1. Pengkhianat.

2K 89 2
                                    

Seorang gadis yang cantik dan manis sedang berjalan-jalan di kebun teh.

Gadis itu adalah Rose Anastasya.

Dia hanya memerhatikan orang-orang yang sedang bekerja di situ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia hanya memerhatikan orang-orang yang sedang bekerja di situ.

Dia menghembuskam nafasnya. Ini adalah tempat kesukaannya dia bisa merasakan ketenangan disini.

Tiba-tiba dia melihat semua orang berkumpul di satu tempat. Dan gadis itu juga melihat ada kereta mewah serta seorang laki-laki tampan.

Rose tersenyum itu adalah Matias anak orang kaya, pemilik syarikat permodelan.

Matias dan Rose memang menjalin hubungan kekasih. Matias yang jatuh hati kepada Rose akan kecantikan gadis itu. Dia ingin memiliki gadis itu.

Matias tersenyum ke arah semua pekerja. Matanya meliar mencari gadisnya.

Dan seketika senyumannya mengambang melihat gadis tercintanya juga sedang tersenyum ke arahnya.

Matias menghampiri gadis itu. Lalu matias mencium pipi itu. "kenapa wajahmu seperti itu hmm? Kamu ada masalah sayang?" tanya matias.

Rose tersenyum sangat manis dan mampu mencairkan hati matias.

"tidak apa-apa, aku hanya cemburu melihatmu tersenyum ke orang lain." balas Rose

Sebenarnya gadis itu memang memiliki masalah. Tapi dia belum sedia mau memberitahukan kekasihnya.

Matias terkekeh, laki-laki itu memang peramah orangnya. "tidak apa-apa senyum ke mereka kan hatiku cuma milil kamu."

"ngga usah ngegombal kamu ya. Ayok kita berangkat katanya mau ngajak aku jalan-jalan." kata rose matanya berbinar.

Matias tersenyum. "Maaf sayang aku kesini ingin memberimu ini." matias memberikan beg plastik yang berisi makanan. "maaf aku ada urusan mendadak, kita nggak bisa jalan hari ini." kata matias lagi.

Rose tersenyum menanggapi "orang kaya sepertinya, tentu saja sibuk."

"nggak papa. Makasih ya sayang karena bawain aku makanan."

"hmm aku pergi dulu ya. Jaga diri kamu." matias mencium sekali lagi pipi gadisnya.

Setelah kepergian matias Rose menghela nafasnya. Dan Tiba-tiba saja ada seseorang menarik telinganya.

"nggak kapok banget kamu. Kegatelan sama Matias ha? Pake acara cium-cium segala malu-maluin tau?" kata seorang wanita cantik paruh baya itu adalah Enisa.

"Maaf bu." gumam Rose.

"sudah mari pulang!" kata Enisa lagi. Dia menyerahkan bakul kepada Rose dan Rose segera mengankat bakul itu.

Mereka berjalan pulang.

Sesampainya dirumah dia melihat kakak perempuannya sedang menonton tv.

"Hei Rasya, mana ayahmu?" tanya Enisa.

"oh ibu udah pulang. Ayah nggak jadi pulang bu, pulangnya 2 hari lagi." kata Rasya yang masih berbaring di sofa lusuh diruang tamu itu.

Enisa dan Rose melangkah masuk ke dalam rumah itu.

"Rose!" panggil Rasya.

Rose yang ingin ke kamarnya terhenti dan memandang ke arah Rasya. "iya kak?"

"pijitin kaki gue udik, cepatan!" Rose menghela nafasnya. Dan melakukan apa yang kakaknya perintahkan.

Setelah setengah jam memijit kaki kakaknya Rose mulah kelelahan.

"astaga. Ngapain masih disini kamu ha? Cepatan masak sana. Jadi orang kok goblok kali!" bentak Enisa melihat Rose masih berada di ruang tamu.

"ermmm. Tapi bu kak Rasya suruh pijitin." Rose membela dirinya.

"kurang ajar, berani nyalahin kakakmu?" Enisa semakin panas jadinya

Rose segera bangkit menuju dapur dan menyiapkan makan malam.

Sekarang mereka sedang makan malam.

Saat Enisa dan Rasya memakan nasi dan lauk banyak sekali.

Rose hanya makam dengan tempe karena Enisa hanya membenarkannya memakan itu.

Bahkam Rose juga yang mencuci semua pinggan saat mereka sudah selesai makan.

Setelah memberesi dapur Rose melangkah ke ruang tamu dan melihat Ibu dan Kakaknya yang menonton tv.

Dia menghela nafas. Kemudian mendekati mereka berdua.

"Ibu, Rose pengen ngomong." kata Rose perlahan.

"Apasih!" kata Enisa kasar.

"gini bu, Rose nggak diizinin ikut UN kalau belum lunasin bayaran yang tertunggak bu." Kata Rose lagi.

"yaudah kau bayar aja sana sendiri. Kau kan juga kerja, bayar lah guna duitmu bodoh!" kata Enisa lagi.

"Tapi bu uang ku kan sama ibu." kata Rose lagi.

Enisa menjelingnya tajam.

"Kau bayar aja sikit-sikit dulu, uangmu sudah aku guna," balasnya lagi.

Rose menghela nafasnya lagi dan lagi. Kemudian dia menuju ke kamarnya yang sangat kecil.

Rose memang bekerja part time tapi hanya sebagai pengembala kambing di ladang paman mereka dan juga tukang cuci piring di warung.

Mana cukup uangnya untuk membayar yuran yang tertunggak. Sedangkan kakaknya Rasya dilunasin aja oleh ibunya.

Kadang Rose berfikir apakah dia ini bukan anak kandung Enisa. Karena Enisa sungguh memilih kasih. Berbeda dengan ayahnya Andre yang sangat lembut dengannya.

Andre bekerja di kota maka dari itu. Dia jarang berada dirumah.

Rose kemudian memandang lukisan-lukisan baju yang ia lukis. Dan dia tersenyum.

"dah la. Mendingan aky bobo aja."

***

Klik

"oke girls itu gambar yang terakhir. Sekarang kalian bisa bersurai dan pulang." kata Fendi juru gambar disana.

Semua model yang ada disana mulai bersurai.

Matias memerhatikan salah seorang model cantik dan sexy yang mendekatinya.

Seketika senyuman matias mengambang melihatnya.

"Darling, i miss you." kata model itu yang sedang memeluk leher Matias pemilik perusahan sekaligus tunangannya.

Matias memeluk pinggang model itu lalu mencium bahunya yang terdedah sedikit.

"clara sayang, ke club mau?" ajak matias dan gadis yang bernama clara itu mengangguk.

Clara Arsena, model yang sangat cantik, sexy dan terkenal. Lahir dari keluarga berada.

Clara dan Matias baru bertemu 5 bulan yang lalu. Atas hubungan bisnis mereka bertunangan tapi Clara sudah mencintai Matias.

Katakan saja Matias pengkhianat.

Karena memang itulah kenyataannya.

TBC

Votemenn ya

ROSE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang