Hari itu menjadi hari yang paling sulit untukku, dan juga untuk Yuta. Lagi-lagi aku melihat Yuta menangis dihadapanku, bukan menangisi mendiang adiknya lagi tetapi kali ini menangisi hubungan kami.
Namun, hari itu menjadi sebuah pembelajaran, khususnya untuk diriku sendiri. Sekarang aku tahu, laki-laki pun ternyata bisa menangis hanya karena rasa cintanya yang terlalu besar. Laki-laki juga memiliki hati yang lemah. Mereka punya rasa insecure, tidak percaya diri dan rasa iri.
Antara senang karena semua kegelisahanku hampir terjawab semua, namun rasa sedih menggerayangi seluruh pikiranku, hancur semua perasaan ini ketika aku harus menerima sesuatu yang sebenarnya tidak bisa aku terima.
Sejak saat itu, aku hanya bisa menangis untuk menumpahkan semua rasa sedihku. Apalagi ketika mengingat saat Yuta memelukku di ruang kerjanya, mungkin untuk yang terakhir kalinya.
"Yuta..."
"Biarin kayak gini dulu, bentar aja."
Saat itu aku membiarkan Yuta tetap berada dalam pelukanku, aku pun sangat merindukan momen ini. Semenjak sering bertengkar, aku tidak pernah sedekat ini dengan Yuta. Aku juga sempat berfikir apakah aku akan merasakannya lagi dihari-hari berikutnya atau ini akan menjadi yang terakhir kalinya.
"Aku minta maaf kalo akhir-akhir ini sering ganggu pikiran kamu."
Yuta melepaskan pelukannya dan kembali menggenggam tanganku dengan erat.
"Aku sering bikin kamu sedih, bikin kamu jadi gak fokus sama persiapan wisuda kamu."
"Gapapa, kita perbaiki semuanya bareng bareng, bisa kan?"
Saat itu aku berusaha membuat Yuta merasa nyaman untuk menceritakan semua yang ingin dia ceritakan, aku pun mempersiapkan hati jika saja ada penyataan Yuta yang tidak sesuai dengan harapanku.
Dia melepaskan genggamannya, menghapus air matanya sendiri lalu menyisir rambutnya menggunakan jari.
"Pertama, aku cemburu." Ujarnya sembari menundukan kepala.
"Cemburu sama Lucas?" Jawabku dan Yuta mengangguk sebagai jawaban.
Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, tertawa sedikit karena ini terlihat sangat lucu. Sangat tidak disangka seorang Yuta yang sudah lama aku kenal ternyata bisa cemburu juga. Padahal yang aku tahu, dia bukan lelaki pencemburu.
"Kenapa ketawa?" Tanya Yuta menaikan sebelah alisnya dengan wajah kebingungan.
"Abisnya kamu lucu, kayak bukan Yuta yang aku kenal. Yuta yang aku kenal gak cemburuan."
Ada garis senyum yang tampak dipaksakan di wajah Yuta. Dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kearah jendela. Beberapa saat dia hanya terdiam sembari memandangi jalanan dari ruang kerjanya.
Terlihat kedua tangannya masuk ke dalam saku celana, beberapa kali ia pun menyisir rambut menggunakan jari tangannya, mungkin Yuta sudah mulai merasa tidak nyaman dengan suasana ini.
"Kalo memang kamu beneran gak suka aku temanan sama Lucas, aku bisa kok bilang ke dia buat jaga jarak sama aku."
Perkataanku yang tadi membuat Yuta membalikan badannya kearahku. Dia perlahan berjalan kembali dan menarik kursi didekat mejanya untuk duduk berhadapan denganku.
"Bukan gitu, gapapa kok kalo kamu masih mau temenan sama dia. Aku cuma bilang aja kalo aku cemburu."
"Sekarang masih cemburu juga?"
"Enggak terlalu sih. Aku cuma takut kamu jadi suka sama dia."
"Aku? Suka sama dia?"
Seketika tawaku lepas sampai aku tidak bisa menahannya lagi. Tapi sebaliknya, Yuta menganggap jika hal yang sedang dia bicarakan bukan hal yang konyol.
KAMU SEDANG MEMBACA
101 [ YUTA ]
FanfictionBukan cerita yang berat, ini hanya sedikit cerita tentang perjalanan cintaku dengan seseorang bernama Yuta. [ Mohon bijak dalam memilih bacaan, pilihlah bacaan sesuai usiamu 💚 ] 🥇 Ranking : #1 nakamotoyuta on 3 January 2021 Start: 01-10-19 © VANC...