BAB 3

12.4K 767 31
                                    

Kedatangan Syrena membuat Regan terkejut. Meskipun mereka saling mengenal, Syrena tahu bahwa Regan sangat dingin kepadanya. Alih-alih berbicara dengan Regan, ia memutuskan masuk untuk melihat Ezra lebih dekat. Kemudian ia mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Ezra dan memberikan hadiah yang ia beli.

"Ini oleh-oleh untuk Ezra," ucap Syrena. Sedangkan yang ditujunya malah merasa takut dan mundur perlahan ke arah Regan.

Syrena tahu Ezra akan seperti ini. Oleh karenanya, ia mengambil sebuah permen dan memberikannya kepada Ezra yang langsung diterima, meskipun masih bersembunyi di belakang Regan.

"Syrena, kamu---"

Akhirnya Regan mengajaknya berbicara. Syrena langsung saja berdiri dan menatap Regan penuh dengan kasih sayang. "Kak Regan kapan balik dari Kanada?"

"Kamu tahu aku udah balik," balas Regan yang berhasil membuat Syrena salah tingkah. "Sampai bawa mainan anak kayak gini."

Syrena tahu ia sudah tertangkap basah, tapi ia tetap berkata, "Aku juga dengar kalau Kakak mutusin tinggal di sini."

"Karena kerjaan."

Syrena tahu. Dari apa yang mata-matanya katakan, Regan memiliki pekerjaan di Jakarta dan membuatnya bisa di sini dalam jangka waktu yang lama. Profesinya sebagai sutradara film membuat ia menerima tawaran untuk projek serial film dari penulis ternama Indonesia, Adriana Agustina.

"Kak---"

"Sy, Tante nelpon nih. Nyuruh bawa kamu ke Bandung sekarang juga!"

Teriakan Razka membuat Syrena tidak bisa melanjutkan perkataannya dan menoleh dengan tajam ke arahnya. "Iya, bentar dong."

"Cepatan, Sy. Macet nanti!"

Syrena menggigit bibirnya kesal. Ia pun kembali menatap Regan dengan tatapan sedihnya, tapi beralih ke senyuman ketika ia menyadari bahwa dirinya akan bisa bertemu dengan Regan seterusnya. Karena ia diterima kerja di Jakarta dan akan menyewa apartemen di dekat rumah Regan ini.

"Kak, aku pulang dulu, ya. Bye, Ezra," ujar Syrena dengan senyum lembutnya kepada Ezra yang memiliki wajah tak asing di matanya. Putra Regan itu sangat tampan dan Syrena jadi penasaran bagaimana cara membuat anak setampan Ezra.

"Sumpah, lo ngeganggu banget," ujar Syrena sambil menarik tangan Razka pergi dari sana.

"Lah lo ngapain ke sini?! Tante bisa marah kalau tahu lo ke sini."

"Nggak akan marah kalau lo tutup mulut," timpal Syrena. "Lagipula Mama aja yang lebay pakai ngelarang gue berhubungan sama Kak Regan."

Syrena memilih untuk naik ke kursi kemudi dan membiarkan Razka menyetir. Ia terlalu lelah untuk menyetir ke Bandung setelah penerbangan. Sehingga, selama di perjalanan, ia ketiduran yang membuatnya dibopong oleh Razka menuju kamarnya.

Waktu tidurnya menjadi kian nyaman ketika Syrena merasa bahwa aroma kamar yang dirindukannya ini tercium ke hidungnya. Ia benar-benar terlelap, tapi tentu saja dengan wajah tersenyum karena ia telah bertemu dengan Regan, pria yang ia cintai sejak dulu.

Regan hadir melengkapi hidupnya, membuatnya bahagia meskipun sang ibu terus berusaha menentang percintaannya. Syrena tidak tahu alasan pastinya. Ketika ia bertanya, sang ibu hanya mengatakan jika Regan tidak baik untuk hidupnya.

Ibunya sok tahu. Itu yang ada di benak Syrena. Akan tetapi, ia tidak menyerah. Syrena akan selalu menyukai Regan. Itu adalah faktanya.

Setelah tidur nyenyak dan menghilangkan rasa pusingnya, Syrena bangkit untuk keluar dari kamar dan menemukan banyak makanan di meja makan ketika ia merasakan perutnya meronta-ronta. Namun, langkahnya melambat ketika ia menyadari ekspresi ibunya. Dengan tenang, ia duduk di kursi dan berusaha menjauhi amukan Kyra.

"Kembalilah ke Amerika setelah beberapa hari di sini."

"Ma, aku berencana menetap," Jawab Syrena sambil meminum segelas susu cokelat.

Kyra yang sedang memasak, ditemani pembantu, akhirnya menoleh dan menatapnya tajam. "Kembali ke Amerika atau keluar dari rumah ini. Pilihanmu hanya itu."

Syrena mengembuskan napasnya dan meletakkan gelas di depannya. "Ma, aku udah nyelesaikan kuliah aku di Amerika dan aku juga udah dapat tawaran pekerjaan di Indonesia. Aku nggak---"

"Tujuan kamu ke sini hanya Regan. Hanya dia yang ada di kepala kamu Syrena!" teriak Kyra yang membuat Syrena menggigit bibirnya kesal. "Jangan kamu pikir Mama nggak tahu kalau dia ada di Indonesia."

"Ma," panggil Syrena seraya menahan dirinya yang ikut emosi. "Apa sih kesalahan Kak Regan, sampai Mama benci sama dia? Dia pria baik-baik, Ma. Bahkan Mama kenal dekat dengan keluarganya. Why, Ma?"

"Jangan berusaha cari alasannya, Syrena Juliana Edzard," bantah Kyra. "Yang harus kamu lakukan hanyalah menjauh darinya."

"Ma," panggil Syrena.

"Habiskan sarapanmu dan istirahat lagi. Setelahnya baru kamu pikirkan apa mau kembali ke Amerika atau keluar dari rumah ini."

"Mama nggak bisa ngatur aku lagi!" teriak Syrena tak tahan, bahkan ia sampai berdiri dengan tatapan terarah ke Kyra yang terkejut karena tindakan Syrena. "Aku udah dewasa dan aku pantas ngedapatin apa yang aku mau."

"SYRENA!"

Itu suara ayahnya. Syrena menatap Kenzo yang baru pulang untuk makan  malam. Sepertinya sang ayah mendengar bagaimana Syrena membentak Kyra.

"Maaf," ucap Syrena kemudian,"tapi aku nggak akan kembali ke Amerika."

"Kamu lebih memilih bajingan itu daripada Mama," ujar Kyra dengan nada rendahnya, tapi mengecewakan. "Mama benar-benar kecewa." Kemudian Kyra melepas paksa apronnya dan membuangnya seraya pergi ke kamarnya.

Sedangkan Syrena, ia berusaha untuk menahan tangisnya, bahkan ketika ayahnya pergi untuk mengejar ibunya. Syrena tahu ia salah. Akan tetapi, hidupnya sudah lama diatur oleh Kyra. Ia ingin sekali merasa bebas. Ia ingin bersama Regan. Hanya Regan, tapi ibunya membenci pria itu dengan alasan yang bahkan tidak Syrena ketahui.

Hi, Syrena [Sequel Hello, Ky]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang