10. Berusaha membahagiakanmu.

1.1K 65 1
                                    

Happy reading guys...

Setelah seminggu kejadian mengerikan itu, Rose tinggal di mansion Ian.

Saat ini Ian sedang berkutat dengan laptopnya tapi hatinya sedang merindukan gadisnya.

Tok Tok Tok

"Masuk." arah Ian

Lucca yang mendapat izin masuk. Segera masuk. "Gue ada berita penting bos."

Ian mendongak. Dia mengangkat sebelah alisnya terangkat seakan menyuruh Lucca melanjutkan kata-katanya.

"Clara sedang mencari tahu siapa lelaki yang menolong Rose malam itu." Lucca menyambung.

Ian tersenyum sinis.

"Samarkan pencariannya. Dan pastikan tidak ada orang yang tahu tentang hubunganku dengan Rose!" arah Ian.

Lucca hanya mengangguk.

Dan mereka mulai berbincang menggunakan bahasa Italia. Karena mereka berdua memang sama-sama berdarah Italia.

Tiba-tiba ponselnya Ian yang dibelakangnya memiliki logo aple digigit separuh berbunyi.

Ian segera mengangkatnya.

"Hello. Tante?"

"Ian, tante udah aturin perjumpaan kamu dengan gadis yang bernama Jessica Dawzen. Kamu mau ya ketemu dia."

Ian menghela nafasnya. Perjodohan lagi.

"Sudahlah tante. Ian nggak mau!" balas Ian tegas.

"Kamu harus mau Ian. Ini tuh arahan kakek kamu. Mau nggak mau kamu harus turutin. Jessica ini keturunan raja loh jadi untung tau kamu. Daddynya pemilik Restaurat termahal dan perusahan pertambangan terbesar."

"Sekali nggak. Yaa nggak tante."

Terdengar suara disebrang sana menghembuskan nafas frustasinya.

"Nggak Ian kamu harus mau. Ikatan pertunangan antara kalian sudah dijalin. Temui dia. Sekarang dia New York." balas tante Ian lagi.

"Ian nggak mau tante. Maaf Ian tutup." dan Ian kangsung mematikan sambungan secara sepihak.

"Tante Zilyn?" tanya Lucca yang dibalas anggukan oleh Ian.

Dan sekali lagi Ponsel Ian berdering. Ian ingin sekali membanting Hp nya tapi melihay nama yang tertera di lauar, perasaan marah berubah menjadi sayang. Dan Ian segera menyambut sambungan itu.

"Hello my dear."

Bisa menebak siapa yang menelefon Lucca segera minta izin keliar.

"Iyaaaa hello. Ermmm Ian bisa nggak kamu beliin aku burger. Lagi pengen."

Ian tersenyum.

"Bisa. Nanti aku beliin ini juga aku udah mau pulang kok. Kangen?"

"Makasih dan hmmm aku kangen banget sama kamu." kata Rose.

Ian terkekeh. Dan mereka melankutkan perbualan mereka.

***

Sekarang ini Ian dan Lucca sedang berada di tempat menjual hewan pelihataan.

Setelah membeli burger, Ian ingin memberi teman kecil untuk keksihnya dan dia masih mencari yang sesuai dengan kekasihnya.

"Gimana kalau beli Kucing?" Saran Lucca.

Ian menggeleng. "Lo lupa Rose alergik sama bulu kucing?"

Lucca menepuk jidatnya. Lalu mengangguk.

ROSE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang