BAB 22

6.3K 454 6
                                    

Syrena masih tetap diam di kafe, dengan tangan yang memegang foto dirinya dengan Regan. Bahkan ketika gelas ketiganya sudah habis dia minum, Syrena tetap berada di sini dengan posisi yang sama serta pikiran yang terpaku pada satu hal.

Kepalanya terasa tidak nyaman sedaritadi, tapi itu berusaha dia tahan dengan dua gelas teh hangat untuk meredakan ketidaknyamanannya.

Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama di kafe, Syrena pergi keluar dan mengendarai mobilnya menuju rumah yang sebenarnya tidak ingin dia datangi.

Mengabaikan Kyra yang terkejut dengan kedatangannya, Syrena berlari ke kamar dan mengunci pintu. Seketika saja pandangannya mulai mencari sesuatu, entah itu yang berhubungan dengan kenangannya semasa SMA atau bukan. Syrena terus mencarinya, bahkan dia sampai membuat kamar yang awalnya rapi menjadi tak karuan.

Duapuluh menit berlalu, Syrena tetap tidak bisa menemukan satu hal pun. Ini seperti dia mendatangi kamar yang berbeda. Seolah kamar ini tidak bisa menyimpan satu kenangan pun untuk bisa dia jadikan ingatan.

Setelah puluhan menit berlalu untuk mencari satu petunjuk pun, Syrena merasa lelah dan segera duduk di sisi ranjangnya. Pandangannya masih terarah ke sekeliling kamar. Pasti ada hal yang bisa dia temukan di sini. Itu adalah apa yang Syrena tanamkan di kepalanya sekarang.

Lalu tangan Syrena bergerak untuk mengambil kembali foto polaroid yang dibawanya dan menatap lekat dirinya dan Regan yang berfoto bersama.

Ini aneh. Dalam ingatannya sekarang, tidak pernah ada kenangan dia bersama Regan ketika dirinya SMA. Ralat, memang tidak ada ingatan tentang masa SMA di dalam kepalanya hingga membuat Syrena menjadi semakin penasaran. Apakah foto ini adalah foto asli atau hanya sekadar editan yang mungkin dia lakukan untuk memuaskan rasa sukanya kepada Regan.

Begitu banyak hal yang membebani Syrena, sampai akhirnya dia menjadi putus asa dan memilih untuk keluar. Tepat ketika dia membuka pintu kamar, Kyra muncul dengan apron yang dipakainya.

Syrena menyapa Kyra sebentar, sebelum akhirnya dia melewati ibunya itu untuk turun. Ibunya tidak berbicara apa pun. Itu bagus di pandangan Syrena, karena dengan begitu, tidak ada lagi argumen yang hanya menyakiti mereka berdua lagi.

Syrena terus melangkah turun, hingga melihat adiknya Keenan muncul.

"Hadiahnya mana?"

Syrena mengembuskan napasnya. Kemudian dia mencubit kedua pipi adiknya ini dengan keras. "Besok."

Lalu berakhir dengan kepergiannya dari rumah. Syrena tidak tahu jika hari ini akan tenang sekali. Tidak seperti hari pertana dia tiba di Bandung, dirinya langsung saja berdebat dengan sang ibu sampai kemarin. Dan itu memang membuatnya merasa aneh.

Saat Syrena akan menaiki mobilnya, suara lantang sang ibu memanggil namanya. Syrena yang tidak ingin memulai pertengkaran karena mengabaikan sang ibu, akhirnya memutuskan untuk membalikkan tubuh dan dia melihat Kyra sedang membawa beberapa tempat makanan dengan para pelayan yang mengikutinya di belakang.

Mereka langsung berjalan ke bagian belakang mobil Syrena dan memasukkan itu semua di sana. Dan tanpa mengatakan sepatah kata pun, Kyra kembali masuk ke dalam rumah hingga menimbulkan banyak pertanyaan untuk Syrena.

Syrena berjalan ke bagasi mobil dan dia melihat berbagai macam jenis lauk serta kerupuk yang disukainya. Meskipun dia sedang dalam kondisi yang tidak baik dengan ibunya, tapi Syrena bisa mengerti bagaimana Kyra menjaganya dengan sangat baik.

Syrena akhirnya menutup bagasi mobilnya dan melihat rumah yang sudah ditinggalinya ini sejak dia lahir. Rasanya memang berat untuk dirinya meninggalkan rumah ini, tapi ketika dia sudah dewasa, keinginannya yang lain adalah hidup mandiri.

Saat Syrena akan masuk ke dalam mobilnya, sebuah mobil sedan bewarna hitam mulai memasuki halaman rumahnya dan seorang perempuan yang Syrena kenal langsung turun dari mobil bersama dengan wanita paruh baya yang tidak asing di ingatannya.

"Loh Syrena, Tante kira kamu di Jakarta. Mama ada di rumah, kan?"

"Iya Tante," jawab Syrena meskipun dia tidak tahu.

Dan ketika wanita paruh baya itu masuk ke dalam rumahnya, Syrena tahu jika Aurel tidak berniat untuk mengikutinya.

"Kayaknya kita bakal terus ketemu," ujar Aurel.

"Kamu kenal sama keluargaku?"

Aurel tersenyum dan berkata, "Orangtua kita saling berkenalan intinya. Aku juga baru tahu hari ini."

Akhirnya Syrena paham. Ternyata Aurel tidak akan selamanya memiliki status mantan Regan di pikirannya.

"Kalau gitu aku pergi dulu---"

"Aku mau ngasih tahu sesuatu."

"Sesuatu?" tanya Syrena.

Aurel masih menampilkan senyumannya dan tersenyum, sebelum akhirnya dia berkata, "Aku dan Regan sudah balikan."

Hi, Syrena [Sequel Hello, Ky]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang