Six

450 24 0
                                    

***

Sementara Karin tengah panik mencari keberadaan bukunya. Dia sudah mencari di penjuru perpustakaan tapi tak juga dia temukan.

“Novi, ini gimana? Semua puisi aku tertulis disitu, kamu tau kan buku itu sangat berarti” ujar Karin panik.

“Iya Rin iya, tapi kamu tahu sendiri kan kalau buku itu nggak ada”

“Ya terus aku nulisnya puisi gimana?”

“Lo masih ada diary kan di rumah?”

“Ada”

“Yaudah, sementara ini lo pakai buku itu dulu aja buat nulis puisi-puisi lo. Atau lo tulis aja dulu di laptop atau mana kek”

“Kalau masalah itu aku bisa nulis dimana aja. Cuma masalahnya, aku nulis semua karyaku di buku itu susah payah dan aku pun dapat buku itu juga susah payah Novi”

“Ya terus mau gimana? Gini aja deh besok kita cari lagi, sekarang kita ke kelas dulu habis ini kan masuk”

“Yaudah deh iya”

***

Sebelumnya Karin tak pernah sekhawatir ini. Karin hanya takut jika ada yang membaca puisinya kemudian di copas sebagai hasil karyanya.

“Siapapun yang sekarang bawa buku itu aku mohon jaga baik-baik, jangan disalahgunakan ya” gumam Karin.

Akhirnya Karin memilih untuk keluar rumah dan menuju taman dekat komplek sambil membawa buku diarynya.

Ketika sampai, Karin segera duduk di kursi taman dan menuliskan sesuatu di diary itu. Tetapi baru saja ingin menulis seseorang tak diundang tiba-tiba datang.

(Karin: Yaelah thor, emang lu kira dia jailangkung pake segala bahasatak diundang’). (author: Yaenggak lah, kan dia emang orang asing yang tak diundang).

#Back to topic

“Hai” sapa orang itu.

Karin pun menoleh dan membalas sapaan itu. “Ada apa ya?”

“Boleh gue duduk?” tanya orang itu.

“Ahiya duduk aja”

Orang itu kemudian duduk disamping Karin.

“Lo sendirian di taman nggak takut apa? Ini kan udah malam”

"Enggak sih, aku juga udah biasa ke taman ini dan disini nggak mungkin ada orang jahat kan ada petugas yang jaga. Lagipula ini juga di wilayah dekat komplek pasti orang jahat was-was kalau mau kesini”

“Rumah lo dekat sini juga?”

“Iya”

“Eh kayaknya tadi lo mau nulis ya? kenapa nggak dilanjutin dulu?”

“Nggak usah nggak papa kok. Nanti aja di rumah bisa”

“Kedatangan gue ganggu waktu lo ya?”

“Enggak kok enggak santai aja”

“Ehiya dari tadi kita ngobrol kita belum kenalan kan? Ada satu pepatah yang bilang ‘tak kenal maka tak..."

“Sayang” balas Karin.

“Cie manggil sayang”

“Loh, gimana sih kan aku nerusin pepatahnya”

“Iya-iya bercanda kok. Kenalin gue Alex, lo?”

Keylan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang