Matahari mulai meninggi. Leon menyipitkan matanya karena silau dengan cahaya matahari. Dia tertidur di samping pak Han dengan posisi duduknya. Dia baru sadar setelah terbangun.
"Kak, sebaiknya kakak cuci muka dulu. Kakak harus ke tempat pelatihan bola basket untuk bekerja". Ucap Fang yang berdiri di belakang Leon.
Leon berdiri kemudian membalikkan badannya. Dia menatap lamat-lamat wajah adiknya. Dia menyesali perbuatannya kemarin karena sudah membentak Fang. Dia sadar kalau Fang pun tidak ingin hal itu terjadi. "Maaf". Ucap Leon dengan nada penyesalan mendalam. Matanya yang sembab kemudian mengalihkan pandangan dari wajah adiknya. Kemudian dia berjalan menuju kamar mandi yang tersedia di dalam ruangan pak Han dirawat.
Fang masih terdiam. Dadanya terasa sesak. Dia merasa tidak berguna. Namun, kakaknya selalu mengerti akan keadaannya dan membuatnya terlihat berguna.
"Kakak tida akan pergi untuk bekerja. Kakak akan tetap di sini bersama pak Han. Kakak tahu siapa yang dalam bahaya sekarang". Ucap Leon memutuskan.
"Tapi kak, kakak tidak bisa seenaknya untuk tidak bekerja. Aku akan menjaganya. Kali ini tolong beri aku kesempatan. Aku tidak akan pernah meninggalkannya lagi".
Leon terdiam. Sejak kapan dia jadi lemah seperti ini? "Baiklah, hubungi kakak ketika pak Han sadar".
Fang mengangguk.
Leon berjalan keluar ruangan. Dia segera menuju basemen tempat mobilnya diparkir.
Suasana sepi basemen membuat Leon sedikit tegang. Baru kali ini dia berjalan sendirian ke basemen untuk mengambil mobil. Biasanya ini tugas pak Han. Kemarin saja saat dia mengambil mobilnya di basemen untuk mengantar Intan, dia mencari seseorang yang satu tujuan dengannya dan membuntutinya. Leon memang penakut.
Leon segera berlari setelah menjumpai mana mobilnya. Dengan buru-buru dia membuka pintu mobil.
Brak..
Suara seperti benda jatuh itu membuat Leon terkejut. Hampir saja jantungnya berhenti berdetak karena suara itu.
"Apa itu?" Tanya Leon lirih tanpa berani menengokkan kepalanya.
Leon menarik napas panjang agar dia merasa tenang, kemudian segera masuk ke dalam mobilnya. Dia segera keluar dari basemen dan menganggap kejadian tadi tidak pernah terjadi.
Tiba-tiba ponselnya berdering, Leon mengangkat teleponnya.
"Halo".ucap Leon sambil menepikan mobilnya.
"Tuan Leon. Saya polisi yang kemarin menangani kecelakaan pak Han"
"Ohh, iya pak ada apa?"
"Setelah memeriksa TKP, saya menemukan saksi mata. Dia adalah penjual sate yang biasanya melewati jalanan itu untuk berjualan. Dia bilang kalau mobil yang dikendarai pak Han seperti hilang kendali. Pak Han seakan menghindari sesuatu yang hendak ia tabrak, namun malah banting setir dan menabrak pohon di tepi jalan".
"Bisakah anda menemui saya saja agar saya bisa mengetahuinya dengan jelas. Ada banyak yang ingin saya tanyakan".
"Tentu pak"
"Baiklah, nanti saya beri tahu alamatnya. Oh iya, tolong jangan beritahukan kepada ayahku"
"Baik pak"
Tut..
Leon memutus teleponnya kemudian melanjutkan perjalanan menuju apartemennya. Dia mau mandi dulu sebelum pergi ke gedung pelatihan. Sebenarnya dia tidak bisa mandi di kamar mandi rumah sakit. Kamar mandinya terlihat jorok di mata Leon. Selain itu, dia juga berfikir bagaimana nanti kalau ada hantu yang mengintipnya. Leon terus mempercayai hal itu setelah bertemu dengan wanita aneh yang dia temui. Yap, wanita yang sama dengan wanita yang ditemui Intan dalam mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future
RomanceTentang mata yang tak mampu melihat apa yang terjadi di masa lampau dan masa depan. Tentang tangan yang tak mampu menggenggam dirinya di masa lampau dan masa depan. Tentang kaki yang tak mampu melangkah sesuka hati ke masa lampau dan masa depan. Dan...