5. Kejam.

1.3K 69 0
                                    

Saat ini Enisa, Rasya, Erika dan Rose sedang memandangi pemakaman Andre.

Andre meninggal karena di pukul habis-habisan di penjara oleh beberapa penjahat lain karena Andre tidak mau mengikuti kata-kata mereka.

Tanah perkuburan itu lenggang. Dan akhirnya Erika mengajak Enisa dan Rasya pulang.

Rose masih disana memandang pemakaman ayah tercintanya.

"Ayah... Rose kangen. Rose pengen peluk ayah. Maafin Rose ini semua salah Rose. Walaupun Rose bukan darah daging ayah, tapi ayah akan selamanya menjadi ayah yang paling Rose sayang dan cinta."

Rose tersenyum. Dia tidak boleh berlarutan dalam kesedihan.

Dia harus menerima bahwa ayahnya telah pergi...

***

5 bulan kemudian...

Kepergian Andre menjadi tamparan hebat untuk keluarga yang ditinggalkan. Dan semua menyalahkan Rose atas kematian Andre.

Sekarang Rose telah lulus SMA dan ditawarkan beasiswa di italia. Tapi Enisa tidak membenarkannya untuk menyambung pelajaran.

Dia ingin Rose berkerja.

Setelah kepergian Andre Rose dijadikan pembantu dirumah.

Ia disuruh membersihkan rumah dan berkerja untuk kebutuhan hidup mereka sekeluarga.

Rose juga hanya dibenarkan makan nasi dan tempe dan dia tidak diperbolehkan menambah nasi.

Dia juga disuruh tidur di gudang dan hanya menggunakan tikar dan sarung.

Dunia sungguh tidak adil.

Dan sekarang Rose tengah menyambung kerjanya part timenya membersihkan kandang sapi.

Sementara Enisa dan Rasya sekarang tengah berada di kota. Mereka ingin pergi ke mall untuk membeli kalung.

"Bu, si Rose bego amat sih. Dia percaya aja kalau uangnya kita guna untuk kebutuhan seharian. Padahal untuk kita aja." kata Rasya tersenyum jahat ke arah ibunya.

Enisa hanya tersenyum sinis menanggapinya.

Dan langkah mereka terhenti saat melihat Clara dan Matias ada dihadapan mereka.

Enisa serasa ingin menangis meliht putrinya sekali lagi.

"mau apa lo ha??" tanya Rasya memandang keduanya tajam.

Clara dan Matias hanya tersenyum.

"Gue mau lo berdua tolong gue buat hancurin hidup Rose Anastasya!" Clara berkata dengan nada anggunnya.

Dan Rasya membalas dengan senyuman sinis "segitu takutnya posisi dan kemewahan lo dirampas oleh Rose. Emang kita untung apa kalau ngelakuin hal yang lo suruh?"

Clara masih mempertahankan senyuman anggunnya. "Gue bakalan beri kalian kehidupan mewah. Lo berdua bisa tinggal di kota lebih tepatnya di apartemen. Dan lo Rasya bisa bekerja di perusahan daddy. Gimana?"

Enisa dan Rasya berpandangan.

"lo mau kita buat apa?"

Mendengar itu Clara dan Matias tersenyum jahat.

***

Saat hari masih pagi, Rose yang baru selesai mandi dan berpakaian bergegas untuk membuka pintu.

Disana terlihat Enisa dan Rasya.

"Ibu, kakak selamat pu..."

Plak.

Kata-katanya terhenti karena Enisa menamparnya.

"Bodoh kenapa lama sekali buka pintunya?"

"Udah bu, kita harus berangkat. Ikut gue." kata Rasya dan menarik tangan Rose.

"Kemana kak?" tanya Rose sambil berusaha melepaskan tangan Rasya yang menyeretnya.

Bum.

Jahanammya kali ini kepalanya dihantuk ke dinding dan mengeluarkan darah segar.

"Diam dan ikut gue!"

Dan Rose hanya mampu pasrah.

Saat sudah sampai Rose akhirnya tahu bahwa mereka berada di kota dan saat turun dari bus sudah ada kereta yang menunggu mereka.

Dan sekali lagi Rose diseret masuk kedalam mobio itu. Mereka bertiga duduk di jok belakang.

Dan betapa kagetnya Rose melihat Clara dan Matias yang duduk di jok depan. Dia ingin lari tapi Rasya dan Enisa berada di sisi kiri dan kanannya.

Saat mobil bergerak dia hanya mampu berdoa.

Sekitar satu jam perjalanan mereka sampai di sebuah club malam.

"Bu, kita ngapain disini?" tanya Rose. Tak ada jawaban. Dirinya malah diheret oleh beberapa body durd club itu.

Rose dibawah kesatu ruangan untuk di make up dan dipakaikan baju yang sudah tentu kurang kain.

Clara bertemu dengan pemilik club itu.

"Aduh Clara dia cantik sekali aku pasti dia akan laku. Malah Mafia dari china sudah memesannya." kata Olgi pemilik club itu.

Mendengar itu Enisa, Rasya, Matias dan Clara tersenyum jahat. Dan para body gurd tadi kembali membawah Rose yang sudah di makeupin.

Rose terus saja menangis.

Clara menghampirinya. "shhh. Jangan nangis. Nikmati aja. Nikmati hari-hari mu menjadi JALANG. Hahaha."

Iya Rose telah dijual menjadi pelacur di club itu.

"sudah. Hantarkan gadis ini kekamar 69 tuan Lou fu sudah menunggu." kata Olgi. Dan parah body gurd itu menyeret Rose lagi.

"Tidak ku mohon jangan! Ibu tolongin aku. Kakak." Rose menatap mereka berdua yang sama sekali tak memperdulikannya.

Dak tatapannya jatuh ke arah Matias. Matias hanya memandangnya dengan tatapan tajam.

Dan dia sadar tak ada lagi manusia yang peduli dengannya.

Mungkin bulan peduli dengannya?

"masuk!" tubuh Rose yang memakai baju minim ditolak masuk kedalam sebuah kamar.

Saat Rose sudah didalam kamar, tubuhnya masih bergetar dan dia memandang sekeliling.

Tiba-tiba seorang lelaki china botak keluar dari kamar mandi. Lelaki itu menyerigai jahat.

Dia menghampiri Rose. "ohh baby mannyak cantikk ya" kata laki-laki itu mengusap legan dan pipi Rose.

Rose menciba menjauh tapi laki-laki itu menahan.

"jangan risau lah. Kita enjoy saja. Nikmati malam ini." kata lelaki china yang bernama Lou fu itu.

"Tidak jangan sentuh aku!" aku Rose memberontak dan pipinya menerima tamparan lagi.

Dia menangis. Menagisi nasib hidupnya yang penuh penderitaan.

Tubuhnya dibaringkan di atas kasur oleh Lou fu.

Baru saja Lou fu ingin menanggalkan kimononya terdengar pintunya di dobrak dengan kasar.

Mereka memandang ke arah pintu.

Siapakah...

TBC

Votemenn ayo

ROSE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang