Thirteen

336 24 0
                                    

***

Akhirnya kini Keylan dan Karin sampai di salah satu wahana bermain atau yang sering disebut timezone. Begitu tiba disana Karin tersenyum penuh bahagia. Pasalnya sudah sangat lama dia tidak berkunjung ke timezone. Keylan pun turut merasakan kesenangan melihat gadis itu tersenyum. Karin segera mengajak Keylan untuk naik salah satu wahan yang menjadi favoritnya. Dan anehnya, Keylan juga menuruti apa yang dikatakan gadis itu. Padahal dia sama sekali tidak pernah mau menuruti semua permintaan orang kecuali mama dan teman-temannya segeng.

"Kak Keylan ternyata juga suka main ke timezone ya?" tanya Karin ketika mereka akan menaiki salah satu wahana yang diinginkan Karin.

"Nggak"

"Terus kenapa ngajak Karin ke timezone?"

"Kalau nggak mau yaudah pulang aja" Keylan melangkah kakinya untuk mengajak gadis itu pulang.

"Eh jangan Kak. Ya sudah kalau gitu aku nggak nanya-nanya lagi"

"Bagus"

Mereka berdua kemudian menaiki wahana itu. Keylan pikir sebelumya gadis itu takut ketinggian, tapi ternyata salah. Setelah membaca puisi dan tulisan Karin di buku yang dibawa Keylan justru Karin sangat menyukai ketinggian.

"Bagus banget ya Kak pemandangannya kalau dilihat dari ketinggian. Aku suka banget kalau lihat pemandangan dari ketinggian, kelihatan lebih cantik dan indah"

"Pemandangan itu tergantung siapa yang melihat, kalau dia punya jiwa seni dilihat dari segala arah pun pemandangan akan terlihat indah" balas Keylan.

"Hah? Ternyata Kak Keylan pintar juga. Yaampun, idaman banget deh, udah ganteng pintar lagi" batin Karin.

Keylan berdehem membuyarkan lamunan Karin dan halusinasinya.

"Jangan nglamun nanti lo kesambet ngrepotin orang lain. Jangan nyusahin" ujar Keylan.

"Eh iya Kak maaf"

Setelah cukup lama menjajal berbagai wahana permainan, Keylan membawa Karin menuju salah satu warteg ketoprak di dekat timezone tersebut.

"Kak Keylan nggak papa emang makan di warteg?" tanya Karin.

"Kenapa?"

"Kak Keylan kan dari keluarga kaya raya, apa nggak gengsi gitu makan di warteg? Pasti Kakak kan biasanya makan di restoran mahal"

"Nggak usah bawa-bawa kekayaan, gue nggak suka. Buat apa juga gengsi, toh harta yang gue punya sekarang itu warisan bukan hasil jerih payah gue sendiri"

"Yaampun, benar-benar laki-laki idaman kamu. Ganteng, pintar, udah gitu nggak sombong lagi. Jadi, makin kagum dan sayang aku sama Kakak" batin Karin.

Keylan langsung masuk tanpa memperdulikan gadis itu. Dia sengaja melakukan untuk mengerjai Karin. "Salah sendiri nglamun terus, tau rasa lo gue kerjain" batin Keylan.

Karin tidak sadar jika Keylan sudah masuk ke warteg, sampai tiba-tiba ada seseorang yang tak sengaja menyenggolnya dan membuat Karin tersadar dari lamunannya. Karin melihat bahwa Keylan sudah di dalam bahkan sudah mendapat bangku. Karin menepuk jidatnya karena tingkat halusinasinya tentang Keylan sudah mencapai klimaks.

"Aduh Karin, kamu apa-apaan sih, jangan mimpi aneh-aneh. Jangan buat Kak Keylan ilfeel lagi sama kamu. Kata Novi, kalau kamu kebanyakan halu bisa-bisa kamu nanti gila" batin Karin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Karin kemudian masuk ke warteg tersebut dan segera menghampiri Keylan karena kebetulan kursi di depan Keylan kosong.

"Kak Keylan kapan sih masuknya? Kok aku nggak tau? Masa tadi ditinggalin sendirian di depan?" ujar Karin.

Keylan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang