9. Mengerikan.

1.1K 70 0
                                    

Saat ini Ian sedang mmbawah Rose pulang ke mansionnya.

Ian setia memeluk gadisnya yang tak berhenti menangis.

"Hiks.... Hiks."

Akhirnya Ian mengankat gadisnya duduk di pangkuannya, dan menarik kepala gadisnya untuk dibenamkan di dadanya.

"Diam bisa nggak sih. Cengeng banget jadi orang." bukannya marah hanya Ian sengaja ingin membuat gadisnya lebih menangis.

Mendengar Ian berkata seperti itu membuat tubuh Rose kaku.

"Maaf hiks hiks." Rose coba untuk menghentikan tangisannya.

Ian mengelus lembut rambut gadisnya.

"Aku nggak marah, aku hanya bercanda. Ke Mansion ku yah?"

Rose menggeleng keras. "Aku di apartemen kamu aja."

Ian mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Pengen aja. Please." Rose membuat puppy eyes dan Ian hanya bisa menghela nafasnya.

"Oke."

"Kapan pulang. Kok nggak bilang?" tanya Rose.

"Suprise."

***

Ian menyelimutkan tubuh Rose. Gadis itu tertidur selama perjalanan ke apartemen Ian.

Ian tunduk lalu mengucup dahi Rose.

Ian dan Lucca pun berlalu keluar.

"Tinggalkan body gurd untuk gadis gue!" kata Ian kepada Lucca.

Lucca menghubungi seseorang.

Setelah selesai Lucca kembali menatap bosnya.

"Mereka dalam perjalanan."

Ian mengangguk.

***
Saat sudah sangat malam. Tiba-tiba lampu di apartemen tempat Rose sekarang sedang mati lampu.

Dan itu membuat Rose terbangun, karena yaa dia memang benci kegelapan.

Di koridor yang gelap seorang laki-laki berpakaian serba hitam dan memakai mask mengendap-endap.

Dia tadi melihat seorang lelaki membawah gadisnya ke salah satu unit apartemen dan dia juga melihat lelaki itu sudah pergi.

Dia ingin menculik wanita itu dan menjadikannya tebusan.

Saat sudah sampai di unit tempat perempuan itu, laki-laki itu menggendor-gendor pintu tersebut.

Dia mencoba membuka pintu tersebut.

Rose yang mendengar pintunya di gendor dan seseorang coba membukannya mulai panik.

Tidak mungkin Ian, karena Ian tidak akan menggendor pintu apartemennua sendiri.

Semakin kuat bunyi itu dan Rose semakin takut ditambah lagi keadaan sungguh gelap.

Dia mengunci kamarnya dan segera masuk ke bawah kasurnya.

Dia juga coba menghubungi Ian, tapi ternyata dia melihat 93 panggilan dari Ian.

Rose mengalirkan air matanya saat sekali lagi Ian menelefonnya.

"Ian." Rose berkata dengan nada getar dan tubuhnya juga bergetar.

"shttt. Jangan nangis oke. Aku dalam perjalanan ke situ. Aku tau apa yang berlaku. Kamu tenang dan jangan keliar selagi aku belum sampai oke."

"Okee. Tapi cepat ya." bisiknya.

Rose tak fokus ketika Ian menjawab karena dia rasa ada seseorang disampingnya di bawah kasur ini.

Dengan segala keberanian yang ada dia menoleh dan wow dia bertemu dengan teman baru yang memakai baju putih dan rambut yang sungguh panjang.

Rose memejamkan matanya sambil berdoa dalam hati.

Ketakutan dan kepanikannya bertambah apabila terdengar pintu diluar sudah terbuka.

Tap tap tap.

Dia juga mendengar langkah kaki seseorang.

Dia semakin menangis. Dan pintu kamarnya yang Rose kunci mula digendor.

Rose menoleh kesamping dan ternyata setan itu masih ada sedang memandangnya dengan wajah hitam dan takut.

"Buka!" arah seseorang dari luar.

Rose mendengar pintu ditendang.

Buk.

Rose mendengar suara keributan di luar dan suara...

"Rose? Buka pintu. This is me darling." dengan mendengarkan suara Ian Rose segera keluar dan membuka pintu.

Rose memeluk tubuh Ian dan menangis.

Ian dapat rasakan tubuh kekasihnya yang bergetar.

Dia membalas peluk kan gadisnya.

"Ayok Kita pergi."

Ian mengangkat tubuh Rose dan mereka segera keliar dari aparteman itu.

Saat sudah tiba di mansion nya, Ian segera menidurkan Rose, walaupun Rose masih bangun dan tubuhnya masih bergetar.

Ian mengucup sayang dahinya.

"Tenang yaa. Aku disini kok." kata Ian mencoba menenangkan Rose.

"Ian... Ta... Tadi... Tadi... Aku... Ketemu han.... "

Ucapannya disela Ian.

"Udah nggak papa. Sekarang udah aman."

Rose bangun dari baringnya kembali memeluk Ian.

"Istirahat oke. Kamu terlalu banyak menangis hari ini. Kamu harus sehat dan kuat supayah kamu bisa balas dendam ke mereka semua yang jahat sama kamu."

Rose mengangguk. "Aku nggak akan tinggal diam. Mereka keterlaluan."

"Yaudah kalau gitu tidur." Ian memanjat kasur itu dan membaringkan tubuhnya lalu dia menarik tubuh gadisnya kedalam dakapannya.

Ian mengucup sekali lagi dahi itu dan mengelus belakang gadisnya. Berharap gadisnya akan segera dijemput oleh tidur.

Sebenarnya Ian ke Indonesia selama 1 tahun adalah untuk menyiasat tentang Clara, Matias, Mr.Fandri, Mrs. Claudia, kedua orang tua Matias, Erika, Enisa, Rasya, dan Andre.

Dan yang lebih mengejutkan adalah kematian Andre bukannya hanya ketidak sengajaan, tapi karena meang sudah dirancang.

Dan Ian sudah tau siapa 'penyebabnya'.

Ian tersenyum sinis. Bersusah payah dia coba meraih hati gadis ini, menjaganya selama 3 tahun dan mereka datanh dan membuat orang paling berharganya Menangis?

Nampak mereka semua telau salah bermain dengan orang.

Ian, lelaki blasteran Indonesia, Itali dan Jerman. Seorang bilionaire dan businessman muda berjaya yang memiliki perusahaan Renzo Empire yang cukup maju di dunia dan terkenal. dia juga memiliki hotel yang cukup terkenal. Duitnya tak akan habis bahkan sampai 7 keturunan. Tetapi dia anak yatim piatu. Ian memiliki hotel, perusahan permodelan, perusahan properti dan perekonomian terbesar di Asia dan memiliki beberapa cabang. Dan bahkan Ian memiliki perusahan perkapalan.

Tapi yang itu hanya kehebatannya di mata kasar orang ramai.

Tak banyak orang biasa yang mengetahui dia adalah Mafia kejam.

Jangan bermain-main dengannya.

Ian melihat gadisnya yang sudah terlelap.

"Jangan risau sweety, kita akan menjatuhkan mereka. Aku akan membantumu."

TBC

Votee lah wahai teman-teman.

ROSE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang