Saya yang Ganti

386 50 8
                                    

Sebagai seorang karyawan yang kerja dari senin sampai jumat, keinginanku hanya satu, ingin bermalas-malasan ketika hari libur. Kebetulan hari ini adalah hari sabtu dimana waktu masih sangat pagi dan cuaca pun sangat dingin membuatku hanya ingin berlama-lama berada di dalam kamar. Niatku hanya ingin menjadikan hari libur ini hari yang tidak produktif. Hanya berdiam diri dengan selimut yang masih menggulung seluruh tubuh, rasanya nikmat sekali sebelum semua kenikmatan itu terganggu oleh dering telfonku yang berbunyi.

Tanganku keluar dari dalam selimut, meraba permukaan kasur dan mencari-cari keberadaan ponselku. Aku pun berhasil meraihnya dan dengan terpaksa membuka kedua mataku yang disambut dengan cerahnya layar ponsel membuat mataku otomatis terpejam kembali.

Setelah ku perhatikan beberapa detik, ternyata panggilan itu dari Alda, teman kantorku. Dengan malas aku mengusap layar hingga suara Alda pun terdengar.

"Heh! Lama banget angkat telfonnya." Suaranya terdengar dengan nada tinggi.

"Hmmm ada apa?" Jawabku dengan suara khas bangun tidur.

"Lo baru bangun? Gila ya lo mau rejeki lo di patok ayam hah?"

"Ini kan hari sabtu Al, ayamnya juga pasti libur."

"Ngaco lo."

"Ada apa sih? Sumpah lo ganggu hari bermalas-malasan gue tau."

"Gausah banyak protes, hari ini si bos ulang tahun, kita semua di undang ke acara dia, makan-makan cuy lumayan."

"Ah males gue, lo aja sana pergi."

"Yaudah terserah lo, tapi tadi si bos bilang yang gak hadir harus ikut ke WBB hari senin."

"GILA? PERATURAN MACAM APA ITU ANJIR?"

"Gausah heran, lo kan tau bos kita aneh."

Aku menghembuskan nafas kasar, bukan sekali dua kali bos itu selalu bersikap seenaknya. Sudah lama rasanya aku ingin keluar dari tempat kerja itu, tapi aku juga bingung harus kerja dimana lagi.

"Huh, yaudah tapi gue bakal dateng telat."

"Dih kok dateng telat direncanain? Hahaa."

"Bodo amat, gue dateng 15 menit sebelum acara selesai pokoknya."

.

.

.

Cuaca mulai panas, aku yang sedang ditemani Yoga berada dijalan menuju salah satu mall yang ada di kota bandung.

Tadi pagi setelah Alda mengabariku tentang acara ulang tahun pak Chandra, aku pun bingung harus memberi hadiah apa untuknya. Awalnya aku menghubungi Lucas, aku memintanya untuk mengantarku membeli hadiah tapi ternyata Lucas sedang sibuk, ya wajar saja karena dia sedang fokus dengan skripsinya. Pada akhirnya aku memutuskan untuk meminta bantuan pada Yoga dan beruntung dia bisa mengantarku.

"Emang bos kamu usianya berapa Sar?" Suara Yoga memecah lamunanku."

"Eh, hmm berapa ya aku juga gatau Yong hahaaa."

"Aikamu hahaa, masa gatau, kira-kira deh berapa?"

"Hmmm mungkin 29? Gatau deh, badannya udah dewasa banget tapi kelakuannya duh kayak anak kecil Yong."

"Masa sih?"

"Benerrrr."

Yoga pun tertawa mendengar penjelasanku. Di dalam mobil aku dan Yoga banyak mengobrol, mulai dari membahas hadiah apa yang kira-kira cocok untuk diberikan pada pak Chandra, sampai membahas tentang Yuta.

Tak terasa kami pun sampai di tempat tujuan. Yoga memasuki area basement dan memarkirkan mobilnya. Setelah mobil terparkir, aku pun melepas seatbelt dan keluar dari dalam mobil lalu berjalan dan diikuti oleh Yoga dibelakangku.

101 [ YUTA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang