Twenty Five

266 16 1
                                    

***

Setelah sampai di SMA Nasional semua murid serta guru yang ikut dalam camp ini sangat bahagia. Walaupun harus kelelahan karena perjalanan kumayan jauh. Dan panitia pun juga merasa cukup senang karena acara yang mereka selenggarkan berjalan dengan lancar.

Anak-anak OSIS yang menjadi panitia kini harus mengadakan evaluasi selepas kegiatan karena hal tersebut memang wajib dilikukan setelah acara selesai. Karin yang turut menjadi panitia pun harus otomatis akan mengikuti evaluasi.

“Lo pulang sama gue ya?” kata Keylan pada Karin.

“Aku kan masih mau evaluasi dulu sama panitia yang lain”

“Gue tungguin”

“Tapi kalau lama gimana?”

“Tetep gue tungguin”

“Jangan Lan. Kamu pasti capek, kamu pulang duluan aja”

“Kalau gue maunya disini gimana?”

Karin mendengus seraya memutar bola matanya malas. “Susah ngomong sama kamu. Yaudah terserah kamu aja”

Sembari menunggu Karin yang berada di ruang OSIS, Keylan duduk di kursi panjang di depan ruang OSIS sambil menyandarkan kepalanya ke dinding. Badanya terasa lelah selepas mengikuti kegiatan seperti ini. Sebenarnya Keylan sangat tidak suka terhadap momen yang menguras tenaganya. Padahal bisa dibilang, bertengkar dan balap liar juga menguras tenaga.

Karin yang baru saja selesai evaluasi terkejut melihat Keylan yang terlelap di kursi sambil menyenderkan kepalanya. Sepertinya Keylan memang sangat kelalahan terlebih dia masih harus menunggu Karin.

Karin langsung mendekati kursi dan duduk di sebelah Keylan. Karin dengan hati-hati membersihkan keringat di dahi Keylan dengan kaosnya agar dia tidak terbangun. Tetapi Karin salah, justru Keylan merengah dan pelan-pelan membuka matanya.

“Enghh... udah selesai ya?” ujar Keylan yang baru setengah sadar.

Karin hanya mengangguk.
“Maaf gue ketiduran”

“Nggak papa. Kamu pasti capek banget, tadi sih aku suruh pulang duluan nggak mau”

“Gue cuci muka dulu habis itu kita pulang” Keylan mengalihkan pembicaraan kemudian langsung menuju washtafel untuk membasuh wajahnya.

Keylan kini menepati janjinya bahwa akan membelikan Karin es krim. Keylan memberhentikan motornya di salah satu kedai es krim. Karin tidak menyangka bahwa Keylan benar-benar menepati janjinya hari ini juga juga. Padahal Keylan sendiri sudah kelelahan.

Karin yang masih diam di samping motor Keylan ditarik masuk oleh Keylan.

“Kamu kebiasaan deh suka narik-narik tangan aku”

“Lo lama sih. Katanya mau es krim”
Karin tersenyum lebar. Dia langsung memilih es krim favoritnya. Tak hanya memilih satu es krim tapi lima es krim sekaligus. Bukan Karin namanya jika beli es krim hanya satu. Keylan yang menunggu gadisnya membeli es krim hanya tersenyum kecil sambil geleng-geleng kepala. Keylan kemudian menuju kasir dan membayar es krim Karin.

Keduanya kembali menuju motor dan segera meninggalkan kedai.

Setibanya di rumah Karin, Keylan langsung menyuruh gadisnya untuk masuk. Dan Keylan sendiri tidak mampir karena melihat bahwa Karin pasti sudah kelelahan.

“Gue langsung pulang ya. Habis ini lo istirahat. Salam buat Bunda”

“Iya. Kamu hati-hati”

Keylan menjawab dengan anggukan. Dia kemudian melajukan motornya meninggalkan komplek rumah Karin.

***

Keylan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang