Eighteen

271 21 0
                                    

***

Cuaca malam yang dingin menusuk tubuh siapa saja yang sedang berada di luar. Keylan dan Raffa sedang perjalanan pulang menuju appartemen Keylan. Raffa akan menginap disana.

Dalam perjalanannya pulang, mereka berdua melihat dua gadis yang tidak asing tengah dikejar oleh orang asing.

“Lan mereka bukannya anak-anak Elang? Lagi ngejar-ngejar Karin kan?” entah mengapa Keylan dengan cepat menghampiri mereka setelah Raffa mengatakan bahwa itu Karin. Keylan sekrang lebih peduli kepada orang lain padahal sebelumnya dia tidak pernah peduli kepada apapun dan siapapun.

“BRENGSEKK!” Keylan menarik krah dan menonjok wajah salah satu dari mereka begitu juga dengan Raffa.

Walaupun mereka mengenakan masker, tapi jaket mereka tidak bisa disembunyikan.

“Dari dulu emang pengecut ya geng lo! Bisanya ngancurin Garuda lewat cewek. Lo laki bukan?” kata Raffa. Setelah mereka jatuh karena dilawan Keylan dan Raffa mereka segera pergi dari sana tanpa berniat mengejar kembali dua gadis itu.

“Anjing mereka lari Lan”

“Biarin aja”

Setelah cukup aman Karin dan Novi menghampiri Keylan dan Raffa. “Makasih banyak Kak Keylan Kak Raffa, kita nggak tahu deh kalau kalian nggak datang apa yang bakal terjadi” ujar Karin mengucapkan terimakasih.

“Sama-sama. Lagian lo berdua ngapain sih anak cewek malam-malam kluyuran? Kalau lo atlet silat terserah, tapi lo nggak bisa silat malah yang ada bikin repot orang lain” balas Raffa.

“Maaf Kak. Jadi sebenarnya Karin tadi kerja kelompok di rumah Novi, terus kita kan lapar jadi ya mau cari camilan. Orang tua Novi kan lagi ke luar kota dan di rumah Novi nggak ada apa-apa” jelas Karin.

“Terus sekarang mau pulang apa ke supermarket?”

“Ngapain sih lo nanya-nanya? Kepo banget” Novi langsung menjawab pertanyaan Raffa dengan ngegas.

“Lo itu jadi cewek ngeselin banget ya! Gue nanya biar gue sama Keylan bisa nganterin lo. Mau lo diikuti mereka lagi?”

“Mereka emangnya siapa Kak?” tanya Karin.

Raffa menjelaskan bahwa dua orang tadi adalah anak-anak Elang. Raffa juga menjelaskan bahwa anak Elang adalah musuh besar Garuda. Jadi, mereka harus hati-hati dengan Geng Elang karena bisa membahayakan.

“Apa hubungannya sama gue sama Karin?” sargah Novi.

“Mana gue tahu lah” balas Raffa.

“Dasar aneh. Harusnya lo tahu lah taktik musuh lo, sebagai musuh besar geng. Katanya geng lo udah geng besar”

“Anjir lo! Nggak usah jelek-jelekin Garuda” Keylan memutar bola matanya malas melihat perdebatan mereka. Sehingga Keylan menarik Karin untuk pergi dari Raffa dan Novi yang tak kunjung berhenti berdebat.

“Gue anter lo ke supermarket” ujar Keylan pada Karin.

“Tapi mereka gimana Kak?”

“Biarin aja”

“Tapi Kak, gimanapun juga Novi teman Karin. nanti kalau Karin duluan terus Karin sampai di rumahnya duluan gimana masuknya?” Keylan memutar bola matanya malas menanggapi Karin.

Raffa dan Novi akhirnya menyusul setelah selesai berdebat. Sebenanya belum selesai tetapi mereka berdua sama-sama menyudahi perdebatan itu karena Keylan dan Karin sudah tidak ada di dekat mereka.

“Udah Rin, kita pulang aja. Nanti camilannya biar gue Delivery Order” kata Novi.

“Akhirnya lo ikutin saran gue juga kan? Kenapa nggak dari tadi aja bege? Dasar nggak ada otak” balas Raffa.

“Diam lo! Gue nggak ngomong sama lo”

“Novi, udahlah jangan berantem terus. Nggak capek kamu? Lagipula Kak Raffa ini kan juga Kakak kelas kita”

“Rin, kalau gue bisa milih gue nggak akan mau punya kakak kelas songong kayak gini”

“Lo pikir gue juga mau punya adik kelas rese’ kayak lo”

“Udah Novi. Ayo kita pulang sekarang!”

“Gue antar. Teman lo biar di antar Raffa” kata Keylan pada Karin. Raffa terkejut mendengar pernyataan yang dilontarkan sahabatnya. “Harus banget gue Lan yang ngantar cewek rese’ ini?”

“Lo pikir gue juga mau dianterin sama lo? Mendingan juga gue jalan kaki”

“Tuhkan nyebelin banget nih cewek Lan. Males gue”

“Terserah. Yang jelas bukan jiwa anak Garuda yang tega ninggalin cewek sendirian” kata-kata Keylan membuat Raffa berpikir dua kali. “Yaudah iya gue anterin”

“Ogah gue”

“Novi, udah dong kamu mau aja. Nanti kalau mereka datang lagi gimana? Siapa yang mau nolongin kamu? Udah ya aku duluan ke rumah kamu, kasihan Kak Keylan udah nunggu”

“Dengerin itu kata teman lo yang pintar! Makanya punya otak itu buat mikir” Sedari tadi Raffa sudah mengatai Novi habis-habisan. Kini Novi mengeluarkan sampah serapah dari mulutnya. Kata kasar langsung terlontar begitu saja.

“Ferguso lo”

“Kasar banget sih jadi cewek”

“Masbuloh?”

“Yaiyalah. Gue nggak terima dipanggil ferguso”

“Lo sebenarnya mau nganter gue pulang apa ngajak gue debat sih?”

“Kalau lo nggak rese’ ya gue nggak bakalan ngajak debat bege. Lo pikir nggak capek adu mulut sama lo?”

“Siapa suruh adu mulut sama cewek. Ingat pasal bahwa cewek selalu benar”

“Hm iyain aja”

“Yaudah cepat anterin gue pulang abang ojek” Novi memanggil Raffa dengan sebutan ‘abang ojek’. Hal itu membuat perselisihan lagi dia antara keduanya.

“Lo pikir gue tukang ojek. Kalau bukan Keylan yang nyuruh gue, males gue ngantar lo”

“Terus menurut lo gue juga mau gitu dianterin sama lo? Ini karena gue terpaksa”
Alhasil tetap Raffa yang harus mengalah dari Novi untuk mengakhiri perdebatan. Dan Raffa segera mengantarkan Novi pulang.

***

Raffa sedang bermain play station di appartemen Keylan. Sementara Keylan sedang mamainkan gitarnya.

“Lan, menurut gue lo kayaknya harus jagain Karin deh”

“Kenapa lo tiba-tiba nyuruh gue jagain dia?”

“Karin sekarang udah jadi incaran anak-anak Elang. Gue tahu ini pasti salah satu ide Alex tapi masalahnya yang jadi incaran bukan cuma Karin tapi juga orang lain di sekitarnya. Lo mau nglibatin cewek yang nggak tahu apa-apa di permusuhan Garuda dan Elang. Lo juga bilang kan kalau waktu itu anak-anak Elang ngikutin lo pas lo mau nganterin Karin pulang. Sebenarnya gue udah ngomongin ini sama anak-anak sebelumnya”

“Kenapa harus gue?”

“Ya lo pikir mau siapa lagi? Seluruh geng Garuda? Nggak bakal bisalah Lan. Gue rasa lo mampu buat jagain dia. Gue sama anak-anak bakal bantu lo dari belakang. Mungkin cara ini juga bisa membatasi peluang anak-anak Elang khususnya Alex buat mewujudkan strategi mereka lewat Karin”

“Maksud lo berarti gue harus bareng-bareng sama dia?” Raffa mengangguk sebagai jawaban. “Lo coba aja dulu. Entah berhasil atau nggak itu urusan nanti”

“Tau lah Raf, pusing gue”

“Lo nggak harus jawab sekarang. Lo pasti juga butuh waktu nuat mikir. Gue kasih lo waktu tapi jangan lama-lama. Besok pas kumpul di basecame lo harus ada jawabannya”

“Hm”




***
Terima kasih sudah membaca part ini. Jangan lupa votenya. Kritik dan saran bisa langsung tulis di kolom komentar. Thankyou
~salam literasi~

Keylan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang