Disisi lain, Farel tengah menggenggam erat jemari tangan Rani. Berjalan beriringan memasuki rumah yang tidak kalah mewah dengan rumahnya.
"Selamat pagi, mommy, daddy." Sapa Rani begitu melihat dua sosok paruh baya yang sudah mengenakkan pakaian formal. Keluarga Rani sudah mempersiapkan kedatangan Farel dengan sangat baik. Mereka sangat menyukai laki-laki yang berstatus kekasih putrinya. Padahal, pernikahan Farel dan Zulfa dilakukan secara besar-besaran, yang sudah pasti seluruh kolega besar mengetahui hal ini termasuk kedua orang tua Rani. Namun siapa sih orang yang ingin melepas ahli waris keluarga Brahmana dengan mudah? Pasti tidak ada.
Rani dan Farel bergantian menyalimi punggung tangan Bella dan Gusti.
Bella Cantika Andrawan, seorang wanita yang membuka beberapa cabang butik dengan harga yang tidak bisa di anggap remeh. Parasnya yang cantik sama sekali tidak luntur mengingat usianya yang sekarang, memiliki sedikit kerutan namun tidak mengurangi kadar awet mudanya. Wanita yang hobi berganti-ganti cincin berlian di jemarinya. Ah, maaf, tidak berniat sombong.
Sedangkan Gustri Pramugya Andrawan adalah pemilik salah satu restoran bintang lima yang ada di Jakarta. Usahanya kian sukses dan banyak diminati konsumen dari hari per hari. Sudah jelas keluarga Andrawan sama berpengaruhnya dengan keluarga Brahmana. Namun sekali lagi, posisi mereka masih belum bisa di samakan.
"Kalian ingin sarapan?" Tanya Bella selepas mencium puncak kepala Rani. Ia sangat menyayangi putrinya, karena Rani adalah anak tunggal.
Farel menggeleng sopan. "Tidak perlu, mommy. Lagipula Rani sudah sarapan di rumahku."
Tiba-tiba saja mata Bella mendelik tidak suka. Ia sangat paham perjalanan kisah cinta Rani dengan Farel dari A sampai Z, tentu saja cerita yang hanya di gambarkan dari sisi pandang Rani. Tentang gadis itu yang kalah saing dengan Zulfa, Zulfa yang merebut tempatnya sebagai Nyonya Brahmana, Zulfa yang selalu mencoba untuk mengambil hati Farel darinya, pokoknya Zulfa sangat buruk di mata Rani dan keluarga Andrawan.
"Istri mu masih bersikap tidak sopan dengan anak saya?" Tanya Gusti dengan wibawanya yang masih terlihat kental. Umur boleh tua, tapi wibawa tidak boleh luntur.
Farel tersenyum hangat. Sejujurnya ini adalah topik yang selalu ia hindari ketika berkunjung ke rumah orang tua Rani. Ia tidak ingin berada di posisi ini.
Siapapun, tolong gantikan posisinya untuk menjadi suami Zulfa. Ia hanya ingin menikah dengan Rani.
Egois memang, namun ia tetaplah manusia yang menjunjung tinggi motto 'cinta tidak dapat di paksakan'
Namun, bukankah cinta bisa hadir karena terbiasa?
Ah, author pun noob kalau berbicara tentang cinta. Mungkin ada salah satu dari kalian yang sudah bahagia dengan pasangan mu?
Rani tersenyum jahat melihat ekspresi Farel yang sama sekali tidak tertarik untuk membicarakan Zulfa. Laki-laki itu, masih miliknya. Begitu juga seterusnya.
"Sudahlah, Daddy. Kita kesini hanya untuk mengobrol santai. Jangan memberatkan Farel dengan pertanyaan tidak penting." Ucap Rani sambil mencium pipi kanan Gusti. Ia merasa jika daddy-nya mengirim sinyal merah untuknya. Dan oh ya, perlu kalian ingat, Rani tidak akan pernah berhenti di tengah jalan. Camkan.
Gusti mengangguk kecil, lalu memeluk pinggang Bella dari samping. "Ayo kita berbicara di ruang keluarga saja." Ucapnya sambil berjalan lebih dulu dengan Bella, meninggalkan Farel dan Rani jauh di belakang.
Rumah mewah ini, ternyata ruang tamunya di letakkan jauh dari pintu masuk.
Farel menatap Rani dengan tatapan memuja. "Terimakasih sudah membebaskan aku dari pertanyaan itu, sayang." Ucapnya sambil mulai melumat bibir Rani dengan lembut.
Ia sangat mencintai Rani, sangat dan teramat mencintai. Bahkan sampai tidak ada ruang lagi untuk Zulfa yang berusaha mati-matian meluluhkan hatinya.
Poor you, Zulfa.
- Rani
Rani dengan baik merespon lumatan Farel yang selalu menjadi candu baginya. Untum kali ini, ia akan memenangkan sebuah permainan.
Tidak sabar? Lihat saja nanti bagaimana kelanjutannya.
Ia sudah pernah bilang. Apa yang sudah menjadi miliknya, akan selalu tetap menjadi miliknya.
Jika ada hal yang menghambat, ia akan menghancurkan itu semua dengan permainan yang halus.
"Diam dan saksikan siapa pemenang dari permainan kecil ini. Aku harap, kalian akan suka." Batin Rani.
...
Next chapter...
❤️❤️❤️❤️❤️❤️SUMPAH AKU TIBA-TIBA MAU PUBLISH PART FM INI, HUHU...
Gak bisa aku kalau kelamaan gak publish cerita, semoga ini membayar rasa kalian
Rasa kangen sama Rani, ups 🤭
Oke deh,
HAPPY READING!!
ENJOY
❤️😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Marriage [TERSEDIA DI WEBNOVEL]
RomanceDI ROMBAK! DAN DI TERUSKAN KE WEBNOVEL DENGAN JUDUL 'KEEP THE MARRIAGE' terimakasih guys, love you all! ⚠️ prepare your hearts I'm not responsible for what you feel later. Tentang pelakor / di pelakorin? "Mas?" "Jangan panggil saya dengan sebutan se...