Mulmed : Farel Rani
Don't be jealous, guys 🤪
//
Rani memeluk tubuh Farel dengan erat, ia begitu menyayangi laki-laki itu lebih dari apapun. Setelah mereka berdua makan siang bersama, Farel terus menerus bersikap manja padanya. Seperti saat ini, laki-laki itu sudah memeluk dirinya dan memendam wajah di leher jenjang miliknya. Nyaman, itu yang ia rasakan.
"Kamu kenapa sih, sayang?" Ucap Rani sambil mengacak gemas rambut Farel, pasalnya sudah hampir satu jam laki-laki itu tidak ingin mengubah posisinya.
Farel menggeram rendah, ia semakin memeluk tubuh Rani. "Sebentar aja, Rani kesayangan Farel."
Selalu saja seperti itu jawabannya. Rani terkekeh lalu membiarkan bayi besarnya itu memeluk tubuhnya. "Kamu lagi ada masalah?"
"Masalah dengan siapa?"
"Istri kamu."
Farel mendengus. "Memangnya aku punya istri? Aku hanya punya kamu tau."
Ya setidaknya seperti itu ucapan Farel yang membuat Rani masih dengan kekeuhnya mempertahankan hubungan mereka. Bahkan Farel masih memprioritaskan dirinya dari pada Zulfa. Ah, laki-laki mana yang mau dengan gadis dengan penampilan tertutup seperti itu? Bahkan jika dipikir-pikir, Farel yang notabenenya seorang direktur pun jika di sandingkan dengan Zulfa tidaklah cocok.
Yang cocok untuk Farel adalah dirinya seorang. Bukan Zulfa, ataupun gadis lain.
"Kalau nanti kamu mencintai dia, bagaimana?" Tanya Rani.
Farel mendongakkan kepalanya, menatap dalam sorot mata Rani yang terlihat sedikit kekhawatiran disana. "Jangan seperti itu, hati aku hanya untuk kamu, Rani. Bahkan Zulfa tidak ada tandingannya dengan kamu."
Jelas saja, tubuh Rani jauh lebih bagus dan terbentuk daripada Zulfa. Gadis itu sangat mengatur pola makannya, bahkan menghindari makanan dengan minyak dan lemak berlebih. Rani juga melakukan gym teratur setiap dua kali seminggu, tidak dapat dipungkiri tubuhnya yang sangat goals itu menjadi daya tarik tersendiri. Belum lagi dengan wajah cantiknya, yang tanpa polesan make up pun sudah sangat mempesona. Ah, Farel tidak bisa membayangkan lebih jauh lagi bagaimana tentang Rani. Menurutnya, gadis itu adalah yang terbaik.
"Siapa tahu Tuhan berkata lain." Ucap Rani sambil mengangkat bahunya.
Farel tidak mempedulikan ucapan gadisnya, ia kembali menyembunyikan wajahnya pada leher Rani membuat gadis itu menggeleng tidak habis pikir. Laki-laki ini, masih menjadi miliknya, apapun keadaannya. Lihat saja ia akan memberi perhitungan pada keluarga Brahmana, keluarga yang menolak kehadirannya di hidup Farel. Mereka menganggap Rani sebagai benalu.
Tidak lama kemudian, Rani mendengar dengkuran halus dari Farel. Ia tersenyum manis, lalu mengecup singkat kepala kekasihnya itu. Percayalah, ia sangat menyayangi laki-laki itu.
Ting
Ting
Ting
Pandangan Rani jatuh pada ponsel Farel yang tergeletak di atas meja yang beruntung sekali masih bisa di jangkau oleh tangannya. Ia segera saja membuka ponsel Farel, ia sudah biasa memegang ponsel kekasihnya ini tanpa izin darinya. Toh ia tidak berbuat macam-macam kok.
Zulfa
Assalamualaikum, mas?Zulfa
Mas kemana? Kok belum pulang?Zulfa
Aku hari ini masakin mas ayam rica-rica dan tumis kangkungRani menaikkan alisnya sambil tertawa remeh ketika membaca pesan dari Zulfa. Apa tadi? Ayam rica-rica dan tumis kangkung? Ia yakin seratus persen jika Farel tidak akan pernah menyentuh masakan gadis itu. Selera Farel sangat jauh di atas makanan warteg itu (maaf gak bermaksud apa-apa ya author ini kan hanya pandangan Rani).
Niatnya ia hanya ingin membaca pesan dari Zulfa saja, ia penasaran karena sudah lebih dari 300 notifikasi chat dari Zulfa yang tidak pernah di baca oleh Farel. Dan ia bersyukur jika kontaknya masih berada di urutan paling atas, di beri pin oleh Farel dengan emoticon love sebagai pemanis. Menggemaskan sekali. Tiba-tiba ponsel Farel berdering, dengan penasaran ia akhirnya menjawab telpon dari Zulfa.
"Assalamualaikum. Akhirnya mas baca pesan aku, terlebih lagi mas jawab panggilan telfon aku."
Rani tersenyum miring. "Ini aku, Rani."
Hening sesaat.
"Halo?"
"Mas Farel mana?"
"Ada ini lagi tiduran di pelukan aku."
Sengaja, niat Rani memang ingin memanas-manasi Zulfa. Gadis itu terlihat pura-pura tegar. Baiklah ia akan menghancurkan dinding pertahanan Zulfa. Kita lihat saja siapa yang akan kalah nantinya.
"Tolong bangunkan dia, suruh dia pulang."
"Loh kamu siapa nyuruh aku?"
"Aku istri sah-nya Mas Farel, dan kamu bukan siapa-siapa."
"Tapi tadi barusan Farel bilang sama aku, kalau yang bukan siapa-siapa itu adalah kamu. Buktinya dia masih memprioritaskan aku."
Pip
Rani melihat layar ponselnya yang sudah menghitam, ternyata panggilan teleponnya diputuskan sepihak oleh Zulfa. Ia tersenyum senang, ternyata menyingkirkan hama semudah membalikkan telapak tangan.
"Sebentar lagi Farel akan menjadi suamiku. Dan aku akan melihat kehancuran Zulfa. Siapa yang suruh merebut apa yang sudah menjadi milik Rania Cantika? Dasar jalang." Gumam Rani sambil terus mengusap sayang kepala Farel.
...
Huhuhu
Mau up males banget masa😭
Maaf banget up nya jdi gak nentu gini
Oh iya cek cerita aku yang lainnya ya.
Jangan lupa vomment!
Oke deh
Happy reading guys
Enjoy
❤️🤪
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Marriage [TERSEDIA DI WEBNOVEL]
عاطفيةDI ROMBAK! DAN DI TERUSKAN KE WEBNOVEL DENGAN JUDUL 'KEEP THE MARRIAGE' terimakasih guys, love you all! ⚠️ prepare your hearts I'm not responsible for what you feel later. Tentang pelakor / di pelakorin? "Mas?" "Jangan panggil saya dengan sebutan se...