Happy reading...
"Rose." panggil Ian yang diabaikan oleh Rose untuk sekian kalinya.
Karena sangat kesal Ian mendekati Rose yang sedang membelakanginya sambil memasak lalu memeluknya dari belakang.
Rose yang merasakan tangan yang melingkar di pingganya tersenyum. "Ada apa?"
"Kamu tuh kenapa sih?" tanya Ian kesal.
"Emangnya aku kenapa?" tanya balik Rose dengan wajah polosnya.
Ian berdecak. "Kamu mengabaikanku, lalu sekarang, apa-apaan ini kenapa kamu yang memasak."
"Maaf tuan kami sudah melarang puan Rose, tapi puan Rose bersukeras ingin memasak." kata ketua pelayan di Mansion Ian. Bi Miska namanya.
"Bi, nggak usah Puan. Rose aja." kata Rose. Dia sangat tidak suka dipanggil seperti itu.
"Ta...tapi Puan--" kata-kata Bi Miska dipotong Ian.
"Sudah turuti saja kemauannya." Kata Ian lagi.
"Oke siap. Yok kita makan." kata Rose menarik tangan Ian duduk Di meja makan. Dan setelah itu mereka makan malam bersama.
Setelah selesai makan Ian menenagkan diri di kursi rehat di tepi kolam renang sedangkan Rose memberi makan kelincinya.
"Kesi, bawahkan aku Wine!" arah Ian kepada salah seorang pelayannya.
Setelah menuangkan Wine digelas, Ian segera ingin meminumnya tapi gelasnya dirampas seseorang. Ian menoleh dengan tatapan tajam membunuh dan dingin tapi sebaik melihat siapa orangnya tatapan berubah lembut.
"Jangan meminum minuman keras Ian, aku nggak suka." kata Rose lembut.
Ian tersenyum, memejamkan matanya, lalu menarik Rose duduk dipangkuannya.
Rose memandang Ian. "Apa aku mengekangmu?"
Ian membuka matanya dan tersenyum lembut. "Nggak. Malah aku suka kalau kamu bawel. Dan aku merasa senang, karena ada orang yang perhatian serta peduli kepadaku. Thanks, mine." Ian mencium pipi mulus itu.
Rose tersenyum mendegarnya. Dulu aku juga tidak ada yang memperdulikanku. Hanya ayah yang peduli dan perjatian denganku. Rose membatin.
Tiba-tiba Rose bangkit dari dudukmya. "Aku akan membuatkanmu jus orange ya." kata Rose.
"Biarkan pelayan saja. Kamu sini temanin aku." kata Ian manja.
Namun Rose menggeleng. "Cuman sebentar kok." dan Rose berganjak pergi dari sana.
Ian memutuskan untuk kembali bersantai sambil memejamkan matanya.
Tiba-tiba dia merasa ada tangan yang melingkar di lehernya. Awalnya dia mengira itu Rose, tapi merasa wangian wanita itu berbeda dengan Rose dia segera membuka mata.
Tampak seorang wanita cantik, sexy dan berpakaian kurang kain sedang tersenyum kearahnya.
"Hai Ian." sapanya.
Ian melepas tangan wanita itu dan mentap wanita itu datar dan dingin. "Mau apa lo?" tanyanya dingin.
Wanita itu bergedik ngeri mendengar nada dingin itu, tapi cepat-cepat dia memasang senyum.
"Aunty suruh ke sini karena kamu nggak mau ketemu sama aku jadinya aku yang temuin kamu."
"Pergi!"
"What? Ian, dengar ya mau gimana pun kamu nolak aku itu nggak guna lagi. Karena mulai dari sekarang aku udah jadi tunang kamu dan kamu harus nurut sama Kakek kamu. Pertunangan kita udah disebar jadi kamu harus tetap terima."
"Pergi Jessica!" nada Ian berbicara semakin dingin membuat wanita itu semakim was-was.
"okay Fine, aku pergi." dengan sangat kesal wanita itu segera pergi.
Ian kembali duduk.
Rose yang baru keluar dari dapur melihat seorang wanita cantik berjalan melewati ruang tamu.
Alis Rose berkerut memikirkan siapa wanita itu.
***
Sekarang Rose sedang duduk di bangkunya. Hari ini dia kembali berkuliah.
"Oii diam-diam bae lo. Emang ada masalah ya?" Tanya Hefni. Hefni sahabat Rose di universitasnya dan juga anak buah kepada Ian. Tugasnya untuk menjaga Rose semasa di kampus, maka dari itu dia terpaksa berkuliah kembali walaupun sudah lulus.
Hefni bisa di karakterkan dalam lelaki yang memiliki hormon seperti perempuan, berjalan lembut bak sotong dan suka bergosip. Tapi jika dalam keadaan bahaya dia akan bertukar menjadi lelaki seratus peratus.
"Hefni, gue mau nanya siapa perempuan yang datang ke mansion Ian kemarin?" tanya Rose.
"Cie cemburu neng?" Hefni menaik turunkan alisnya sambil menyengir lebar.
"Ngga usah ngada-ngada lo. Jawab aja napa." kesal Rose.
"Tanya aja Bos gue sendiri." balas Hefni asal.
Tiba-tiba ada orang yang duduk disamping kiri Rose karena disamping kanannya ada Hefni.
Mereka sama-sama menoleh.
Terlihat seorang gadis cantik dan manis tersenyum lembut ke arah mereka. "Hai." sapanya.
"Ya hai." balas Rose sedangka Hefni tak menggubris sapaannya.
"Kenalkan nama gue Erella Amor. Tapi biasa dipanggil Ella aja. Dan gue pindahan dari Indonesia." Ella berkata sambil menghulurkan tangannya.
Rose menyambut huluran tersebut "Rose Anastasya."
Ella tersenyum dan memandagi Rose dengan tatapan sulit dibaca.
Sedangkan Hefni yang sedari tadi berdiam diri sambil fokus ke ponselnya merasa kurang nyaman dengan gadis itu.
***
Setelah genap semimggu, Ella benar-benar menempel dengan Rose, bahkan gadis itu mengatakan bahwa dirinya sahabat Rose. Namun Rose hanya bersikap biasa saja.
Dan saat ini waktu istirahat, tapi Rose berada dalam kelasnya sambil melukiskan gambar sebuah baju.
"Rose sahabatku. Lagi ngapain?" tanya Ella yang baru datang dan duduk di samping Rose.
"Lagi lukis." balas Rose tak mengalihkan perhatiannya dari kegiatannya.
"Emang suka banget ya kamu lukis?" tanya Ella lagi.
"Hmm, karena aku bekerja sebagai Fashion design di syarikat Renzo Empire."
Ella tersenyum mendegarnya. "Ohh." katanya. Dan melihat kearah lukisan baju Rose.
Rose memang mengherankan. Dulu karyanya pernah dicuri tetapi dia sama sekali tidak takut memperlihatkan bahan kerja serta desainnya dan lukisannya.
***
Ian yang mendapatkan panggilan terdiam mendengar laporan anak buahnya.
"Siasat dia." katanya dingin. Lalu memutuskan panggilan sepihak.
Siapa dia? Ian membatin.
TBC.
'votemenn guys'
Semoga selalu bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE √
Romance[COMPLETED] Tentang Rose yang hidup serba kekurangan dan sering merasa dipinggirkan oleh orang-orang sekelilingnya. Ternyata Rose adalah anak yang ditukar ketika dia lahir. Penderitaannya datang tak berhenti sehingga dia bertemu dengan seorang lelak...