Three

643 31 0
                                    


Ruang BK

“Ada masalah apa kalian ini sebenarnya? Kevin kamu saja yang menjelaskan” tanya Bu Ida.

“Tidak ada masalah apa-apa Bu, saya hanya menjalankan tugas sebagai Ketua OSIS. Pada saat apel saya hanya mengulang apa yang dikatakan Bapak Kepala Sekolah kemarin, yaitu jangan ada yang terlambat terutama bagi siswa yang sudah senior alias kelas 12 dan 11, dan hukuman berlaku untuk semua siswa baik kelas 10,11, ataupun 12 tanpa terkecuali. Terus tiba-tiba Keylan datang langsung mendorong tubuh saya dan memukuli saya. Salah saya dimananya Bu? Saya juga tidak tau kenapa tiba-tiba Keylan mukul saya. Karena itu saya tidak mau membalas pukulan Keylan” ujar Kevin.

“Jelas itu penghinaan untuk saya Bu, pada saat itu senior yang terlambat dan kebetulan lewat situ hanya saya. Saya paling tidak suka ada orang yang mengejek di belakang saya”

“Keylan, Keylan, masalah begitu saja dibesar-besarkan. Kalo tidak suka ya diselesaikan baik-baik jangan pakai kekerasan. Di depan kamu itu tadi banyak ratusan siswa baru. Kamu juga sudah kelas 12 bentar lagi mau lulus. Setidaknya di saat-saat terakhir kamu di sekolah ini jangan suka buat masalah lah, buat kami sekali-kali bangga sama kamu. Sebagai senior bukanya memberi contoh yang baik untuk adik kelasnya malah memberi contoh buruk untuk mereka. Malu saya sebagai Guru BK kalau kamu seperti ini terus. Sudah sekarangkamu lari keliling lapangan 10 kali nggak boleh berhenti, kalau berhenti Ibu akan menambah menjadi 2x lipat. Dan kamu Kevin awasi Keylan”

“Siap Bu” ujar Kevin.

Mereka berdua keluar dari ruang BK.
“Makanya jangan cari masalah sama gue Keylan. Ribet kan urusannya, lo jadi dihukum guru” ujar Kevin dengan senyum kemenangan.

“BANGSAT”

***

Setelah menjalani hukuman lari keliling lapangan 10x Keylan langsung menuju kantin toh sebentar lagi istirahat.

Seperti biasa Keylan langsung duduk di tempat khusus yang memang diperuntukkan bagi Keylan dan teman-temannya.

Beberapa menit kemudian bel istirahat berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar kelas tak terkecuali 3 sahahat Keylan. Mereka bertiga langsung menuju kantin dan menduduki tempat khusus mereka.

Mereka mengobrol seperti biasa kecuali Keylan. Jika tak ada sesuatu yang penting Keylan untuk dibicarakan, Keylan memilih diam. Bahkan diajak bicara teman-temannya saja jawaban Keylan masih singkat dan padat. Keylan memilih bermain game online di ponselnya, selalu saja berkutat dengan ponsel.

Di tengah keasikan mereka mengobrol tiba-tiba datang gadis yang beberapa hari ini muncul di pikiran Keylan siapa lagi jika bukan Karin, siswa baru itu.

“Pagi Kak Keylan, ini Karin bawain nasi goreng buat kakak. Karin bikin sendiri spesial buat Kak Keylan. Kakak pasti belum sarapan kan?”ujar Karin.
Keylan tetap asik memainkan game online tanpa menjawab perkataan gadis itu.

“Sombong banget sih jadi orang, mentang-mentang Ketua Garuda seenaknya sama adik kelas,” ujar Novi, sahabat Karin.

“Novi, kamu nggak boleh gitu sama kakak kelas. Nanti kamu bisa kena masalah” balas Karin.

“Bodoamat Rin”

“Mulut lo kalau bicara yang sopan, masih siswa baru juga gayanya belagu banget” ujar Digo.

“Maaf ya, saya tidak ada urusan dengan anda tapi dengan teman anda” Novi menunjuk Keylan.

“Urusan lo sama Keylan juga jadi urusan kita dan jangan pernah jelek-jelekin Keylan atas nama Garuda”
Keylan yang kesal mendengar perdebatan di meja mereka langsung mengambil bekal pemberian Karin. Dia pun memanggil seseorang yang diketahui bernama Aziz dan memberikan bekal itu padanya.

“Beneran ini? Pas banget gue lagi lapar” kata Aziz. “Tumben lo baik? Nggak ada racunnya kan?”

“Nggak”

“Makasih banget Lan ternyata lo masih ada sisi baiknya”

Aziz pun segera pergi karena Keylan sudah melototinya.

“Kok nasi gorengnya dikasih ke orang lain kak?” ujar Karin merasa sedih.

“Daripada gue buang, kan mubazir”

“Tapi kan aku buatin itu buat Kak Keylan bukan buat orang lain”

“Udah gue terima kan? Jadi haknya udah beralih ke gue. Terserah mau gue makan atau enggak itu urusan gue”

“Dasar nggak tau terimakasih. Udah untung dikasih sarapan temen gue. Nggak menghargai banget sih jadi orang. Temen gue udah masak susah payah sampai ke sekolah hampir telat. Eh malah dikasih ke orang lain. Senior macam apa kaya gini, nggak tau diri!” ujar Novi.

“Nov, udah” Karin berusaha menghentikan amarah Novi.

Untung saja kantin tempat khusus Keylan dan sahabatnya sedikit sepi hanya beberapa anak berlalu lalang sehingga mereka tidak menjadi pusat perhatian.

“Gue nggak bisa terima Rin lo di kaya giniin sama mereka. Mentang-mentang mereka anak geng, mereka senior kita bukan berarti bisa berlaku semena-mena. Lo protes dong Rin jangan diem aja, bisa makin dienjek-injek lo sama mereka”

Keylan kali ini sudah tidak bisa diam. Teman Karin ini benar-benar mengganggu kesabarannya. Keylan menggebrak meja dan membuat Karin dan Novi terkejut.

“Lo tau diri dikit jadi adik kelas, nggak usah sok” ujar Keylan.
Keylan pun mendekat ke arah Novi dan hampir saja memukulnya tapi dicegah Andra.

“Lan, tenang. Lo harus inget kalau kita bukan pengecut, cowok ya harus lawan cowok. Dia cewek Lan kalau terjadi sesuatu, lo bisa di Drop Out dari sekolah”

Apa yang Andra katakan memang benar. Keylan bukan seorang pengecut dan dia tidak mau memukul perempuan bisa ribet urusannya. Sehingga itu membuat Keylan menghentikan aksinya.

“Untung lo cewek” kata Keylan, “kasih tau temen lo jangan macam-macam sama gue ataupun temen-temen gue atau kita akan bertindak kasar sama dia” lanjutnya pada Karin.

“Iya kak. Maafin temanku Novi ya, aku janji Novi nggak akan berbuat kaya gini lagi”

“Bagus deh” ujar Raffa.

“Novi, cepat kamu minta maaf sama mereka”

“Gue minta maaf? Enak aja, nggak sudi lah Rin kan gue nggak salah. Mereka yang salah harusnya mereka yang minta maaf”

“Nov, udahlah minta maaf aja. Kata Bundaku, ‘minta maaf sama orang nggak selalu saat kita berbuat salah' udah sana minta maaf”

“Hm yaudah iya” ujar Novi, “Kakak-kakak senior yang terhormat, gue minta maaf soal tadi”

“Iya dedek cantik, lain kali jangan diulangi ya. Kalau kalem gini kan kamu cantik. Jadi, jangan marah-marah” balas Andra.

Novi mengepalkan tangannya siap sedia memukul Andra tapi ia urungkan.

“Rasain tu dapet bogeman kan lo dari tu cewek” ujar Raffa.

Novi sangat kesal dengan Karin. Karin bukannya membela dirinya tetapi malah membeli anggota Geng Garuda yang kelakuannya udah kelewat batas itu. Kalau saja Karin bukan sahabatnya Novi pasti tidak akan sudi minta maaf ke mereka.

***
Terimakasih sudah membaca part ini. Jangan lupa dukungannya.....
~salam literasi~

Keylan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang