Bicara

523 71 6
                                    

"Lo biang keroknya."

"KOK JADI GUE??!!"

Lucas tidak terima saat aku menuduhnya sebagai biang kerok atas pertengkaranku dengan Yuta beberapa hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucas tidak terima saat aku menuduhnya sebagai biang kerok atas pertengkaranku dengan Yuta beberapa hari yang lalu. Meski begitu, dia tidak benar-benar marah, yang ada malah cengengesan dan seolah masalah yang aku alami ini tidak separah yang dia pikirkan.

Dia hanya mendengus seolah kesal namun tetap saja masih sempat mengeluarkan jokes yang sebenarnya bisa saja menyulut emosiku.

Pagi tadi, entah ada angin apa tiba-tiba saja aku meminta Lucas menjemputku. Tidak ada penolakan sama sekali, yang ada dia kegirangan karena ini hal yang pertama kali aku lakukan padanya. Tidak menunggu waktu yang lama, Lucas pun tiba di rumahku hanya selang 15 menit sejak aku menelfonnya.

Jujur, meskipun aku dan Yuta tidak sedang baik-baik saja, bukan berarti aku bisa menghilangkan rasa takutku pada Yuta, rasa takut itu tetap ada. Apalagi ketika aku berboncengan dengan Lucas, sepanjang jalan yang aku pikirkan hanya ketakutanku dan membayangkan bagaimana jika saja Yuta tiba-tiba ada di belakang kami.

"Jadi lo minta ketemu gue cuma mau bilang kalo gue biang kerok?." Kata Lucas yang kini berada duduk di depanku dengan segelas soda ditangannya, dia mendengus kesal.

"Padahal gue gak ngapa-ngapain." Sambungnya.

Aku menatapnya yang kini sedang mengunyah beberapa kentang goreng yang sudah ia pesan.

"Gue bingung."

"Bingung kenapa?"

Aku menarik nafas panjang sebelum melanjutkan kalimat yang belum sempat terucapkan. Lucas dengan posisi sangat siap, menunggu aku untuk lanjut bercerita.

"Gue gak ngerti kenapa Yuta bisa berubah sedrastis itu."

Lucas mengangguk seolah mengerti dengan permasalahanku, dia juga menautkan alisnya hingga beradu. Aku tidak tahu apa yang sedang Lucas pikirkan tapi sepertinya dia memang sedang benar-benar berfikir.

"Lo pernah gak sih tau sisi gelap cowok lo?"

"Setau gue Yuta putih, gak ada bagian atau sisi yang gelap."

Lucas menepuk jidatnya sendiri dan menghembuskan nafasnya kasar.
"Maksud gue bukan gelap kulitnya astagfirullahaladzim."

Aku hanya bisa tertawa melihat Lucas sampai memijat keningnya sendiri. Pada akhirnya aku menceritakan padanya tentang apa yang sudah aku ketahui dari Kang Doni tempo hari.

"Hmm gitu ya.."

Sebelum melanjutkan cerita, Lucas beranjak dari tempat duduknya dan pergi kearah tempat memesan makanan.

"Gue pesen lagi makan ah, ini mah bakal seru ceritanya." Ujarnya sambil tertawa cengegesan.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan anak itu. Sambil menunggu Lucas, aku menyempatkan untuk membuka akun Instagramku namun yang pertama kali muncul di beranda ku adalah postingan Yuta.

101 [ YUTA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang