mencari barang dari satu toko ke toko lain, dari satu pasar ke pasar lain. Hadeeeh.

Belum lagi ketika pulang ke indekos, cucianku menumpuk dan harus laundry karena aku tidak sempat menyucinya. Duit lagi. Belum untuk makan sehari-hari, sumpah uangku terkuras hanya karena ikut camping begini.

Seniorku juga memberi tugas untuk mencari tahu dan mencatat apa-apa tentang HMK. Tidak lupa meminta tanda tangan dan data diri singkat senior yang menjadi pengurus hima satu persatu. Semuanya ditulis tangan dalam buku bersampul putih, didepan sampulnya disertakan biodata dan fotoku. Lebih tepatnya fotoku ketika bergaya alay.

Sebelum menyertakan foto, kami—mahasiswa baru harus mengambil semacam undian, di sana tertuliskan kita harus menyantumkan foto sedang bergaya apa. Dapatlah aku foto bergaya alay.

"Gak apa-apa, daripada disuruh foto bugil, hayo?" begitu kata Bayan ketika aku mengeluh mendapat foto alay. Dia sendiri disuruh foto bergaya ala tokoh wayang, sehingga harus menggunakan properti yang lumayan ribet.

Hari ini aku baru tiba di indekos pada pukul setengah sembilan malam, setelah sorenya aku mencari toko yang menjual kupluk berwarna biru dongker polos. Padahal biasanya benda itu gampang dicari, namun disaat seperti ini sulit sekali menemukan yang pas.

Untungnya Bayan mau mengantarku, kalau tidak jebol sudah modalku hanya untuk dipakai ongkos.

•••

Pesan dari Mama seringkali kuabaikan, bukan dengan sengaja. Tapi memang sekarang ini aku sulit sekali membuka ponsel meskipun hanya untuk mengabari Mama. Pagi sampai siang aku sibuk kuliah, nanti dari siang aku sibuk mencari senior untuk meminta tanda tangan dan data diri singkatnya, sore hari aku sibuk mencari barang-barang, malamnya aku kelelahan. Untungnya Mama mengerti posisiku, meskipun sudah menjadi kebiasaannya menanyakan hal-hal kecil kepadaku.

 Untungnya Mama mengerti posisiku, meskipun sudah menjadi kebiasaannya menanyakan hal-hal kecil kepadaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah, aku jadi rindu Mama. Biasanya kalau aku pulang sekolah dan kelelahan Mama akan memasakkan makanan kesukaanku. Sekarang aku mau makan juga harus jalan dulu, atau menunggu diantarkan ojek.

Semalam aku mimpi pulang ke rumah, ah … sepertinya aku terkena homesick. Tiba-tiba aku jadi ingin pulang ke kota asalku, hari ini juga rasanya malas sekali untuk pergi kemanapun. Aku ingin titip absen, sehari saja. Juga tidak ingin mengurusi urusan per-hima-an dulu.

Pesan melalui WhatsApp dari Zafran—adikku membuatku memaksakan diri untuk tetap pergi ke kampus. Tumben sekali adikku yang paling songong itu menyemangatiku, bahkan dia memberiku dessert box yang dipesannya melalui aplikasi ojek online. Keren sekali dia bisa ingat alamat indekos-ku, padahal selama aku tinggal di rumah ungkapan "sibling goals" seperti haram disematkan untuk kami berdua.

Tak Ingin Pisah LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang