Post malem-malem aja ya 😜
//
Farel melempar kasar vas bunga mahal yang ia beli di Eropa pekan lalu. Ia benar-benar kesal dengan sifat Zulfa yang terkesan memaksa dirinya dengan begitu keras. Ia bukan tipe laki-laki yang mudah untuk di kendalikan, apalagi dengan wanita seperti Zulfa. Big no!
Napasnya semakin memburu kala mendengar ketukan pintu yang diiringi dengan suara Zulfa yang memanggil dirinya dengan halus. Jika Rani yang ada di posisi Zulfa, pasti ia akan dengan senang hati untuk membukakan pintu kamarnya. Namun untuk Zulfa, sepertinya tidak. Ia sama sekali tidak menganggap kehadiran Zulfa.
"Mas, makan dulu yuk.."
"PERGI, FA!" Bentak Farel. Ia sudah menolak permintaan Zulfa secara halus, namun wanita itu terus saja memohon dan memohon tanpa henti. Ia muak.
"Buka dulu pintunya, Mas. Kita bicarakan baik-baik."
Farel menghela napas lelah. Akhirnya ia mengalah, dan beranjak dari duduknya untuk membuka pintu kamar. Benar, mungkin ini harus di selesaikan baik-baik. "Masuk." Ucapnya dingin membuat Zulfa meneguk salivanya dengan kasar.
"Mas tidak mau ke rumah ibu aku?"
"Enggak."
"Kenapa, Mas?"
"Karena tidak penting."
"Tapi ibu mau ketemu sama, Mas."
"Saya tidak peduli."
Zulfa menghembus napasnya. Farel benar-benar kekanak-kanakan dan selalu seperti ini, keras kepala. Ia mencoba untuk mengontrol emosinya, jangan sampai menangis seperti tadi lagi. Jangan lemah, Tuhan selalu berada untuk menguatkan tiap hati yang tersakiti. "Yaudah kalau Mas gak mau. Aku sama Dea saja, ya."
"Terserah kamu, saya mau bertemu dengan orang tuanya Rani."
Deg
Rasa sakit itu menjalar mulus melalui setiap pembuluh darah yang berada di tubuh Zulfa. Farel benar-benar sudah keteraluan, namun ia sama sekali tidak ada niatan untuk menyerah. Hatinya, sekuat baja. "Kenapa ke rumah orang tua aku kamu tidak mau, Mas?"
"Karena kamu bukan siapa-siapa aku, Fa. Berhenti mengakui jika kita itu sepasang suami istri."
"Kamu gila, Mas. Kita memang sepasang suami istri."
"Halu kamu, Fa."
Zulfa ingat betul bagaimana Farel yang dengan gagahnya mengucapkan janji suci pernikahan. Bahkan laki-laki itu tersenyum hangat untuk setiap tamu yang datang ke acara pernikahan mereka. Lalu, apa ini semua? Sangat teramat menyakitkan.
"Kamu Mas yang sulit untuk melepaskan Rani. Aku Mas, aku istri kamu."
"Saya bukannya sulit untuk melepas Rani, tapi saya tidak ingin melepas wanita yang sudah menjadi sebagian hidupku."
"Dan kamu membutuhkan sebagian yang lainnya untuk tetap hidup, kan? Biarkan aku masuk ke dalam hatimu yang separuhnya."
"Jangan mimpi, bangun."
Farel menatap malas Zulfa yang kini sudah berganti pakaian dengan outfit yang lebih casual. Ia benar-benar tidak ingin menjadikan wanita itu sebagai pendamping hidupnya. Yang ia mau hanyalah Rani, Rani seorang. Katakanlah dia egois, tapi seseorang haruslah bersikap seperti itu untuk bukti nyata jika rasa cintanya tidak pernah main-main.
"Amnesia kamu, Mas. Jelas-jelas kita sudah menikah. Aku juga punya bukti buku pernikahan kita." Ucap Zulfa sambil melangkah untuk duduk di pinggiran kasur. Gadis itu mulai menidurkan dirinya lalu memejamkan matanya dengan perlahan, percuma saja mendengar ucapan Farel yang sudah kelewat menyakitkan.
"Kenapa tidur disini?!" Pekik Farel jengah. Ia sangat tidak ingin berada satu ruangan dengan Zulfa. Ia muak dengan wajah sok islami milik gadis itu.
Zulfa tidak bergeming.
"ARGHHH!"
Dengan terpaksa, Farel keluar kamar dan langsung membanting pintu. Ia merogoh saku celananya untuk mengambil kunci mobil. Malam ini, ia akan bermalam di rumah Rani. Zulfa benar-benar menguras pikirannya.
Tanpa laki-laki itu sadari, kristal bening sudah membanjiri seluruh pipi Zulfa. Lagi-lagi, hati gadis itu tersayat habis.
Seorang laki-laki sangat tidak berhak untuk bersikap sekasar ini kepada seorang gadis, terlebih lagi jika gadis itu berstatus sebagai istrinya. Di dalam pernikahan, bukan hanya laki-laki yang perlu di hormati, namun istrinya juga berhak untuk di hargai. Jika seperti ini, apakah masih pantas untuk disebut dengan sebuah status pernikahan?
...
I'm back!
Aku selesai ngetik jam 06:55 pm
Maaf baru di update!
Love yah!
Happy reading guys!
Enjoy
❤️😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Marriage [TERSEDIA DI WEBNOVEL]
RomanceDI ROMBAK! DAN DI TERUSKAN KE WEBNOVEL DENGAN JUDUL 'KEEP THE MARRIAGE' terimakasih guys, love you all! ⚠️ prepare your hearts I'm not responsible for what you feel later. Tentang pelakor / di pelakorin? "Mas?" "Jangan panggil saya dengan sebutan se...