15 || Pertengkaran

234 44 32
                                    

HAPPY READING!

Dua puluh menit sebelum bel masuk, Crystal sudah berada di dalam kelasnya seraya membaca buku biologinya. Sejenak ia melihat benda mungil yang melingkar di pergelangan tangan kanan nya.

"Crystalll!" teriak Irene histeris saat memasuki kelas. Crystal hanya menoleh sejenak lalu kembali membaca bukunya.

Bahunya terkena pukulan oleh Irene lumayan keras membuat Crystal mengaduh.

"aduh, apa-an sihh" ucap Crystal ketus tanpa melihat Irene, matanya masih fokus membaca tulisan di dalam buku.

"i-iituu lo--"

"apa? Pr biologi? Mau lihat? Tuh di laci, ambil aja" potong Crystal masih tak memandang bukunya.

"kalo ada orang ngomong itu di dengerin sampe selese jangan main potong-potong aja kaya daging ayam!" bentak Irene lancar tanpa titik maupun koma.

Crystal mendengus lalu menutup bukunya dan menatap Irene dengan malas.

"silahkan tuan putri duduk dulu dengan manis baru lanjutin ngebacotnya" ujar Crystal seraya menggerakan kedua tangannya kebawah menandai Crystal mempersilahkan Irene duduk.

"nah silahkan nyonya Irene dilanjut ngebacotnya" lanjut Crystal sok manis dengan raut wajah malas.

Irene berdecih "ngeselin banget si jadi anak" ucap Irene seraya memajukan mulutnya beberapa senti.

Crystal yang melihat raut wajah Irene hanya menahan tawanya tak ingin meledeknya.

"hahaa biasa aja kali mukanya" ledek Crystal seraya menarik bibir Irene yang masih manyun.

"ish apaansi, bibir cantik gue rusak nanti" balas Irene kesal lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Crystal hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"oh yaa tuan putri?" balasnya lagi meledek

Irene yang tak mau lagi membalas ledekannya itu langsung teringat kejadian yang ia lihat tak lama tadi.

"tau ah, nih gue mau cerita mau dengar gakk!" ucap Irene tajam

"dih ngegas, biasa aja mbaknya" balas Crystal tak kalah tajam. Irene tak membalas ocehannya, ia langsung menceritakan kejadian tadi pagi yang ia lihat.

Crystal yang mendengar semuanya kini menatap wajah Irene tak percaya, beberapa detik matanya tak berkedip, mulutnya terkatup.

Irene yang melihatnya kini bergidik ngeri, ia melambaikan tangannya di depan wajah Crystal hinggal akhirnya Crystal tersadar.

Perlahan air matanya turun. "lo serius ngeliat itu semua?" Irene mengangguk lemah, dengan segera tangannya memeluk Crystal.

''•••''

"permisi tuan puteri" ucap Verro lembut kepada Crystal sepulang sekolah.

Crystal yang memang masih dalam keadaan mood yang buruk, ia hanya melirik Verro sekilas lalu memutuskan kontak matanya dan langsung melenggang pergi.

Verro yang melihat sikap aneh dari Crystal langsung mengejarnya.

"Crystal!" panggil Verro keras di koridor, kakinya melangkah lebar mengejar Crystal, hingga akhirnya Crystal memilih berlari lebih cepat.

CRYSTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang