Aurel dan Regan sudah balikan. Kalimat yang dikatakan perempuan itu membuat Syrena menggigit bibir atasnya dan menatap Aurel yang tampak senang sekali melihatnya seperti kehilangan harapan.
"Kalau begitu selamat," ucap Syrena yang berusaha mengontrol dirinya. "Tapi kalian masih tahap pacaran. Itu nggak buat aku terganggu."
Syrena berencana untuk menjatuhkan mental Aurel, tapi perempuan itu masih saja tersenyum.
"Kamu tahu, Sy? Ada banyak pasangan yang putus, lalu balikan, kemudian berakhir di pernikahan. Apa kamu nggak mikir itu sama sekali?"
"Sayangnya aku nggak tahu ada siklus kayak gitu," jawab Syrena yang berakhir dengan membuat senyum Aurel sedikit menghilang.
"Mungkin karena kamu hidup di Amerika, kamu nggak tahu tentang itu."
"Itu bukan alasannya," balas Syrena. "Mungkin aku bakal percaya kalau seandainya aku udah terima kartu undangan kalian. Jadi, selama kalian masih dalam mode pacaran, apa yang bisa kamu banggakan?"
Kali ini perkataan Syrena mampu membuat keseluruhan senyum di wajah Aurel menghilang. Syrena tidak ingat apa pun tentang perempuan ini, tapi dari perasannya, Syrena bisa menduga jika Aurel bukanlah seseorang yang bisa dengan mudah dia lawan. Pasti ada kenangannya dengan Aurel yang ikut hilang.
"Jadi, kamu ingin menjadi seperti Ibumu?"
Kening Syrena berkerut. Menjadi seperti ibunya?
"Maksud kamu apa?"
Setelah senyum Aurel menghilang, kini senyuman itu kembali mengembang dan membuat Syrena semakin bingung dengan maksud Aurel.
"Kayaknya kamu beneran ngelupain semuanya ya, Sy."
Syrena memajukan dirinya ke arah Aurel dan menatap perempuan ini dengan tajam. "Aku kayaknya harus bersyukur karena ngelupain semua hal tentang kamu."
"Termasuk tentang Ibu kamu yang menjadi perusak hubungan orang?"
Oke. Syrena tidak tahu apakah perkataan Aurel ini hanya berdasarkan dari ketidaksukaannya kepada Syrena atau apa, tapi yang jelas perempuan ini sudah keterlaluan karena memfitnah ibunya.
"Kamu punya Ibu, kan? Kalau kamu bermasalah sama aku, jangan bawa orangtua. Itu kekanakan."
Aurel terlihat tidak menyerah. Perempuan itu kemudian berkata, "Aku cuma mau ngasih tahu, alangkah baiknya kamu jauhin Regan. Ingat, Sy, jangan ikutin jejak Ibu kamu. Merusak hubungan orang itu sangat nggak manusiawi."
Syrena menatap kedua mata Aurel dan dia terus mencari apakah kedua mata ini mengatakan omong kosong atau bukan. Karena jika ini adalah omong kosong, maka Aurel sudah melewati batasnya.
"Aku berusaha untuk berteman sama kamu sejak awal, tapi karena kita menyukai pria yang sama, aku pikir itu nggak mudah."
Aurel mencoba untuk pergi masuk ke dalam rumah Syrena, tapi tangannya yang tadi bebas langsung menahan pergelangan tangan Aurel. Membuat keduanya saling berpandangan untuk kesekian kalinya.
"Apa kamu suka memainkan kebohongan?"
Aurel meresponnya dengan sebuah senyuman yang membuat Syrena kesal setengah mati. Rasanya kuku panjang Syrena yang baru semalam dia warnai ini, ingin sekali mendarat di wajah cantik Aurel.
"Kenapa kamu nggak tanya langsung ke Ibumu? Kalau perlu kamu tanya gimana cara dia ngerebut calon suami sahabatnya dan merusak pernikahan mereka di hari H? Mungkin bisa kamu terapkan untuk diri kamu sendiri."
Kalimat panjang yang keluar dari bibir Aurel itu membuat tangan Syrena lemas dan berakhir dengan cekalan tangannya yang longgar. Keningnya tidak berhenti berkerut dan membuat Syrena terlihat seperti orang bodoh.
"Buah nggak jatuh jauh dari pohonnya. Aku merasa jijik denganmu dan keluargamu---"
Plak
Syrena berakhir dalam menampar wajah Aurel yang glowing karena perawatannya dan merasakan kelegaan karena dia berhasil membuat Aurel diam.
Namun, tampaknya tamparan yang Syrena berikan tidak membuat Aurel marah atau bahkan berteriak. Perempuan ini malah tersenyum, tapi matanya menatap Syrena dengan tatapan benci.
"Yah, kamu pasti emosi, tapi aku harap kamu belajar dari Ibumu untuk nggak ikut campur ke dalam hubungan orang lain."
Syrena semakin menggigit bibirnya dengan keras. Dia benci melihat Aurel yang tampak santai meladeninya dan tidak merasa bersalah sama sekali karena apa yang dikatakannya. Karena sejujurnya Syrena tidak percaya.
"Apa kamu bahagia karena sudah mengatakan sesuatu yang nggak masuk akal kayak gitu?"
"Itu masuk akal kalau kamu tanya langsung ke mereka atau cari tahu kebenarannya. Please, Sy, kalaupun kamu hilang ingatan, tolonglah pakai kepalamu untuk berpikir."
Syrena menjadi kesal. Dia akhirnya membuka pintu mobilnya dan akan masuk ke dalam jika saja Aurel tidak mengatakan kalimat yang membuatnya diam.
"Ah, aku juga dengar sesuatu yang menarik. Katanya kamu anak haram. Lahir di luar nikah. Aku dengar gitu, sih."
![](https://img.wattpad.com/cover/188081403-288-k870370.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Syrena [Sequel Hello, Ky]
Romance❝Aku melupakan ingatan yang menjadi mimpi burukku dan aku harus mendapatkannya lagi untuk mengingatmu.❞ || ©2020 Kepulangannya ke Indonesia dengan tujuan menemui Regan Morales membuat Syrena harus menghadapi ingatan masa lalu yang membunuhnya. Tiap...