Farel mengerjapkan matanya kala cahaya matahari menerobos masuk ke celah jendela kamarnya. Ia memijat keningnya yang terasa sangat dan teramat sakit, mungkin efek dari minuman alkohol yang ia minum tadi malam.
"Bangun mas."
Matanya menajam kala melihat Zulfa yang sudah merapihkan kamarnya. Ah, bahkan lebih dari kata rapih, sangat rapih. Namun tatapan matanya berubah melihat Zulfa yang tidak memberikan dirinya sebuah senyuman pagi, dan ucapan selamat pagi. Bahkan gadis itu hanya memasang wajah datarnya. Tapi lagi-lagi, ia tidak ingin mau tahu dan tidak ingin peduli.
Bukan urusan Farel.
Ia segera beranjak dari tidurnya, dengan langkah gontai menuju kamar mandi meninggalkan Zulfa yang sudah beralih merapihkan kasurnya.
Sebenarnya Zulfa sangat telaten dan baik, namun penampilannya sangat tidak fashionable seperti gadis lain, menurutnya.
Dengan cepat, ia segera membasuh tubuhnya dengan air dingin yang segar. Ia bertaruh ini sudah pukul dua belas siang, beruntung hari ini adalah hari libur membuat dirinya tidak perlu sibuk memaki Zulfa karena telat membangunkan dirinya.
Setelah itu, ia memakai handuk di sekitar pinggangnya dan mulai keluar kamar mandi. Tatapannya jatuh pada sepiring nasi goreng telur dan sosis beserta teh hangat di atas nakasnya, tidak lupa juga Zulfa sudah menyiapkan satu setelan baju untuknya. Ia memutar bola matanya, pasti ini salah satu rencana Zulfa supaya dirinya jatuh cinta pada gadis itu. Tidak akan pernah!
Dengan wajah datar, ia memakai pakaiannya lalu berlalu begitu saja keluar kamar. Seperti biasa, ia tidak pernah menyentuh apapun yang di hidangkan Zulfa untuknya, takut tidak enak. Ia sudah biasa memakan masakan mewah, namun gadis itu selalu saja menyajikan menu biasa. Tahu tempe bacem, ayam goreng krispi, telur dadar kecap atau pedas, berbagai macam tumis sayur, dan masih banyak lagi makanan yang sebelumnya tidak pernah ia cicipi sebelumnya. Rasa penasaran untuk mencicipinya pun tidak ada sama sekali.
"Saya mau pergi." Ucapnya begitu melihat Zulfa yang sedang bersantai di depan televisi, ia menyusuri pandangannya, sepertinya gadis itu sudah melakukan semua pekerjaan rumahnya.
Zulfa menoleh, lalu mengangguk saja dan kembali menonton drama Korea kesukaannya. Saat adegan sedih pun gadis itu tetap mempertahankan wajah datarnya, tidak seperti biasanya yang sudah larut menangis sambil memeluk bantal sofa.
Ada apa dengan Zulfa?
Lagi-lagi ia menepis pikiran sialannya itu.
Sekali lagi, ia tidak peduli.
Perlu kalian ingat, Farel tidak akan pernah peduli pada Zulfa.
"Saya mau cari makan." Ucapnya masih belum puas ketika Zulfa mendiamkan dirinya. Tidak, bukan karena dia sudah mulai mencintai gadis itu, tapi rasanya ya berbeda saja.
Zulfa menoleh kembali. "Bukannya aku sudah membuatkan makanan?"
"Saya tidak suka."
"Masakan aku memang tidak pernah pas di lidah mas, ya?"
"Itu kamu tahu, harusnya sadar diri."
"Aku sadar mas, tapi itu kewajiban aku."
"Jangan membuang-buang bahan makanan lagi."
"Aku hanya ingin mas menghargai aku seperti layaknya seorang istri."
Farel sangat membenci topik pembicaraan ini. Entahlah dirinya seperti sangat sensitif mengenai hal ini. "Diam, kamu tidak perlu protes tentang apapun."
Dengan kesal, ia menyambar kunci mobil miliknya. Ia berpikiran akan pergi ke rumah Rani untuk melepas penatnya saat berada di rumah ini. Zulfa terlalu menuntut harinya untuk menerima kenyataan yang tidak diharapkannya. Hanya Rani yang dapat mengerti dirinya, hanya Rani.
"Jangan cari saya atau kamu akan menyesal." Ucapnya dengan nada yang mengancam.
"Jangan terlalu percaya diri, mas. Siapa juga yang ingin mencari kamu?"
Farel merasakan sesak di dadanya. Baru kali ini Zulfa menunjukkan sifat seperti ini padanya. Apa gadis itu sudah lelah? Berusaha tidak marah, ia mulai pergi dari rumah dan meninggalkan Zulfa yang ternyata sedang menahan kristal bening dari pelupuk matanya.
Hari ini, ia akan menghabiskan waktu bersama Rani, kekasihnya yang paling sempurna.
Apa? Sempurna?
...
Gimana puasanya?
Gak gimana2 ya?
Gak bukber sama temen-temen rasanya kaya kurang afdol gitu ya huhu 😭
Yaudah tetap semangat!
Jangan lupa juga masukin cerita aku ke library kalian supaya dapat notifikasi tentang update an aku.
Terimakasih
Happy reading guys
Enjoy
❤️🌈💫
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Marriage [TERSEDIA DI WEBNOVEL]
RomanceDI ROMBAK! DAN DI TERUSKAN KE WEBNOVEL DENGAN JUDUL 'KEEP THE MARRIAGE' terimakasih guys, love you all! ⚠️ prepare your hearts I'm not responsible for what you feel later. Tentang pelakor / di pelakorin? "Mas?" "Jangan panggil saya dengan sebutan se...